Informan ke-2 Profil Informan

Pengaruh di kehidupan sehari-hari Pak Taman sendiri tidak begitu dirasakannya, hanya tingkat keamanan yang telah menjadi kebiasaannya sebagai satpam sering terbawa sampai di lingkungan tempat tinggalnya. Karena atasan sering menerapkan kesiagaan terhadap penjagaan keamanan di lingkungan perkebunan.

4.3.2 Informan ke-2

1. Nama : Hendriati Saragih 2. Usia : 46 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. SukuAgama : BatakIslam 5. Pendidikan terakhir : SMA Ibu Hendriati Saragih atau yang lebih akrab dipanggil Bu Betty adalah salah seorang karyawan di Perkebunan Tandem Hilir I dan bertempat tinggal di Jl. Listrik Desa Tandem Hilir I PTPN II. Ia sudah bekerja sebagai karyawan pelaksana sejak tahun 1991 dan bertempat tinggal di wilayah PTPN II sejak tahun 2009 yaitu sekitar 2 tahun. Menurutnya, tinggal di PTPN merupakan satu keuntungan dari beberapa fasilitas yang disediakan oleh perusahaan yang masih dapat ia rasakan. Ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sewa perumahan apalagi ia sendiri belum memiliki rumah pribadi. Bu Betty sendiri tidak memiliki pekerjaan sampingan, hanya gaji perbulan yang ia terima itulah yang dipergunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ia memiliki seorang anak angkat yang masih berusia 10 tahun. Universitas Sumatera Utara Bu betty berpendidikan terakhir sampai SMA, maka ia pun merasa sudah cukuplah posisi sebagai karyawan pelaksana yang ia jalankan. Apalagi ia bekerja di PTPN II memang ada yang menawarkan lowongan pekerjaan tersebut kepadanya. Menurut Bu Betty, karena ia juga baru menetap di wilayah perkebunan selama dua tahun maka ia merasa masih sama saja kondisi lingkungan di sekitar perkebunan dengan wilayah tempat tinggalnya dahulu. Ia pun kurang peduli dengan kondisi di sekitar. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor kemudian dirumahnya bersama dengan seorang anak angkat yang sangat ia sayangi tersebut. Menurut Bu Betty, perselisihan di perkebunan hanya terjadi sedikit-sedikit saja. Biasanya dikarenakan misalnya, ada masalah kecil diantara sesama karyawan. Praktek KKN di wilayah perkebunan pasti ada akan tetapi bentuk-bentuknya yang tidak dapat diketahui apa-apa saja. Maka menurutnya, apabila ditanya mengenai pernah atau tidaknya ia mengalami praktek KKN, ia tidak dapat mengatakan pernah atau tidak karena kadang tidak terlihat akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Inilah yang mengakibatkan masyarakat menganggap ini menjadi suatu hal yang biasa saja. Atasan dan bawahan pasti akan berbeda. Akan tetapi, biasanya ada ketergantungan antara atasan dengan bawahan. Dalam pengambilan keputusan pun biasanya hanya karyawan tertentu yang dilibatkan. Bu Betty sendiri biasanya hanya menjalankan hasil dari kebijakan yang telah diputuskan. Inilah yang terjadi apabila antara sesama pekerja sudah terjalin interaksi yang baik. Tapi memang apabila ada Universitas Sumatera Utara seorang karyawan melanggar peraturan yang telah ditetapkan maka akan ada sanksi yang akan ia terima. Di dalam kehidupan sehari-hari Bu Betty ini, pengaruhnya tidak begitu dirasakan, namun apabila secara langsung memang tidak begitu dapat dirasakan tetapi terbawa sampai di lingkungan tempat tinggalnya. Ini dikarenakan antara atasan dan bawahan jarang diterapkan keberkuasaan terhadap kantor, kalau memang ia diharuskan untuk memutuskan sebuah kebijakan di lingkungan perkebunan ya sudah tidak ada permasalahan.

4.3.3 Informan ke-3