Informan ke-5 Profil Informan

menurutnya, dapat dibilang ada keberadaannya tetapi tidak secara langsung dapat dirasakan. Bapak Sudarman juga mengatakan bahwa apabila dirinya sampai saat ini tidak pernah mengalami praktek KKN. Walaupun hal tersebut dianggap oleh masyarakat sudah menjadi suatu hal yang lumrah. Atasan memiliki fungsi dan peran yang berbeda dengan bawahan. Namun ada saatnya bawahan akan sangat diperlukan oleh atasan, dalam hal ini yang menjadi atasan dari Bapak Sudarman adalah manager yang membawahi seluruh karyawan di PTPN II kebun Tandem Hilir. Jadi dapat dikatakan bahwa Bapak Sudarman selaku kepala bagian bidang managerial selain memutuskan, ia juga harus mampu menjalankan hasil dari kebijakan yang telah diputuskan. Di dalam kehidupan sehari-hari Bapak Sudarman, pengaruh pengambilan keputusan yang memang biasanya hanya diwakilkan oleh beberapa karyawan yang dianggap mumpuni untuk memecahkan suatu permasalahan yang berkenaan dengan perusahaan tidak terbawa di wilayah tempat tinggalnya.

4.3.5 Informan ke-5

1. Nama : Suriadi 2. Usia : 50 tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. SukuAgama : JawaIslam 5. Pendidikan terakhir : SMP Universitas Sumatera Utara Pak Suriadi merupakan salah seorang karyawan di Perkebunan Tandem Hilir I dan bertempat tinggal di Jl. Listrik Desa Tandem Hilir I PTPN II. Ia sudah bekerja sebagai tukang suruh di PTPN-II sejak tahun 1992 dengan golongan Ia dan bertempat tinggal di wilayah PTPN II sejak tahun 1992 yaitu sekitar 14 tahun. Ia memiliki pekerjaan sampingan lain yaitu beternak Lembu. Menurutnya, beternak Lembu dapat menambah uang belanja dan membiaya keperluan pendidikan anaknya. Baginya, bertempat tinggal di PTPN adalah keuntungan dari ketersediaan fasilitas perusahaan yang dapat ia dan keluarganya nikmati. Pak Suriadi yang hanya memiliki pendidikan terakhir sampai SMP, maka menurutnya sudah cukup memuaskan berada pada posisi sebagai tukang suruh. Walaupun memang terkadang ia harus siap untuk bekerja lebih keras. Sedangkan kondisi lingkungan di sekitar perkebunan sepengetahuan Pak Suriadi selama 14 tahun ini baik-baik saja, hubungan antara para karyawan di perusahaan pun baik. Menurut Pak Suriadi, tidak pernah mengalami diskriminasi di PTPN-II ini selama 14 tahun ia telah bekerja. Kemudian menurut Pak Suriadi, perselisihan diantara para pekerja pasti ada terjadi, tetapi tidak sampai parah maksudnya adalah tidak sampai pada tingkat perselisihan yang dapat memecah-belah hubungan antar karyawan. Hal ini disebabkan karena perselisihan diantara setiap karyawan itu biasa apalagi setiap orang memiliki perbedaan. Di wilayah PTPN-II, praktek KKN tidak ada atau memang mungkin dirinya tidak mengetahui secara pasti apa itu KKN dan bentuk-bentuknya. Universitas Sumatera Utara Menurutnya, atasan mempunyai tugas yang berbeda dengan bawahan. Akan tetapi, ada saatnya bawahan akan sangat diperlukan oleh atasan, karena pekerjaan yang biasa dilakukan oleh Pak Suriadi termasuk pekerjaan yang kasar. Dalam pengambilan keputusan pun biasanya hanya diwakilkan oleh atasan saja dirinya tidak diikutsertakan. Jadi dalam arti kata bahwa Pak Suriadi hanya menjalankan hasil dari kebijakan yang diputuskan tetapi umumnya selama ini atasan sudah mengetahui kebutuhan dari bawahannya. Di dalam kehidupan Pak Suriadi, pengaruhnya sendiri tidak begitu dirasakannya, hanya ketundukkannya terhadap seseorang yang dianggapnya lebih daripada dirinya maka ia pun akan langsung meenghormati orang tersebut dan menjadi kebiasaannya sebagai tukang suruh apabila di rumah ia lebih giat dalam melakukan hal apapun itu. Dan biasanya, atasan sering menerapkan kedisiplinan dalam bekerja maka di dalam mengambil keputusan pun sebagai seorang atasan, ia akan lebih cenderung untuk memutuskan suatu kebijakan yang berhubungan dengan kepentingan para karyawan. Atasan memiliki wewenang dalam mengambil keputusan, jadi apabila seorang atasan menetapkan sesuatu untuk kemudian akan dijadikan suatu kebijakan maka harus ada pembedaan yang akan dirasakan karena tidak mungkin apabila perilaku yang dilakukan oleh seorang atasan dengan tingkat pendidikan tinggi, kondisi perekonomian terpenuhi, dan fasilitas yang diberikan dari perkebunan pun pasti akan berbeda. Pak Suriadi sendiri menyatakan bahwa ternyata memang ada pengaruh yang muncul di kehidupan sehari-harinya. Universitas Sumatera Utara

4.3.6 Informan ke-6