102 Dengan adanya persaingan tersebut, upaya yang dilakukan oleh Perseroan adalah:
- Membangun kerjasama dengan mitra strategis dalam pengembangan jaringan distribusi;
- Menerapkan strategi pemasaran yang sangat eisien namun efektif dalam mendorong pertumbuhan
nasabah baru; -
Mengembangkan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam captive market yang menjadi target Perseroan;
- Memperkuat infrastruktur sistem teknologi informasi yang mendukung aktivitas operasional Perseroan;
- Pengembangan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan
jaringan ATM Bersama dan melakukan kerjasama sinergis dengan berbagai vendor pembayaran dan utilitas.
Berdasarkan data Bank Indonesia bulan Agustus 2013, per tanggal 30 Juni 2013, Perseroan memiliki pangsa pasar sebesar 5,93 dalam hal pemberian kredit, diantara 12 Bank Umum Konvensional – Non
Devisa dengan Total Aset Rp1 Trilyun – Rp5 Trilyun.
Pangsa pasar yang masih terbuka dan cukup besar untuk pengembangan bisnis, industri perbankan di Indonesia tetap menarik bagi para investor termasuk investor luar negeri untuk berinvestasi disektor
perbankan. Konsumsi domestik yang kuat didukung keberadaan masyarakat kelas menengah yang sangat besar menjadi salah satu kekuatan perekonomian Indonesia dan menjadi potensi bisnis industri
perbankan di Indoensia.
Potensi pangsa pasar yang besar pada industri perbankan di Indonesia ini menjadikan tingkat persaingan akan ketat dan kompetitif. Oleh karena itu Perseroan sebagai salah satu Bank Umum Nasional harus
mampu bersaing secara sehat dengan bank-bank lain melalui strategi yang tepat yang dituangkan dalam rencana bisnis tahunan, antara lain secara terus menerus melakukan program peningkatan pelayanan
kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sistem, Sumber Daya Manusia serta pengembangan produk-produk baru yang inovatif sesuai kebutuhan nasabah, termasuk berbagai produk layanan yang
beragam dan menarik dengan dukungan Teknologi Informasi yang tepat dan akurat.
8. MANAJEMEN RISIKO
Perseroan telah menerapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No.58PBI2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.1125
PBI2009, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kompleksitas usahaaktiitas bank. Pedoman pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan dalam Kebijakan-Kebijakan yang ditetapkan oleh
Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan, baik Kebijakan yang bersifat umum maupun kebijakan khusus per jenis risiko dan atau per aktiitas fungsional.
Direksi dan Komisaris Perseroan terlibat secara aktif dalam pengawasan, pemantauan dan pengendalian risiko dengan aktif dalam rapat-rapat Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk membantu
Direksi dalam menerapkan Manajemen Risiko, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan identiikasi, pengukur, pemantau
dan koordinasi pengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktiitas Perseroan. Telah dibentuk juga Komite Manajemen Risiko yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan
dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko apakah masih sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Perseroan.
9. KEPATUHAN
Satuan Kerja Kepatuhan compliance unit merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung
pada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat Perseroan, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor Perseroan. Selain itu,
Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Perseroan telah memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko
kegiatan usaha Perseroan dapat diantisipasi lebih dini.
103 Fungsi Kepatuhan adalah meliputi tindakan, sebagai berikut:
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Perseroan;
b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan; c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
d. Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Bank Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat ex-ante preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan BI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, juga memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh
Perseroan kepada BI danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Adapun fungsi Kepatuhan Perseroan meliputi tindakan untuk: a. mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Perseroan; b. mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan;
c. memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia danperaturan perundang-undangan
yang berlaku; dan d. memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Bank
Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang. Dalam upaya mewujudkan agar Budaya Kepatuhan menjadi budaya kerja bagi semua SDM yang
ada pada Perseroan, maka unit kerja Kepatuhan senantiasa menggaungkan Visi, Misi dan Nilai-nilai Kepatuhan:
Visi : Perseroan yang memiliki reputasi kepatuhan Misi : Bekerja secara profesional, meraih prestasi dan reputasi kepatuhan
• Awareness
• Attention
• Communication
• Teamwork
Dalam pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Perseroan senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan berpedoman kepada tindakan Fungsi
Kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan muncul dapat diantisipasi lebih dini. Untuk meminimalisasi denda yang dikenakan oleh Bank Indonesia, baik sebagai akibat dari kesalahan
dan atau keterlambatan penyampaian laporan, maka unit kerja Kepatuhan melakukan upaya sebagai berikut :
1. Pada setiap akhir bulan mengingatkan dan memantau unit kerja yang mempunyai kewajiban menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia dengan cara menerbitkan memo “Daftar Kewajiban
Penyampaian Laporan Bulan Berikutnya”. agar laporan-laporan disampaikan kepada Bank Indonesia secara akurat dan tepat waktu.
2. Menerbitkan memo pemberitahuan bila ada ketentuan yang baru diterbitkan oleh Bank Indonesia atau Otoritas lainnya, melakukan komunikasi dengan unit kerja terkait bila ada kewajiban baru dalam
hal penyampaian laporan kepada Bank Indonesia atau ada perubahan teknis laporan sebelumnya. Menjadi prakarsa pertemuan untuk membahas ketentuan-ketentuan baru atau adanya perubahan
yang mendasar dari ketentuan sebelumnya
3. Untuk kewajiban penyampaian laporan yang bersifat khusus dilakukan sendiri oleh unit kerja Kepatuhan.
104 4. Dalam rapat Direktorat Kepatuhan yang dilaksanakan setiap minggu yang menjadi agenda rutin
adalah membahas perkembangan yang dicapai terkait tindak lanjut komitmen Perseroan kepada Bank Indonesia atau kewajiban pemenuhan lainnya yang harus dipenuhi oleh Perseroan. Dalam
rapat tersebut unit kerja terkait diundang dan duduk bersama untuk membahas perkembangan tindak lanjut atau kendala yang dihadapi.
5. Melakukan koordinasi dengan unit kerja System and Procedure untuk memperbaharui ataupun membuat aturan internal baru sehubungan dengan adanya perubahan atau penerbitan ketentuan
baru. Sebelum peraturan internal tersebut diterbitkan maka unit kerja Kepatuhan terlebih dahulu membuat catatan pada formulir yang disebut Quality Assurance Policy Procedures Form QA
Policy Procedures untuk memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia diadministrasikan oleh unit kerja Kepatuhan
10. PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT