TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

105 Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kulitas pelaksanaan program APU PPT telah diadakan proses pelatihan dan refreshment secara rutin kepada karyawan, disertai dengan evaluasi secara tertulis melalui pemberian soal soal dan simulasi. Untuk menerapkan pelaksanaan KYC secara efektif dan eisisen, Perseroan telah membangun Sistem Informasi Manajemen yang digunakan untuk mengidentiikasi, memonitor dan melaporkan transaksi-transaksi mencurigakan dan perubahan proil risiko nasabah. Dengan sistem informasi tersebut, pelaksanaan KYC di Perseroan telah dapat berjalan secara efektif dan eisien.

12. TEKNOLOGI INFORMASI

Perseroan selalu mengupayakan dan terus melanjutkan pengembangan Teknologi Informasi TI yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan berbagai pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Pasalnya, selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal juga bisa meningkatkan kepuasan pelayanan bagi para nasabah. Pengembangan teknologi sistem informasi Perseroan akan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan bagi proses bisnis. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan TI yang solid diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi. Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan internekstern yang cepat, tepat dan akurat, serta pengambilan keputusan yang eisien. Sepanjang 2012, Perseroan telah menerapkan penggunaan PSAK 5055 dalam sistem core banking yang digunakan. Dengan adanya berbagai pengembangan yang telah dan akan dilakukan diharapkan mampu meningkatkan manfaat, baik bagi para pemegang saham dan kemajuan usaha bank maupun segenap stakeholders.

13. PENGHARGAAN

Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Perseroan selalu berpegang teguh pada perinsip tata kelola perusahaan yang baik sehingga Perseroan dapat menunjukan kinerja baik. Perseroan telah meraih beberapa penghargaan, antara lain sebagai bank dengan predikat ”Sangat Baik” dari Majalah Info Bank dari tahun 2004-2007, penghargaan ” Banking Eficiency Award” dari harian Bisnis Indonesia tahun 2012, peringkat ke-1 untuk kategori The Best Bank 2012 in ”Compliance”, peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in ”Risk Management”, dan peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in ”Marketing” dari majalah Business Review dalam Anugrah Perbankan Indonesia 2012, dan ”The Best Improvement Bank of The Year” dari Sembilan Bersama Media.

14. TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance GCG tidak sekedar memenuhi ketentuanperaturan regulator namun merupakan kebutuhan fundamental yang harus diimplementasikan dengan sungguh-sungguh sebagai upaya melindungi kepentingan stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis yang sehat. Pelaksanaan tata kelola Perusahaan GCG Perseroan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.84PBI2006 tanggal 30 Juni 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan PBI No.814PBI2006 tentang perubahan atas PBI No.84PBI2006 yang mewajibkan setiap bank melaksanakan prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pegawai tingkat pelaksana. 106 Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan bank telah menjadi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan selama ini. Pada praktiknya pelaksanaan GCG yang diterapkan Perseroan telah mengacu kepada lime 5 prinsip dasar GCG, yakni: 1. Keterbukaan Transparency, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai Undang-Undang yang berlaku. 2. Akuntabilitas Accountability, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran dan usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank. Dalam hubungan ini bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank. 3. Tanggung Jawab Responsibility, yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Sebagai wujud pertanggungjawaban bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian prudential banking practices dan mentaati peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen warga negara perusahaan yang baik termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial. 4. Independensi Independency, yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan conlict of interest, dan setiap keputusan berdasarkan objektiitas serta bebas dari tekanan dari pihak manapun. 5. Kewajaran Fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran equal treatment serta memberikanmenyampaikan pendapat bagi kepentingan bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Perseroan telah dilakukan dengan baik. Hal tersebut di antaranya dilakukan melalui penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia selaku regulator perbankan, serta memberikan informasi laporan keuangan Perseroan kepada publik sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Tindak lanjut terhadap beberapa aspek penerapan GCG pada Perseroan, antara lain dilakukan dalam bentuk: • Pemenuhan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. • Penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi. • Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. • Penetapan Visi, Misi dan Nilai Budaya Kerja Perusahaan. • Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite-komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi Nominasi. • Penunjukkan Direktur Kepatuhan dan pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. • Pelaksanaan fungsi manajemen risiko. • Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern. • Penanganan Benturan Kepentingan. • Penetapan Batas Maksimum Penyaluran Kredit BMPK • Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal • Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar. • Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan ketentuan ketentuan mengenai Rencana Bisnis Bank. 107 Dari hasil penilaian self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan GCG dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan GCG Perseroan tahun 2012 pada nilai komposit mencapai 2,0 berada pada range nilai komposit 1,5 nilai komposit 2,5 sehingga predikat komposit adalah “Baik”. Pembentukan Komite-Komite Dewan Komisaris Untuk mendukung efektiitas pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Komisaris, Perseroan telah membentuk komite-komite, yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Renumerasi dan Nominasi. Keanggotaan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling kurang 51 dari jumlah komite adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen. Pihak Independen bagi anggota komite adalah pihak diluar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau, hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan bank Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Komite Audit Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan Komite Audit disusun ulang pada tahun 2012. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No.SKDIR0110612 Tentang Penunjukan Keanggotaan Komite Audit tanggal 29 Juni 2012. Dalam susunan keanggotaan tersebut telah dipenuhi adanya pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi serta, pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan. Komite Audit berfungsi melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap track record masing-masing anggota, sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik. Dengan demikian, dapat menunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari 5 lima orang dengan susunan sebagai berikut: Posisi Nama Jabatan Ketua Birawa Natapradja Komisaris Utama Independen Anggota Dr. Timotius Pihak Independen Edy Sukarno Pihak Independen Hari Sugiharto Komisaris Independen Winadewi Hanantha Komisaris Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko Perseroan berfungsi melakukan evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantuan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko, serta Satuan Kerja Manajemen Risiko. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko. Dalam rangka melaksanan tugas sebagaimana dimaksud, Komite Pemantau Risiko telah melakukan: • Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut • Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 108 Adapun susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko, sebagai berikut: Posisi Nama Jabatan Ketua Hari Sugiharto Komisaris Independen Anggota Dr. Timotius Pihak Independen Edy Sukarno Pihak Independen Birawa Natapradja Komisaris Utama Independen Winadewi Hanantha Komisaris Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki fungsi dan tugas dalam melakukan evaluasi kebijakan remunerasi untuk seluruh tingkatan dalam organisasi, serta menyusun dan merekomendasikan sistem prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi, sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah dilaksanakan dengan baik. Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain: 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi; 2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi; 3. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 4. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris danatau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 5. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris; 6. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; prestasi kerja individual; kewajaran dengan peer group; dan pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perseroan. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi disusun ulang. Hal ini dilakukan melalui penerbitan Surat Keputusan Direksi No.SKDIR0120612 Tentang Penunjukan Keanggotaan ”Komite Remunerasi dan Nominasi”. Adapun susunan keanggotaan Komite Renumerasi dan Nominasi, sebagai berikut: Posisi Nama Jabatan Ketua Hari Sugiharto Komisaris Independen Anggota Birawa Natapradja Komisaris Utama Independen Winadewi Hanantha Komisaris Wenijati Head of Human Resources Catatan : Sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen sejak September 2012 Sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efekti sebagai Komisaris sejak Desember 2012. 109 Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal, Perseroan telah membentuk dan menyusun Piagam Unit Audit Internal yang menjadi pedoman kerja Unit Audit Internal Perseroan. Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank SPFA IB sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.16PBI1999. Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank merupakan tugas dan tanggung jawab dari Satuan Kerja Audit Internal SKAI yang merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan kerja operasional, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Pada 2012 ada penggantian Kepala SKAI Bank. Saudari Klarita Harianja yang sebelumnya sebagai Kepala SKAI mengundurkan diri pada akhir bulan Maret 2012. Untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut maka pada akhir Juni 2012 Saudara Rony Hermawan bergabung dengan Perseroan dan diangkat sebagai Kepala SKAI. Jumlah personil SKAI sebanyak 4 empat orang terdiri dari 1 satu orang Kepala SKAI dan 3 tiga orang Staf. Sementara itu terkait hasil temuan pemeriksaaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, di mana temuan ini wajib ditindaklanjuti. Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit termasuk hasil audit yang bersifat rahasia telah dilaporkan secara rutin kepada Bank Indonesia setiap 6 enam bulan sekali. Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal dan telah memiliki Piagam SKAI yang ditetapkan tanggal 18 September 2006. Anggota Unit Audit lnternal: Ketua : Rony Hermawan Warga Negara Indonesia, 42 tahun, lahir di Purwokerto, 11 September 1971. Menjabat sebagai Ketua Audit Internal Perseroan sejak Juni 2012. Sebelum itu menjabat sebagai ketua Audit Internal Bank Hana 2006-2012, Manager Audit Internal Barclays Bank dh. Bank Akita 2005-2006, Pemeriksa Bank dari Bank Indonesia 2001-2004, Accounting Head PT Jasabandagarta Sekuritas 1999-2001 dan Audit Internal Bank Utama 1995-1999. Anggota : Agung Prabowo Warga Negara Indonesia, 43 tahun, lahir di Jakarta, 23 Juni 1970. Menjabat sebagai Asisten Manager Audit Internal Perseroan sejak September 2012. Sebelum itu menjabat sebagai Sistem Prosedur Perseroan Juli 2011– September 2012, Head of Sub Branch Operation Perseroan Maret 2011–Juli 2011, Asisten Manager Audit Internal Perseroan 2004-2011, Senior Internal Audit PT Bank Asiatic 1999-2004, Internal Audit Staff PT Bank Dewa Rutji 1995-1999 dan Internal kontrol Staff PT Bank Dagang Nasional Indonesia 1995. : Trina R. Haloho Warga Negara Indonesia, 47 tahun, lahir di Pematang Siatar, 24 April 1966. Menjabat sebagai Staff Audit Internal Perseroan sejak Maret 2013. Sebelum itu menjabat sebagai Staff Legal Perseroan November 2012-Februari 2013, Head of Account and Customer Monitoring Perseroan 2004-2012, Sekretaris Direksi Perseroan 1996-2004, Sektretaris General Manager 1995-1996 dan Staff Operasional 1994-1995. : Wisnu Handono Husodo Warga Negara Indonesia, 27 tahun, lahir di Jakarta, 23 Januari 1986. Menjabat sebagai Internal Audit Perseroan sejak Oktober 2012. Sebelum itu menjabat sebagai Micro Credit Analyst Bank Mandiri Unit Klaten 2010-April 2012 dan Micro Credit Sales Bank Mandiri Unit Klaten 2010. 110 Adapun Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal meliputi: 1. Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit. Dalam hal ini auditor intern mewakili pandangan dan kepentingan profesinya dengan membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaaan on site dan pemantauan secara off site. 2. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen. 3. Mengidentiikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan eisiensi penggunaan sumberdaya dan dana serta meningkatkan kegiatan yang ada di Perseroan. Wewenang Unit Audit Internal Unit Audit Internal memperoleh wewenang sesuai dengan kedudukan dan tanggung jawabnya sehingga dapat dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut sesuai profesinya.

15. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY