diberikan kepadanya bersifat lebih khusus dan tertentu yaitu sebagai pelaksana sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dengan demikian, karyawan pelaksana hanya
dimintai pertanggungjawaban atas beban kerja mereka sesuai jabatan yang melekat padanya, tanpa harus terkait dengan proses manajerial. Sejumlah karyawan tersebut
diatur dan disusun berdasarkan bidang kekhususan kerjanya. Misalnya pemanen dipimpin oleh mandor panen, karywan pemeliharaan dipimpin oleh mandor
pemeliharaan dan seterusnya.
4.3. Profil Informan
Profil informan disini adalah data diri dari para informan yang telah diteliti dan diperolah segala informasi-informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Kemudian dari hasil penelitian dapat ditentukanlah informan yaitu sebanyak 9 informan. Yang terdiri dari 1 orang manager, 1 orang KTU, 3 orang staf, dan 4 orang
karyawan. Adapun profil informan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
4.3.1 Informan ke-1
1. Nama
: Taman 2.
Usia : 47 tahun
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki 4.
SukuAgama : JawaIslam
5. Pendidikan terakhir
: SMA Pak Taman adalah salah seorang karyawan di Perkebunan Tandem Hilir I dan
bertempat tinggal di Jl. Listrik Desa Tandem Hilir I PTPN II. Ia sudah bekerja
Universitas Sumatera Utara
menjadi seorang hansip sejak tahun 1989 dengan golongan Ia dan bertempat tinggal di wilayah PTPN II sejak tahun 1995 yaitu sekitar 16 tahun. Menurutnya, bertempat
tinggal di PTPN merupakan satu keuntungan lain dari beberapa fasilitas perusahaan yang masih dapat ia dan keluarganya nikmati. Ia tidak perlu mengeluarkan uang
banyak untuk membayar sewa perumahan. Bahkan ia juga dapat memiliki pekerjaan sampingan lain yaitu beternak seekor Lembu betina yang baru beberapa bulan ini ia
ganti dari Kambing menjadi Lembu. Karena menurutnya, beternak Lembu lebih aman daripada Kambing. Ia pernah memelihara beberapa ekor Kambing dan karena rumah
yang tidak didukung pagar yang dapat memberikan keamanan bagi ternaknya tersebut maka kambing-kambing yang telah ia pelihara selama beberapa tahun pun hilang
dicuri orang tak dikenal. Padahal hasil dari beternak inilah yang nantinya dapat menambah uang belanja dan biaya keperluan pendidikan anaknya.
Di PTPN, penetapan golongan berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Karena Pak Taman berpendidikan terakhir sampai SMA, maka
dirasa sudah cukup pas apabila ia berada pada posisi sebagai satpam. Kondisi lingkungan di sekitar perkebunan zaman sekarang berbeda dengan zaman
dahulu saat ia masih kanak-kanak. Kalau sekarang, akuinya, sudah mulai membaur antara sesama masyarakat disini. Jadi perbedaan pun tidak begitu nampak lagi
sekarang. Beda pada waktu dulu semasa ia kecil, selain karena letak pemukiman ynag memang sudah dibedakan antara kepala bagian dengan karyawan yang dibawahinya.
Ini diketahuinya karena memang ia tinggal di perkebunan sejak kecil. Orang tua Pak
Universitas Sumatera Utara
Taman sendiri merupakan pekerja di perkebunan juga sehingga ia pun mendapatkan kesempatan kerja di perkebunan yang sama.
Menurutnya, perselisihan sesekali pasti ada terjadi, akan tetapi tidak sampai menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Karena, perselisihan diantara setiap
karyawan itu sudah biasa karena memang setiap orang memiliki perbedaan pendapat. Praktek KKN sebenarnya bukan hanya ada di wilayah perkebunan saja, akan
tetapi pada saat ini sudah bisa ditemukan di manapun. Sedangkan di wilayah perkebunan sendiri, apabila dikatakan ada atau tidaknya praktek KKN menurutnya,
dapat dikatakan ada tetapi memang tidak secara langsung dirasakan. Pak Taman pun mengatakan bahwa apabila dirinya ditanya mengenai pernah atau tidaknya ia
mengalami praktek KKN, ia pun tidak dapat mengatakan pernah atau tidak karena memang terkadang tidak terlihat tapi dapat dirasakan keberadaannya. Hal ini yang
kemudian mengakibatkan masyarakat sudah menganggap ini menjadi suatu hal yang biasa saja.
Atasan memiliki fungsi dan peran yang berbeda dengan bawahan. Namun ada saatnya bawahan akan sangat diperlukan oleh atasan, dalam hal ini yang menjadi
atasan dari Pak Taman adalah PAPAM yang membawahi para satpam. Dalam pengambilan keputusan pun biasanya hanya diwakilkan oleh PAPAM saja, satpam-
satpam tidak diikutsertakan. Jadi dapat dikatakan bahwa Pak Taman selaku satpam hanya menjalankan hasil dari kebijakan yang telah diputuskan tetapi biasanya atasan
sudah mengetahui keinginan dari bawahannya. Ini terjadi karena sesama pekerja sudah terjalin interaksi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh di kehidupan sehari-hari Pak Taman sendiri tidak begitu dirasakannya, hanya tingkat keamanan yang telah menjadi kebiasaannya sebagai satpam sering
terbawa sampai di lingkungan tempat tinggalnya. Karena atasan sering menerapkan kesiagaan terhadap penjagaan keamanan di lingkungan perkebunan.
4.3.2 Informan ke-2