110 Adapun Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal meliputi:
1. Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit. Dalam hal ini auditor intern mewakili
pandangan dan kepentingan profesinya dengan membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaaan on site dan pemantauan secara
off site.
2. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen.
3. Mengidentiikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan eisiensi penggunaan
sumberdaya dan dana serta meningkatkan kegiatan yang ada di Perseroan. Wewenang Unit Audit Internal
Unit Audit Internal memperoleh wewenang sesuai dengan kedudukan dan tanggung jawabnya sehingga dapat dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut
sesuai profesinya.
15. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan langsung berhubungan dengan masyarakat, Perseroan senantiasa berusaha untuk berinteraksi aktif dan memperhatikan lingkungan sosial sekitar.
Salah satu bentuk partisipasi dan tanggung jawab sosial Perseroan diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility CSR.
Secara berkala Perseroan selalu mengagendakan program CSR dan komitmen tersebut dituangkan dalam Rencana Bisnis Perseroan. Pada tahun 2008 dan 2009 Perseroan telah melaksanakan program
CSR di panti asuhan Fioreti, Bekasi dengan kegiatan berupa memberikan bantuan kepada anak-anak yatim piatu, kemudian pada tahun 2010, Perseroan menyelenggarakan CSR yang bertemakan “We Care
For The Earth” yang diwujudkan dengan melakukan penanaman pohon di bantaran Banjir Kanal Timur. Dilanjutkan pada tahun 2011, Perseroan mengagendakan dengan memberikan bantuan untuk komunitas
masyarakat di Kampung Apung, Kapuk, dimana bantuan tersebut berupa pemberian prasarana sekolah untuk pendidikan anak usia dini. Sedangkan pada tahun 2012, Perseroan menyelenggarakan program
CSR dengan kegiatan mengadakan khitanan massal gratis di daerah Lumajang, Jawa Timur, dimana kegiatan tersebut telah mendapatkan respons positif yang cukup besar dari masyarakat sekitar, diikuti
oleh 150 orang anak. Selain itu dengan bekerja sama dengan grup usaha, Perseroan juga melakukan kegiatan sosial di bidang pendidikan, yaitu berupa pemberian beasiswa kepada mahasiswa Universitas
Kristen Krida Wacana Ukrida melalui “Clement Suleeman Scholarship Fund”.
Program CSR merupakan komitmen Perseroan dan menjadi agenda yang akan terus dilakukan setiap tahun dan diharapkan Perseroan dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
111
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Dibawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
Laporan keuangan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto Lianny
Akuntan Penanggung Jawab: Yelly Warsono dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta Akuntan Penanggung Jawab: Drs. Sugito Wibowo, Ak, MM, CPA dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan Perseroan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2008 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono Rekan Akuntan Penanggung Jawab: Drs. H. Heroe
Pramono, CPA dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK No.50
Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono Teramihardja Akuntan Penanggung Jawab: Junarto
Tjahjadi dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Laporan Posisi Keuangan
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 30 Juni
31 Desember 2013
2012 2011
2010 2009
2008 Aset
Kas 13.009
14.745 10.836
9.366 6.719
4.011 Giro pada Bank Indonesia
96.123 104.301
103.372 62.336
33.038 27.555
Giro pada Bank Lain-Bersih 61
66 271
376 69
70 Penempatan pada Bank Indonesia
215.974 227.943
95.288 137.856
52.570 13.086
Efek-efek -Bersih 117.122
66.244 88.511
108.398 154.626
121.024 Pendapatan bunga akrual
5.789 5.583
4.994 3.640
3.584 2.888
Biaya Dibayar Dimuka 7.939
5.597 6.460
6.341 5.932
1.769 Kredit yang diberikan – Bersih
938.855 1.081.713
1.117.259 592.074
581.033 483.228
Aset Tetap-Bersih 2.707
3.632 5.162
6.944 4.372
2.205 Agunan yang Diambil Alih-Bersih
- 78
8.907 15.771
1.407 2.503
Aset Pajak Tangguhan 548
412 378
313 287
848 Aset lain-lain - bersih
2.864 1.891
3.304 5.372
2.722 2.729
Jumlah Aset 1.400.991
1.512.205 1.444.742
948.787 846.360
661.918 Liabilitas
Liabilitas Segera 7.067
648 550
474 470
523 Simpanan
1.206.307 1.327.811
1.281.927 811.443
722.799 558.313
Simpanan dari Bank Lain 17.289
40.716 33.804
13.704 5.551
- Utang pajak
1.625 3.464
2.258 1.264
2.776 1.349
Beban Bunga Akrual 3.687
3.865 3.729
2.542 2.005
2.762 Pinjaman Diterima
- -
- -
- 76
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
- -
- -
5 -
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
559 156
1.245 673
350 222
Liabilitas Lain-lain 1.746
1.570 325
529 645
261
Jumlah Liabilitas 1.238.280
1.378.230 1.323.838
830.629 734.601
563.506
112
Keterangan 30 Juni
31 Desember 2013
2012 2011
2010 2009
2008 EKUITAS
Modal saham 128.000
128.000 128.000
128.000 128.000
128.000 Modal disetor lainnya
30.000 -
- -
Laba rugi yang belum direaliasi atas kenaikan penurunan nilai
wajar efek tersedia untuk dijual 2.423
19 38
368 -
- Saldo laba akumulasi kerugian -
Ditentukan penggunaannya 2.735
1.920 1.920
1.920 1.920
1.920 Tidak ditentukan penggunaannya
4.399 4.074
9.054 11.394
18.163 31.508
Jumlah Ekuitas 162.711
133.975 120.904
118.158 111.757
98.412 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
1.400.991 1.512.205
1.444.742 948.787
846.361 661.918
Laporan Laba Rugi Komprehensif
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 30 Juni 6 bulan
31 Desember 12 bulan 2013
2012 2012
2011 2010
2009 2008
Pendapatan bunga 69.399
76.724 152.350
113.916 100.363
91.331 89.806
Beban bunga 43.854
48.851 96.511
72.430 52.631
52.449 47.688
Pendapatan bunga bersih 25.545
27.873 55.839
41.486 47.732
38.882 42.118
Pendapatan operasional lainnya 2.399
9.757 15.533
7.977 6.008
12.995 273
Beban operasional lainnya 25.881
25.560 53.460
45.872 44.361
32.338 28.393
Laba Sebelum Pajak 2.063
12.070 17.912
3.591 9.379
19.539 13.998
Beban Penghasilan Pajak Kini
1.059 2.931
4.818 1.316
2.636 5.633
3.670 Tangguhan
136 219
34 65
26 561
963
Laba Bersih 1.140
8.920 13.128
2.340 6.769
13.345 9.365
Laba rugi yang belum direalisasi atas kenaikan penurunan nilai
wajar dari efek-efek dalam kelom- pok tersedia untuk dijual – bersih
2.404 301
57 406
368 -
-
Jumlah Laba Komprehensif 1.264
8.619 13.071
2.746 6.401
13.345 9.365
Laba per Saham dalam Rupiah penuh
8,25 69,69
102,56 18,28
52,88 104,26
73,38 Catatan:
Tidak Diaudit
Rasio-rasio Keuangan
Keterangan 30 Juni
2013 31 Desember
2012 2011
2010 2009
2008 Permodalan
KPMM memperhitungkan risiko kredit 21,07
18,42 17,11
28,23 23,50
26,28 KPMM memperhitungkan risiko kredit dan
risiko operasional 18,57
16,05 15,20
24,99 -
- KPMM memperhitungkan risiko kredit dan
risiko pasar 20,44
18,42 16,91
28,01 -
- KPMM memperhitungkan risiko kredit, risiko
pasar dan risiko operasional 18,08
16,05 15,05
24,82 -
- Aset tetap terhadap modal
9,09 12,48
11,19 14,60
12,33 10,56
113
Keterangan 30 Juni
2013 31 Desember
2012 2011
2010 2009
2008 Kualitas Aset
Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif
0,17 0,29
0,95 1,65
0,32 0,82
Non Performing Loan – Bersih 0,07
0,22 0,97
1,98 0,30
0,88 Non Performing Loan - Kotor
0,24 0,36
1,10 2,32
0,44 1,04
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif 0,07
0,15 0,76
0,75 -
-
Rentabilitas
Return on Asset ROA 0,29
1,22 0,32
1,10 2,57
2,08 Return on Equity ROE
0,61 11,04
1,99 5,92
13,25 10,31
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Op- erasional BOPO
96,76 91,43
99,22 93,88
82,54 85,17
Net Interest Margin NIM 4,10
4,07 3,79
6,22 5,38
6,15
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio LDR 77,01
81,60 87,92
73,74 81,33
87,84
Kepatuhan a. Presentase Pelanggaran BMPK
1 Pihak Berelasi -
- -
- -
- 2 Pihak Ketiga
- -
- -
- -
b. Presentase Pelampauan BMPK 1 Pihak Berelasi
- -
- -
- -
2 Pihak Ketiga -
- -
- -
-
GWM a. Primer
8,14 8,07
8,20 8,08
5,11 5,20
b. Sekunder 18,44
3,04 5,45
3,88 2,50
2,50 c. LDR
0,01 -
- -
- -
114
X. EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto Lianny dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK
tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dan 2010 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 mengenai
penerapan PSAK No.50 Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No.55 Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan secara prospektif.
Tabel ekuitas yang disajikan telah sesuai dengan laporan keuangan dan rincian dari ekuitas tersebut adalah sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 30 Juni
2013 31 Desember
2012 2011
2010
Modal saham - nilai nominal Rp1.000,- nilai penuh per saham Modal dasar - 400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor– 128.000.000 saham 128.000
128.000 128.000
128.000 Modal disetor lainnya
30.000 -
- -
Laba rugi yang belum direalisasi atas kenaikan penurunan nilai wajar efek tersedia untuk dijual
2.423 19
38 368
Saldo laba akumulasi kerugian Ditentukan penggunannya
2.735 1.920
1.920 1.920
Tidak ditentukan penggunaannya 4.399
4.074 9.054
11.394
Jumlah Ekuitas 162.711
133.975 120.904
118.158
Perseroan telah mendapat persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp30.000 juta dari Bank Indonesia melalui surat No.1522DPB1PB1-7 tanggal 6 September 2013.
Tabel Proforma Ekuitas Per 30 Juni 2013
Apabila perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada Masyarakat sebanyak 520.000.000 lima ratus dua puluh juta saham dengan nilai nominal Rp100,- seratus Rupiah
setiap saham dengan harga penawaran Rp240,- dua ratus empat puluh Rupiah terjadi pada tanggal 30 Juni 2013, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
dalam jutaan Rupiah
KETERANGAN Modal
Ditempatkan dan Disetor
Modal disetor
lainnya Tambahan
Modal Disetor
Rugi yang belum direalisasi atas
penurunan nilai wajar efek tersedia
untuk dijual Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Ditentukan penggunannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Posisi ekuitas menurut laporan keuangan pada tanggal 30 Juni
2013 dengan modal dasar Rp400.000.000.000
128.000 30.000
- 2.423
2.735 4.399
162.711
Reklasiikasi modal disetor lainnya menjadi modal ditempatkan dan
disetor 30.000
30.000 -
- -
- -
Perubahan ekuitas seandainya IPO sejumlah 520.000.000 saham terjadi
pada tanggal 30 Juni 2013 dengan nilai nominal Rp100,- dan harga
pelaksanaan Rp240,- per saham. 52.000
• 72.800
- -
124.800
Biaya Emisi •
• 5.329
- -
- 5.329
Proforma ekuitas pada tanggal 30 Juni 2013 setelah IPO dan
peningkatan modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal
Rp100,- setiap saham. 210.000
• 67.471
2.423 2.735
4.399 282.182
telah disetujui oleh Bank Indonesia per tanggal 6 September 2013
115
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham baru yang akan dikeluarkan dalam rangka Penawaran Umum ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham
lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Setelah Penawaran Umum, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kas sebanyak- banyaknya 30 dari laba bersih setelah pajak dimulai dari tahun 2014 setelah menyisihkan cadangan
laba ditahan dan pelaksanaannya akan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pada beberapa faktor, termasuk i kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan,
ii keputusan RUPS tahunan dan iii faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Pemegang Saham Perseroan.
Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sepanjang diatur dalam anggaran dasar Perseroan. Pembagian dividen interim dapat dilakukan apabila jumlah kekayaan
bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian dividen interim tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan
Komisaris. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan
Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim.
Tidak terdapat pembatasan negative covenant terhadap pembagian dividen yang dapat merugikan pemegang saham publik.
116
XII. PERPAJAKAN
Perpajakan untuk Pemegang Saham
Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf f Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 “UU PPh No.36 Tahun 2008”
tentang Pajak Penghasilan berlaku efektif 1 Januari 2009, dividen atau bagian laba yang diterima oleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia bukan merupakan objek pajak penghasilan dengan syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651KMK.041994 tangga 29 Desember 1994 tentang bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Tidak termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia antara lain berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No.SE-07PJ.421995 tanggal 21 Februari 1995, perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek seri
PPh Umum No.3 juncto SE-06PJ.41997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai
berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1 dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan saham dan bersifat inal. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi
penjualan saham.
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5 bersifat inal dari seluruh nilai saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum. Besarnya nilai saham
tersebut adalah nilai saham Perseroan pada saat Penawaran Umum. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan atas saham pendiri dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri
selambat-lambatnya satu 1 bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di BEI.
Yang dimaksud dengan “Pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan sebelum
Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum menjadi efektif.
3. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri sesuai ketentuan di atas. Namun apabila pemilik saham pendiri memilih untuk
tidak memanfaatkan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tersebut di atas, maka atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan
tarif yang berlaku umum berdasarkan Pasal 17 UU PPh No.36 Tahun 2008.
117 Berdasarkan Pasal 17 ayat 2c UU PPh No.36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar 10 dari jumlah bruto dan bersifat inal. Sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No.111PMK.032010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat inal sebesar 10 di atas dilakukan melalui
pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen pada saat dividen disediakan untuk dibayarkan.
Pasal 23 ayat 1a UU PPh No.36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15 dari jumlah bruto dividen oleh pihak yang wajib membayarkan Perseroan. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau
memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100 dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan atau sebesar 30 dari jumlah bruto
dividen.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1a UU PPh No.36 Tahun 2008 di atas antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh No.36 Tahun 2008 sebagaimana disebutkan di paragraf pertama di atas dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2c
UU PPh No.36 Tahun 2008.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK 234PMK.032009 tanggal 29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun
yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Penghasilan, dividen dari saham yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri keuangan dari penanaman modal pada perseroan
terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
Berdasarkan Pasal 26 ayat 1a UU PPh No.36 Tahun 2008, dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh Perseroan kepada Wajib Pajak Luar Negeri
“WPLN”, dipotong Pajak Penghasilan sebesar 20 atas jumlah bruto penghasilan oleh Perseroan, atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada penduduk suatu negara yang
telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda “P3B” dengan Indonesia.
Agar WPLN tersebut dapat menerapkan tarif sesuai ketentuan P3B, maka sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak “DJP” No.PER-24PJ2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan DJP No.PER-61PJ2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, WPLN diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili “SKD”
Certiicate of Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 untuk selain WPLN yang tercantum di nomor 2 di bawah ini. 2. Form-DGT 2 untuk WPLN bank; WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui
Kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen; dan WPLN
yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra P3B Indonesia dan merupakan subjek pajak di negara mitra P3B Indonesia.
3. Form SKD yang lazim disahkan atau diterbitkan oleh negara mitra P3B dapat digunakan dalam hal pejabat yang berwenang di negara mitra P3B tidak berkenan menandatangani Form-DGT 1
Form-DGT 2. Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris dan harus memenuhi persyaratan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 PER-24PJ2010. Form-DGT 1
Form-DGT 2 cukup ditandatangani WPLN penerima penghasilan yang merupakan lampiran Form SKD negara mitra P3B.
118 Di samping persyaratan Form DGT-1 atau Form DGT-2 atau Form SKD negara mitra P3B, sesuai
dengan Peraturan DJP No.PER-25PJ2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan Peraturan DJP No.PER-62PJ2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,
WPLN penerima dividen wajib memenuhi persyaratan Beneicial Owner, yaitu sebagai berikut:
i pendirian perusahaan atau pengaturan strukturskema transaksi tidak semata-mata ditujukan untuk
pemanfaatan P3B; dan ii kegiatan usaha dikelola oleh manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk
menjalankan transaksi; dan iii perusahaan mempunyai pegawai; dan
iv mempunyai kegiatan atau usaha aktif; dan v penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negara penerimanya; dan
vi tidak menggunakan lebih dari 50 lima puluh persen dari total penghasilannya untuk memenuhi
kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk, seperti: bunga, royalti, atau imbalan lainnya, tidak termasuk pemberian imbalan kepada karyawan yang diberikan secara wajar dalam hubungan
pekerjaan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan oleh WPLN dalam menjalankan usahanya dan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Bumi Bangunan PBB. Perseroan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan Prospektus ini dibuat, Prospektus tidak memilik tunggakan pajak.
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DISARANKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
119
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek