budak dari seseorang yang dianggap telah berjasa atau dihormati atau orang yang memiliki pengaruh kuat.. Di dalam kultur budaya feodal seseorang yang menjadi
figur atau teladan dapat melakukan hal lebih banyak, dapat memerintah, dapat menguasai dan dapat juga memaksa terhadap orang yang disebut budak atau orang
yang berperilaku seakan-akan budak karena telah mengabdikan dirinya sendiri kepada orang atau kelompok tertentu.
http:indonesianvoices.comindex.php?option=com_contentview=articleid=817 :feodalisme-membentuk-budaya-korupsicatid=48:melawan-korupsi Diakses pada
tanggal 22 Juni 2011 Pukul 14.21 WIB.
2.2. Teori Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional merupakan suatu pemikiran yang dipengaruhi oleh pemikiran yang menganggap masyarakat sebagai organ-organ yang saling
ketergantungan, ketergantungan tersebut adalah konsekuensi agar tetap dapat bertahan hidup. Pendekatan struktural fungsional ini bertujuan untuk mencapai
keteraturan sosial. Durkheim mengemukakan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana
didalamnya terdapat bagian–bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing–masing yang membuat sistem menjadi seimbang.
Bagian tersebut yang nantinya akan saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
sistem http:id.wikipedia.orgwikiTeori_struktural_fungsional diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pada pukul 12.44 WIB
Teori fungsional menyebutkan bahwa secara khusus, ketidaksetaraan imbalan berfungsi sebagai insentif untuk memotivasi manusia agar melaksanakan peran-peran
penting dalam masyarakat, sehingga fungsi-fungsi kemasyarakatan dapat berjalan efektif. Suatu tingkat imbalan ekonomi dan sosial sesuai dengan sumbangannya
terhadap masyarakat Sanderson, 1995: 287. Di dalam masyarakat perkebunan terdiri dari tiga lapisankelas sosial yaitu;
kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Dimana di antara kelas-kelas tersebut akan terdapat kecenderungan untuk saling tergantung antara kelas atas dengan kelas
menengah dan dengan kelas bawah ataupun sebaliknya untuk menjalankan peran dan fungsinya di perusahaan dengan sebaik-baiknya. Karena ketergantungan inilah
nantinya akan membentuk kesatuan yang tersistem. Maka seperti yang telah disebutkan di atas apabila ada salah satu dari kelas-kelas tersebut tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya akan merusak keseimbangan dari sistem yang telah terstruktur. Di sisi yang lain, Merton berpandangan bahwa teori struktural fungsional
memusatkan pada organisasi, kelompok, masyarakat dan kebudayaan, serta objek- objek yang dimaksudkan dari struktural fungsional harus terpola. Seperti yang
dikemukakan Merton mengenai fungsi manifest dan fungsi laten. Fungsi manifest adalah fungsi yang dikehendaki, sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak
dikehendaki. Maka dalam struktur yang ada, hal-hal yang tidak relevan seperti disfungsi laten dipengaruhi secara fungsional dan disfungsional. Merton menunjukan
bahwa suatu struktur disfungsional akan selalu ada. Tetapi, lebih dari itu konsep
Universitas Sumatera Utara
Merton mengenai fungsi manifest dan laten yang mengatakan bahwa fungsi selalu berada dalam suatu struktur yang terstruktur. Merton pun mengungkap bahwa tidak
semua struktur sosial tidak dapat diubah oleh sistem sosial Poloma, 2000: 35-37. Tetapi beberapa sistem sosial dapat dihapuskan yaitu dengan mengakui bahwa
struktur sosial dapat menyebabkan perubahan sosial. Kemudian analisis Merton tentang adanya hubungan antara kebudayaan,
struktur, dan anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normatif teratur yang mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Struktur
sosial didefinisikan sebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan mempengaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu. Anomi terjadi ketika terdapat disfungsi
antara norma-norma dan tujuan kultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam
struktur menyebabkan beberapa orang tidak mampu bertindak menurut norma-norma yang normatif. Dimana kebudayaan menginginkan adanya beberapa jenis perilaku
yang dihindari oleh struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan demikian
disfungsi antara kebudayan dengan struktur akan memunculkan disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat Poloma, 2000:46. Artinya, anomi Merton tentang
stratifikasi sosial bahwa teori struktural fungsional ini harus lebih kritis dengan stratifikasi sosialnya.
Di sini apabila dikaitkan dengan masyarakat perkebunan dalam menyikapi budaya feodalisme yang telah tercipta adalah adanya keteraturan maka ada pula
ketidakteraturan, dalam struktur yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada
Universitas Sumatera Utara
status didalamnya tetapi kaitannya dalam peran. Anomi atau disfungsi cenderung dipahami ketika peran dalam struktur berdasarkan status tidak dijalankan akibat dari
adanya berbagai faktor. Davis dan Moore berpandangan bahwa suatu jenis pekerjaan hendaknya diberi
imbalan yang lebih tinggi karena alasan tingginya tingkat kesulitan dan kepentingannya, sehingga memerlukan bakat dan pendidikan yang lebih hebat pula.
Mereka membenarkan bahwa hal tersebut tidak berlaku pada masyarakat yang tidak bersifat kompetitif di mana kebanyakan jabatan pekerjaan merupakan sesuatu yang
diwariskan, bukannya sesuatu yang dicapai melalui usaha. Walaupun imbalan mencakup prestise dan pengakuan masyarakat, namun uang merupakan imbalan yang
paling utama sehingga diperlukan ketidaksamarataan penghasilan agar semua jenis pekerjaan dapat diduduki oleh orang-orang yang kemampuannya cocok untuk jenis
pekerjaan tersebut Horton dan Hunt, 1992: 27-28. Teori ini menyatakan bahwa orang yang menempati posisi istimewa itu berhak
mendapatkan hadiah mereka; imbalan seperti itu perlu diberikan kepada mereka demi kebaikan masyarakat.
Kemudian, ada pula pandangan yang mengatakan bahwa struktur sosial yang telah ada sejak masa lalu, maka ia akan terus ada di masa datang. Ritzer, 2008: 120.
2.3. Teori Mobilitas Sosial