Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan

PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Perusahaan. Risiko kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perusahaan, bersumber pada aktifitas pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar bank, serta kewajiban komitmen dan kontinjensi. Perusahaan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Perusahaan. Penerapan manajemen risiko kredit dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian kredit, analisis, pembuatan keputusan, pencairan, penatausahaan dan administrasi sampai dengan proses penanganan kredit bermasalah. Tujuannya adalah agar risiko kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas toleransi dan kemampuan modal Perusahaan, dan apabila terjadi kredit bermasalah dapat dipulihkan secara optimal sehingga kerugian yang timbul dapat diminimalkan. Proses analisa permohonon kredit dilakukan oleh unit kerja analis kredit yang independen terhadap Unit Bisnis. Dalam limit tertentu, pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan secara kolektif kolegial sehingga tidak ada anggota komite kredit yang dapat memutus sendiri suatu permohonan kredit. Selain menatausahakan dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi Kredit berfungsi melakukan kontrol terhadap pemenuhan covenant yang dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan pengawasan terhadap ketepatan pembayaran sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan. Proses pencairan dilakukan unit kerja Operasional atas instruksi dari unit kerja Administrasi Kredit setelah seluruh persyaratan dipenuhi dipenuhi. Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan kredit bermasalah dilakukan oleh unit kerja khusus yang berkerja secara fokus dan independen. Sedangkan untuk mengurangi risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi kredit dengan mempertimbangkan karateristik masing-masing segmen kredit dan penguasaan Perusahaan atas segmen yang dimasuki. Segmentasi ini mempengaruhi perlakuan dan kebijakan Perusahaan dalam menetapkan kecukupan agunan, struktur kredit dan kewenangan memutus kredit. Perusahaan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara konsisten. Perusahaan juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Perusahaan yang memungkinkan Perusahaan untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu Early Warning apabila terjadi penurunan kualitas kredit. 226 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Berikut adalah eksposur maksimum laporan posisi keuangan dan rekening administratif yang terkait risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010: Jumlah Bruto Jumlah Neto Jumlah Bruto Jumlah Neto Laporan Posisi Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Efek-efek 9.723 9.723 - - Tersedia untuk dijual Efek-efek 58.456 58.456 27.239 26.967 Pinjaman yang diberikan dan piutang Giro pada bank lain 61 61 67 66 Kredit yang diberikan 939.801 935.855 1.083.551 1.081.713 Pendapatan bunga akrual 5.789 5.789 5.583 5.583 Aset lain-lain - bersih 628 628 282 282 Jumlah 1.014.458 1.010.512 1.116.722 1.114.611 Komitmen dan kontinjensi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 38.505 38.505 27.753 27.753 Bank garansi 1.255 1.255 1.199 1.199 Jumlah 39.760 39.760 28.952 28.952 30 Juni 2013 31 Desember 2012 Jumlah Bruto Jumlah Neto Jumlah Bruto Jumlah Neto Laporan Posisi Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Efek-efek 15.015 14.865 10.302 10.199 Tersedia untuk dijual Efek-efek 5.300 5.247 69.250 68.886 Pinjaman yang diberikan dan piutang Giro pada bank lain 274 271 379 376 Kredit yang diberikan 1.127.012 1.117.259 598.397 592.074 Pendapatan bunga akrual 4.994 4.994 3.640 3.640 Aset lain-lain - bersih 277 277 212 212 Jumlah 1.137.857 1.128.048 671.878 665.188 Komitmen dan kontinjensi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 25.445 25.445 21.513 21.513 Bank garansi 592 592 247 247 Jumlah 2.301.159 2.281.541 1.365.269 1.351.889 31 Desember 2011 31 Desember 2010 227 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Berikut adalah eksposur risiko kredit atas aset keuangan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010: Telah jatuh tempo Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami dan tidak mengalami mengalami penurunan penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah Giro pada bank lain 61 - - 61 Efek-efek 50.279 - - 50.279 Kredit yang diberikan 937.148 428 2.225 939.801 Pendapatan bunga akrual 5.789 - - 5.789 Aset lain-lain 628 - - 628 Jumlah 993.905 428 2.225 996.558 30 Juni 2013 Telah jatuh tempo Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami dan tidak mengalami mengalami penurunan penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah Giro pada bank lain 67 - - 67 Efek-efek 27.239 - - 27.239 Kredit yang diberikan 1.078.994 613 3.944 1.083.551 Pendapatan bunga akrual 5.583 - - 5.583 Aset lain-lain 282 - - 282 Jumlah 1.112.165 613 3.944 1.116.722 31 Desember 2012 Telah jatuh tempo Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami dan tidak mengalami mengalami penurunan penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah Giro pada bank lain 274 - - 274 Efek-efek 20.315 - - 20.315 Kredit yang diberikan 1.114.315 291 12.406 1.127.012 Pendapatan bunga akrual 4.994 - - 4.994 Aset lain-lain 272 - - 272 Jumlah 1.140.170 291 12.406 1.152.867 31 Desember 2011 Telah jatuh tempo Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami dan tidak mengalami mengalami penurunan penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah Giro pada bank lain 379 - - 379 Efek-efek 46.700 - - 46.700 Kredit yang diberikan 578.689 5.802 13.906 598.397 Pendapatan bunga akrual 3.640 - - 3.640 Aset lain-lain 212 - - 212 Jumlah 629.620 5.802 13.906 649.328 31 Desember 2010 228 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan. Risiko pasar yang dimaksud terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Penerapan manajemen risiko pasar bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Perusahaan. a. Risiko Suku Bunga Dalam melaksanakan aktivitasnya, Perusahaan terekspos pada risiko suku bunga yang terdapat pada aktivitas fungsional Perusahaan seperti kegiatan treasuri dan investasi dalam surat berharga dan pasar uang serta kegiatan pendanaan. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara harian, yang antara lain dilakukan terhadap posisi surat berharga kategori available for sale AFS dan trading book TB. Pengelolaan risiko suku bunga dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan baik dalam trading book maupun banking book. Risiko suku bunga dalam trading book dihitung dengan metode standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu meliputi risiko spesifik menggunakan Metode Jatuh Tempo dan risiko umum. Sedangkan risiko suku bunga dalam banking book dikelola dengan melakukan analisa repricing gap antara Risk Sensitive Asset RSA dan Risk Sensitive Liabilities RSL. Analisa repricing gap dilakukan untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga naikturun pada banking book tersebut terhadap pendapatan bunga bersih Net Increase Income atau NII. Pengelolaan risiko suku bunga dilengkapi dengan analisa sensitivitas secara periodik untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga yang signifikan. Risiko suku bunga dalam Banking Book IRBB per posisi 30 Juni 2013 dinilai sedang yang tercermin dari gap asset - liabilities kumulatif pada skala waktu 0 – 3 bulan yang masih cukup besar meskipun cenderung menurun yakni dari negatif Rp 723.000 di Triwulan I-2013 menjadi negatif Rp 630.000 pada Triwulan II-2013. Dengan kondisi suku bunga pasar yang cenderung meningkat saat ini, posisi gap ini mengekspos potensi kerugian hipotesis sebesar 2,02 dari modal Perusahaan asumsi pergerakan suku bunga 0,5, atau menurun dibanding periode sebelumnya 2,87. Untuk memitigasi risiko IRBB ini, Perusahaan secara konsisten menerapkan pengenaan suku bunga mengambang floating rate hampir di semua produk funding dan lending, dengan tujuan agar dapat secara cepat dilakukan penyelarasan apabila risiko IRBB ini berpotensi mempengaruhi NII secara signifikan. Perusahaan juga terus memperbaiki struktur pendapatan dari fee based income, agar pengaturan suku bunga dapat lebih fleksibel dan memiliki daya saing. Pengaturan gap repricing ini dilakukan dengan peninjauan secara berkala suku bunga kredit dan dana pihak ketiga yang dibahas pada setiap rapat Asset Liability Commitee ALCO. Tujuannya adalah agar gap - repricing ini searah dengan pergerakan suku bunga pasar. Unit kerja treasuri bertanggungjawab atas pengaturan gap repricing dengan memperhatikan gap limit yang dikeluarkan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko. 229 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Tabel berikut adalah atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga berdasarkan jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010: Sampai 1 b ulan 3 bulan 1 tahun d engan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun 2 tahun Jumlah Aset Bunga Mengambang Giro pada ba nk lain 61 - - - - 61 Kredit yang di berikan 12.652 40.843 293.033 224.477 368.796 939.801 Liabilitas Bunga Mengambang Simpanan 198.138 - - - - 198.138 Simpanan dari bank la in 6.437 - - - - 6.437 30 Juni 2013 Sampai 1 bulan 3 bulan 1 tahun dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun 2 tahun Jumlah Aset Bunga Mengambang Giro pada bank lain 67 - - - - 67 Kredit yang diberikan 27.012 39.344 494.800 213.144 309.251 1.083.551 Liabilitas Bunga Mengambang Simpanan 186.778 - - - - 186.778 Simpanan dari bank lain 9.326 - - - - 9.326 31 Desember 2012 Sampai 1 bulan 3 bulan 1 tahun dengan 1 bulan s.d 3 bul an s.d 1 tahun s.d 2 tahun 2 tahun Jumlah Aset Bunga Mengambang Giro pada bank lain 274 - - - - 274 Kredit yang di berikan 20.667 26.731 563.317 130.103 386.194 1.127.012 Liabilitas Bunga Mengambang Simpanan 194.829 - - - - 194.829 Simpanan dari bank lain 5.504 - - - - 5.504 31 Desember 2011 Sampai 1 b ulan 3 bulan 1 tahun de ngan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun 2 tahun Jumlah Aset Bu nga Mengambang Giro pada bank lain 379 - - - - 379 Kredit yang di berikan 61.347 70.443 292.675 5 0.116 123.816 598.397 Liabilitas Bu nga Mengambang Simpanan 138.493 - - - - 138.493 Simpanan dari bank la in 2.502 - - - - 2.502 31 Desember 2010 Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan transaksi operasional. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan tidak terpengaruh secara signifikan terhadap risiko nilai tukar dikarenakan Perusahaan hanya memiliki eksposur kas dalam mata uang asing yang tidak signifikan. 230 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid yang berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan. Penerapan manajemen risiko likuiditas Perusahaan bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas. Risiko likuiditas dikendalikan dengan menjaga kecukupan likuiditas Perusahaan dengan memperhitungkan likuiditas eksogenik dan endogenik yang terjadi. Penjagaan kualitas aset dilakukan untuk meminimalkan gangguan arus kas dan kemungkinan penurunan likuiditas aset. Pengendalian risiko juga dilakukan dengan pengaturan gap maturity pada tiap skala waktu, yang direviu pada saat rapat ALCO yang dilakukan paling kurang satu kali dalam satu bulan. Penjagaan sumber-sumber likuiditas dilakukan dengan menjaga reputasi Perusahaan serta upaya meningkatan kualitas produk dan jasa yang diberikan. Pemantauan terhadap likuiditas Perusahaan dilakukan secara harian dan sebagai bagian dari sistem informasi manajemen hasil pemantauan tersebut dilaporkan kepada Manajemen. Pemantauan antara lain dilakukan terhadap komposisi posisi keuangan Perusahaan, aktivitas dana keluar dan dana masuk yang tercermin dari transaksi Real Time Gross Settlement RTGS dan SKN, aktivitas money market, posisi aset likuid baik primer maupun sekunder, serta rasio-rasio likuiditas seperti rasio kecukupan aset likuid dan Loan to Deposit Ratio. Pemantauan terhadap pemenuhan Giro Wajib Minimum GWM baik primer maupun sekunder dilakukan untuk memastikan bahwa Perusahaan selalu menjaga GWM sesuai yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Pengelolaan likuiditas Perusahaan juga dilakukan dengan mempelajari pola pergerakan dana dan atau perilaku nasabah Dana Pihak Ketiga, khususnya dana nasabah inti dan nasabah yang memiliki tingkat volatilitas cukup tinggi. Dengan mempelajari perilaku nasabah, maka Perusahaan dapat menjaga kecukupan likuiditas yang diperlukan secara tepat untuk menutup kebutuhan tersebut. Perusahaan menjaga kecukupan secondary reserves pada level yang aman dengan besaran kecukupan disesuaikan dengan kondisi likuiditas Perusahaan secara spesifik maupun kondisi likuiditas di pasar. Core fund atau dana yang tidak ditarik oleh nasabah dan dinilai stabil berada dalam besaran yang cukup baik. Perusahaan senantiasa melakukan pemantauan terhadap posisi core fund dan berupaya untuk secara berkesinambungan meningkatkan persentase terhadap jumlah dana yang dimiliki. Core fund menjadi bagian yang sangat penting bagi Perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi berupa penyediaan dana jangka panjang. Hal ini mengingat portofolio dana pihak ketiga yang dimiliki Perusahaan sebagian besar berjangka waktu sampai dengan 1 satu tahun. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dana mengendap antara lain diciptakan program-program yang mengharuskan dana nasabah ditahan dan tidak dapat ditarik sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan program. ALCO berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk memonitor situasi likuiditas Perusahaan. ALCO bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Perusahaan sejalan dengan prinsip kehati-hatian manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Perusahaan. Pada dasarnya, risiko likuiditas dikelola sesuai dengan kerangka kebijakan, pengawasan, dan batasan yang memastikan bahwa konsentrasi pendanaan bersifat minimal, sumber dan jangka waktu pendanaan telah terdiversifikasi. 231 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Berikut adalah jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010: Sampai 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun dengan s.d. s.d. s.d. s.d. 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun J umlah Biaya transaksi Nilai Tercatat Liabilitas Liabilitas segera 7.067 - - - - 7.067 - 7.067 Simpanan 1.098.877 64.135 16.774 26.521 - 1.206.307 - 1.206.307 Simpanan dari bank lain 8.739 7.100 200 1.250 - 17.289 - 17.289 Beban bunga akrual 3.687 - - - - 3.687 - 3.687 Liabilitas lain-lain 44 - - - - 44 - 44 Jumlah Liabilitas 1.118.414 71.235 16.974 27.771 - 1.234.394 - 1.234.394 30 Juni 2013 Sampai 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun dengan s.d. s.d. s.d. s.d. 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun J umlah Biaya transaksi Nilai Tercatat Liabilitas Liabilitas segera 648 - - - - 648 - 648 Simpanan 1.225.707 81.286 14.767 6.051 - 1.327.811 - 1.327.811 Simpanan dari bank lain 32.416 5.800 500 2.000 - 40.716 - 40.716 Beban bunga akrual 3.865 - - - - 3.865 - 3.865 Jumlah Liabilitas 1.262.636 87.086 15.267 8.051 - 1.373.040 - 1.373.040 31 Desember 2012 Sampai 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun dengan s.d. s.d. s.d. s.d. 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun Jumlah Biaya trans aksi Nilai Tercatat Liabilitas Liabilitas segera 550 - - - - 550 - 550 Simpanan 1.179.981 85.812 13.392 2.742 - 1.281.927 - 1.281.927 Simpanan dari bank lain 32.254 100 100 1.350 - 33.804 - 33.804 Beban bunga akrual 3.729 - - - - 3.729 - 3.729 Jumlah Liabilitas 1.216.514 85.912 13.492 4.092 - 1.320.010 - 1.320.010 31 Desember 2011 Sampai 1 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun dengan s.d. s.d. s.d. s.d. 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 2 tahun Jumlah Biaya trans aksi Nilai Tercatat Liabilitas Liabilitas segera 474 - - - - 474 - 474 Simpanan 651.631 137.938 15.194 6.680 - 811.443 - 811.443 Simpanan dari bank lain 13.604 100 - - - 13.704 - 13.704 Beban bunga akrual 2.542 - - - - 2.542 - 2.542 Jumlah Liabilitas 668.251 138.038 15.194 6.680 - 828.163 - 828.163 31 Desember 2010 Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perusahaan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 bulan, namun berdasarkan pengalaman Perusahaan sebagian besar dari liabilitas tersebut pada saat jatuh tempo akan diperpanjang roll over. Upaya yang dilakukan Perusahaan agar nasabah tetap mempertahankan dananya pada Perusahaan yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, Perusahaan juga mengharapkan dapat menarik nasabah baru untuk menempatkan dananya pada Perusahaan. Perusahaan juga melakukan upaya lain untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah dimana Perusahaan juga memantau deposan inti, khususnya 25 deposan inti terbesar, dengan cara mengevaluasi profil dan perilaku dari deposan-deposan tersebut sehingga Perusahaan dapat melakukan antisipasi terhadap penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai dengan saat ini, Perusahaan tidak pernah mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang berpotensi menimbulkan risiko bagi Perusahaan. Apabila terdapat potensi risiko, Perusahaan memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro Wajib Minimum, Cadangan Sekunder, serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar Perusahaan. 232 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perusahaan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber Daya Manusia SDM, proses internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Penerapan manajemen risiko operasional diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau terjadinya kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Perusahaan. Pengendalian risiko operasional Perusahaan diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran akan risiko risk awareness setiap karyawan, peningkatan tanggung jawab accountibility setiap pelaksanaan operasional, dan perbaikan infrastruktur karena Perusahaan menyadari bahwa risiko operasional bersifat unik dimana tingkat risiko operasional sangat dipengaruhi oleh human, proses, sistem dan kejadian eksternal. Semakin tinggi kesadaran dan tanggungjawab setiap karyawan terhadap risiko serta terdapatnya proses dan teknologi yang dapat mendukung aktivitas operasional secara efisien dan terkontrol, maka Perusahaan akan semakin tidak rentan terhadap goncangan akibat risiko operasional. Pengendalian human error pada pelaksanaan operasi Perusahaan, dilakukan dengan menerapkan daily control check list, yang berfungsi membantu penyelia mengontrol seluruh aktivitas yang dilakukan di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Pencegahan fraud dilakukan dengan menerapkan strategi anti fraud yang melibatkan seluruh karyawan. Pelaksanaan strategi anti fraud tersebut mengacu kepada Kebijakan dan prosedur internal yang telah ditetapkan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan pelatihan berkesinambungan. Pengendalian risiko operasional juga dilakukan dengan jalan mengefektifkan fungsi supervisi, review dan penyempurnaan Standard Operating Procedure SOP, peningkatan pengendalian intern dan peninjauan remunerasi karyawan secara berkala. Perbaikan infrastruktur khususnya infrastruktur Teknologi Sistem Informasi, secara terus menerus dilakukan, antara lain dengan peningkatan kualitas Data Center DC termasuk kualitas Disaster Recovery Center DRC, kualitas jaringan komunikasi, serta peningkatan kualitas software aplikasi pada Core Banking System. Perbaikan infrastruktur tersebut dimaksudkan selain untuk meningkatkan kinerja, juga untuk meningkatkan kualitas built in control pada proses operasional. Perkembangan produk dan jasa Perusahaan dengan fitur berbasis teknologi informasi serta pelaksanaan regulasi perbankan saat ini juga menuntut Perusahaan untuk menyediakan infrastruktur Teknologi Sistem Informasi yang memadai. Dengan efektifnya proses manajemen risiko operasional diharapkan kerugian-kerugian yang dapat diperkirakan expected loss dapat terus diminimalkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan alokasi modal, yang pada akhirnya dapat memperbaiki daya saing Perusahaan. 233 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Perusahaan mulai mengembangkan dan menerapkan sistem atau perangkat Risiko Operasional. Perangkat risiko operasional tersebut digunakan untuk mengukur potensi risiko pada kondisi sekarang, lampau historis dan untuk mengukur besarnya potensi kejadian risiko di masa depan yakni Loss Event Database LED yang tujuannya untuk menyusun database atas kejadian-kejadian yang terjadi sebagai akibat risiko operasional serta mengukur besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kejadian operasional tersebut. Melalui LED tersebut, manajemen berharap untuk dapat menghitung besarnya modal yang diperlukan untuk menutup kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kejadian-kejadian dalam aktivitas operasional Perusahaan. Dengan adanya pendekatan ini, manajemen berharap agar Perusahaan dapat lebih komprehensif dalam mengelola risiko operasional. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Perusahaan tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan bersumber dari perilaku hukum yakni perilakuaktivitas Perusahaan yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau peraturan perundang-undangan dan perilaku organisasi yakni perilakuakitivitas Perusahaan yang menyimpang atau bertentangan dengan standar yang berlaku secara umum. Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari aktivitas Perusahaan yang menyimpang dari peraturan perundangan, ketentuan dan standar yang berlaku umum. Untuk menjaga agar setiap aktivitas Perusahaan senantiasa patuh kepada peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, secara rutin telah dilakukan sosialisasi dan diseminasi peraturan-peraturan melalui training dan edaran memorandum ke seluruh unit kerja terkait agar setiap peratutran dapat dipahami dan dilaksanakan dengan benar. Untuk menumbuhkan kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan, telah disusun compliance charter sebagai guidance bagi semua pihak dalam organisasi Perusahaan dan telah diberlakukan secara formal. Untuk memastikan kepatuhan operasional Perusahaan terhadap seluruh ketentuan dan peraturan yang melingkupinya maka harus dipastikan bahwa seluruh sistem dan prosedur operasional telah memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang berlaku. Oleh karena itu, Perusahaan telah melakukan Quality Assurance Policy and Procedure yaitu proses penilaian terhadap kebijakan dan prosedur internal yang dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan terhadap setiap sistem, prosedur atau kebijakan intern yang akan atau sudah keluarkan. Dengan demikian setiap potensi ketidakpatuhan Perusahaan terhadap ketentuan atau peraturan perudang-undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. Agar perilaku organisasi tidak menyimpang dari standar, telah dibuat code of conduct yang berisi etika yang harus dilaksanakan oleh setiap karyawan. Sedangkan untuk meminimalkan risiko kepatuhan, Perusahaan senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM, Kualitas Aset Produktif KAP, Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN Aset Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK, dan lainnya. 234 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Dalam rangka menerapkan manajemen risiko kepatuhan yang efektif, Perusahaan juga telah melakukan identifikasi dan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya eksposur risiko kepatuhan, yaitu : • Penerapan Good Corporate Governance GCG secara efektif untuk memastikan dan memantau kepatuhan terhadap setiap peraturan dan persyaratan eksternal maupun internal. • Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan. • Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan. • Melakukan identifikasi dan analisa kepatuhan compliance analysis atas rencana dan pengembangan produk dan aktivitas baru guna memastikan kepatuhannya terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Penerapan risiko hukum bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan yuridis, ketiadaaan danatau perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi. Proses pengendalian risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan reviu secara berkala terhadap setiap kontrak dan perjanjian antara Perusahaan dengan pihak lain, antara lain dengan cara melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforceability untuk memastikan validitas hak dalam kontrak dan perjanjian yang telah dibuat. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada seluruh aktivitas penghimpunan dan penyediaan dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa, teknologi sistem informasi dan pengelolaan sumberdaya manusia. Setiap kejadian yang berpotensi menimbulkan risiko hukum, ditatausahakan dan diadministrasikan, selain untuk menilai tingkat risiko hukum yang dihadapi Perusahaan, juga sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi dan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya tuntutan atau litigasi. Untuk meminimalkan risiko hukum, Perusahaan selalu melakukan pemantauan terhadap potensi munculnya litigasituntutan hukum kepada Perusahaan. Dalam setiap aktivitas, baik perkreditan, operasional maupun tresuri, Perusahaan juga selalu memperhatikan kelengkapan aspek hukum terutama yang berkaitan dengan aktivitas perikatan perjanjian dengan nasabahdebitur dan kelengkapan dokumen legalitas. Terkait dengan penerapan manajemen risiko hukum, satuan kerja manajemen risiko juga melakukan kajian-kajian terkait dengan aktivitas Perusahaan yang dapat meningkatkan eksposur risiko hukum serta memberikan rekomendasi dalam rangka memitigasi risiko tersebut. 235 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perusahaan. Persepsi negatif terhadap Perusahaan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi seperti keluhan nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tatakelola dan budaya Perusahaan serta praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena itu, pelaksanaan manajemen risiko reputasi dilakukan dengan upaya mencegahmeminimalkan terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurunkan reputasi Perusahaan antar lain melalui pelaksanaan program Corporate Social Resposibility CSR, melakukan komunikasi secara rutin dengan pemangku kepentingan, penjagaan kualitas produk dan layanan, penjagaan etika bisnis dalam pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah maupun transaksi di pasar uang. Setiap terjadi keluhan nasabah, Perusahaan berupaya menanggapi dan menindaklajuti secara cepat. Dalam rangka menjaga reputasi, Perusahaan juga berupaya untuk menjaga transparansi produk dan jasa dengan pemberian informasi secara benar tentang manfaat dan risiko produk dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Setiap kejadian yang terkait dengan risiko reputasi dicatat dan ditatausahakan sehingga dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan untuk memproyeksikan potensi kerugian yang mungkin timbul dan langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan danatau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko strategik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi Perusahaan, kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal dan eksternal, ketidaktepatan implementasi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk mengendalalikan risiko strategik, Rencana Bisnis Bank disusun secara konservatif dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan Perusahaan serta mempertimbangkan kemampuan sumber daya, baik sumber daya keuangan, infrastruktur dan sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank, telah dilakukan komunikasi kepada setiap jenjang organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan pada saat review pelaksanaan yang dilakukan secara rutin tiap semester. Pengendalian risiko strategik juga dilakukan dengan pemantauan atas kinerja Perusahaan yang merupakan hasil dari pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis Perusahaan. Proses pemantauan dilakukan secara berkala melalui sistem informasi manajemen, yang secara berkala menyediakan laporan dalam rangka pengambilan keputusan oleh manajemen Perusahaan. Penilaian Profil Risiko Secara berkala Perusahaan melakukan penilaian risiko terhadap kedelapan risiko di atas sebagaimana telah diatur oleh Bank Indonesia. Penilaian risiko dilakukan melalui proses penilaian sendiri self-assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari risiko inheren yaitu risiko yang melekat pada aktivitas Perusahaan dan kualitas penerapan manajemen risiko yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. 236 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain Hasil penilaian profil Perusahaan telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Komite Manajemen Risiko kemudian disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Untuk profil risiko Perusahaan posisi 31 Desember 2012, secara keseluruhan dinilai pada peringkat 2 atau “Low To Moderate” dan stabil bila dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya. Hasil penilaian profil tersebut disampaikan pula kepada Komite Pemantau Risiko.

37. Perjanjian-perjanjian Penting

a. Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Channeling pembiayaan konsumen dalam rangka pembelian kendaraan bermotor dengan PT Maxima Inti Finance, PT Pro Car International Finance, PT Arjuna Finance, PT Financia Multifinance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Armada Finance, PT MNC Finance dan PT Pro Mitra Finance dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 1.285.000 dan suku bunga antara 12,00 - 14,00 per tahun. Jangka waktu pembiayaan channeling 1 – 3 tahun. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, Perusahaan bertindak selaku agen kerjasama, agen jaminan dan kustodi. b. Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama pembiayaan bersama kepada nasabah melalui pemberian kredit pembelian kendaraan bermotor dengan PT Sinar Mitra Sepadan Finance, PT Bima Multifinance, PT Sumber Artha Mas Finance, PT Magna Finance, PT MNC Finance dan PT Sejahtera Pertama Multifinance dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 465.000 dan suku bunga antara 12,00 - 14,00 per tahun. Porsi pembiayaan Perusahaan dalam perjanjian-perjanjian ini adalah antara 95,00 - 99,00 dari jumlah pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan bersama antara 1 – 3 tahun. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, Perusahaan bertindak selaku agen kerjasama, agen jaminan dan kustodi. c. Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jasa Manajemen Tenaga Kerja pendukung dengan PT Karunia Adi Sentosa sebagai penyedia karyawan temporer guna mendukung jasa-jasa perbankan. Perjanjian kerjasama ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2013. d. Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian sewa ruangan untuk kantor-kantor operasional Perusahaan dengan pihak ketiga.

38. Pengungkapan Tambahan Transaksi Bukan Kas

Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas dan laporan arus kas Perusahaan: 30 Juni 2013 2012 2011 2010 Penghapusbukuan kredit yang diberikan 670 500 1.640 - 31 Desember 237 PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2013 Dengan Angka Perbandingan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 yang Tidak Diaudit, serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain

39. Reklasifikasi Akun

Beberapa akun dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan laba rugi komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, sebagai berikut: Sesudah Sebelum Reklasifikasi Reklasifikasi PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Bunga yang diperoleh - 147.879 Provisi dan komisi - 3.885 Jumlah - 151.764 Beban Bunga Bunga yang dibayar - 93.436 Jumlah - 93.436 PENDAPATAN BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Kenaikan dan penurunan nilai wajar surat berharga - 214 Pendapatan lain-lain - 4.509 Pendapatan provisi dan komisi lainnya - 338 Beban operasional lainnya Beban administrasi dan umum - 31.973 Beban karyawan - 21.087 Beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif - 3.950 LABA OPERASIONAL PENDAPATAN BEBAN NON OPERASIONAL Koreksi penyisihan penghapusan aset produktif - 10.088 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga 152.350 - Beban bunga 96.511 - PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan administrasi 2.132 - Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif 6.138 - Pendapatan provisi dan komisi lainnya 1.462 - Pendapatan lain-lain 667 - BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban karyawan 19.034 - Beban umum dan administrasi 26.524 - Rugi dari penurunan nilai wajar efek yang diperdagangkan - bersih 4.213 - 31 Desember 2012 238