PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
151 diminati  oleh  konsumenyang  semakin  sadar  tentang  kesehatan.  Produk  ini
mempunyai image pasar yang baik dan menpunyai nilai tambah yang tinggi. 4 Strategi  W T
Strategi  ini  bertujuan  untuk meminimalkan  kelemahan  serta
menghindari ancaman. Strategi yang dirumuskan adalah 1 Menumbuhkan kemitraan  agribisnis  petani  dengan  pengusaha;  dan  2 Meningkatkan
kapasitas dan kompetensi tenaga penyuluh pertanian. Strategi  yang  pertama  bertujuan  untuk  mewujudkan  agribisnis
tanaman  pangan  yang  menguntungkan,  menyejahterakan,  dan berkelanjutan.  Strategi  ini  dibangun  dengan  mempertimbangkan
ancaman  serius  yang  dihadapi  yaitu  faktor  menurunnya  minat generasi  muda  untuk terjun  ke  bidang  pertanian  tanaman  pangan
karena  dianggap  tidak  menguntungkan.  Potret  tentang  kemiskinan petani  yang  banyak  terdapat  di  daerah-daerah  semakin  memperkuat
image  bahwa  sektor  ini  tidak  prospektif.  Adanya  komitmen  kuat  dari Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Jember  untuk  mewujudkan  sistem
usaha tani bernilai tambah meniscayakan dibentuknya kemitraan yang kuat  antara  petani  dan  pengusaha.  Kemitraan  akan  meminimalisir
sebagian masalah penting yang  dihadapi petani, seperti kepastian dan jangkauan  pasar,  harga,  dan  bantuan  usaha  tani,  teknologi,  atau
permodalanyang umumnya
dilakukan oleh
pengusaha untuk
meberdayakan mitranya.
B. Tanaman Hortikultura Unggulan
Strategi  pengembangan  komoditas  tanaman  hortikultura  unggulan dapat dilihat pada Matrik SWOT seperti ditunjukkan pada Gambar 5.13.
1 Strategi  S O Strategi  yang  dapat  dilakukan  adalah  1    Melakukan  intensifikasi  dan
ekstensifikasi khusus  pengusahaan
hortikultura unggulan
yang bersifat  spesifik  lokalita;  2  Mengembangkan sentra  hortikultura
spesifik lokalita.
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
152
STRENGTH S
1 Produksi komoditas hortikultura unggulan cukup
tinggi 2 Potensi lahan sawah dan
tegalan yang masih cukup luas 3 Komitmen Pemkab
Jemberuntuk meningkatkan produksi
4 Adanya asosiasi petani dan kelembagaan petani
5 Adanya produk komoditas yang bersifat spesifik lokalita
6 Sarana usaha tani untuk produksi sayuran unggulan
cukup memadai 7
Teknik budidaya  untuk produksi sayuran unggulan
cukup baik
WEAKNESS W
1 Keterampilan petani buah-buahan unggulan rendah
2 Ketersediaan benih unggul berlabel kurang mencukupi
3 Teknologi budidaya buah-buahan unggulan masih kurang baik
4 Permodalan petani masih lemah 5 Peran tengkulak sangat besar dalam
menentukan harga jual 6 Minimnya unit industri pengolahan
hilir 7 Sarana produksi untuk pengusahaan
buah-buahan unggulan kurang memadai
8 Tidak ada sarana pemasaran untuk branding
9 Nilai tambah petani hortikultura unggulan masih kurang optimal
10 Partnership antara pedagang belum adil
OPPORTUNITY O
1 Kebijakan pemerintah tentang pembangunan pertanian yang
berbasis komoditas unggulan 2 Peluang untuk menghasilkan
komoditas yang bermutu tinggi dan bersifat spesifik lokalita
3 Peluang pasar yang semakin meningkat
4 Kemitraan dengan pengusaha atau industri pengolahan
5 Kerjasama antara poktangapoktan lembaga
risetperguruan tinggi pemerintah daerah
6 Menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk
penguatan modal petani
STRATEGI S – O
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi
khususpengusahaan hortikultura yang
bersifat spesifik lokalita
2. Pengembangan sentra hortikultura spesifik
lokalita
STRATEGI W – O
1. Memperkuat peran stakeholder  dalam
pemberdayaan petani penangkar benih unggul
berlabel spesifik lokalita
2. Pemberdayaan poktangapoktanasosiasi
petani untuk peningkatan SDM petani
3. Penguatan kapasitas dan kompetensi penyuluh
THREAT T
1 Meningkatnya impor komoditas hortikultura
2 Meningkatnya harga input usaha tani
3 Ketidakpastian musim menyebabkan resiko serangan
OPT meningkat 4 Menurunnya kesuburan tanah
5 Terjadinya alih fungsi lahan
STRATEGI  S – T
Meningkatkan fasilitasi petani untuk
mendapatkan sertifikat organik dan produk
hortikultura
STRATEGI  W – T
1. Peningkatan fasilitas pemasaran dan promosi
melalui pengembangan terminal agrobisnis
2. Penumbuhan dan pengembangan agroindustri
berbasis hortikultura unggulan
Gambar 5.13. Matrik SWOT Strategi Pengembangan Komoditas Hortikultura Unggulan di Kabupaten Jember
EFAS I FAS
FAKTOR STRATEGIS
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
153 Strategi  yang  pertama  bertujuan  untuk  meningkatkan  produksi
dan  mutu  komoditas  hortikultura unggulan  spesifik  lokalita  melalui penerapan sapta usaha tani secara intensif dan perluasan areal tanam.
Strategi ini dirumuskan karena mempunyai potensi kuat dan didukung oleh  sejumlah  peluang  strategis.  Faktor  kunci  yang  menjadi  kekuatan
adalah adanya komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Jember untuk meningkatkan  produksi  hortikultura  unggul  menjadi  icon  daerah,
keberadaan  asosiasi  dan  kelembagaan  petani  yang  secara  fungsional dapat  digunakan  untuk  mendukung  program  pengembangan,  adanya
komoditas  hortikultura  yang  mempunyai  karakteristik  spesifik lokalita, seperti manggis dan durian, serta masih luasnya lahan  sawah
mapun tegal yang dapat dimanfaatkan. Sementara  itu,  peluang  yang  mendukung  adalah  adanya  kebijakan
nasional  tentang  pengembangan  komoditas  unggul,  potensi  pasar, peluang  untuk  menghasilkan  buah-buahan  spesifik  lokalita  yang
bermutu  tinggi,  dan  terbukanya  peluang  kerjasama  dengan  perguruan tinggi untuk mengembangkan benih atau teknologi spesifik lokalita.
Urgensitas  strategi  yang  pertama  sangat tinggi  karena  hingga  saat ini  pengusahaan  hortikultura  unggulan,  khususnya  durian,  manggis,
pepaya  masih  banyak  mengalami  keterbatasan.  Budidaya  komoditas tersebut  dilakukan  seadanya   sehingga  produktivitas  dan  mutunya
masih  rendah.  Dinas  Pertanian  Kabupaten  Jember  juga  belum memberikan  program-program yang  intensif sebagaimana  komoditas
tanaman  pangan.    Perencanaan  tanam  buah-buahan  unggulan  masih didasarkan  atas  minat  petani  dan  belum  diusahakan  berdasarkan
jumlah permintaan pasar karena informasi tentang hal tersebut belum banyak diketahui. Akibatnya, petani komoditas ini belum memperoleh
nilai tambah sebagaimana yang diharapkan. Strategi  yang  kedua  adalah mengembangkan  sentra  hortikultura
spesifik  lokalita.  Strategi  ini  bertujuan  untuk  membangun  kawasan agribisnis  bagi  hortikultura  unggulan  khususnya  yang  mempunyai
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
154 karakter
spesifik lokalita,
seperti Jeruk
Semboro, durian
Sumberjambe,  dan  manggis  Tanggul.  Faktor  yang  menjadi  kekuatan dari    strategi  ini  adalah  jumlah  produksi  hortikultura  yang  cukup
tinggi,  terutama  jeruk  semboro,  adanya  komoditas  yang  bersifat spesifik  lokalitas,  dan  potensi  lahan  yang  cukup  luas  di  daerah  sentra
produksi.  Peluang  yang  dapat  dimanfaatkan  adalah pasar  yang semakin
meningkat, kebijakan
pemerintah pusat
tentang pengembangan  komoditas  unggul  sebagai center  of  excelent kawasan,
dan  potensi  kemitraan  dengan  agroindustri,  lemabga  keuangan,  dan perguruan tinggi yang sedang dilakukan perintisan.
Walaupun  sentra  produksi  hortikultura di  wilayah  Jember  telah dapat  dipetakan,  namun  hingga  kini  kawasan  tersebut  belum
ditetapkan  sebagai  kawasan  pengembangan  sehingga  belum  dikelola secara  terintegrasi  sebagaimana  konsep  pembangunan  kawasan  yang
diamanatkan  oleh  Kementrian  Pertanian  dalam  arah  dan  kebijakan pembangunan pertanian lima tahun mendatang.
2 Strategi  W O Strategi  yang  dapat  dilaksanakan  adalah 1 Memperkuat  peran
stakeholder    dalam  pemberdayaan  petani  penangkar  benih  unggul berlabel spesifik lokalita; 2 Pemberdayaan poktangapoktanasosiasi
petani  untuk  peningkatan  SDM  petani;  3  Penguatan  kapasitas  dan kompetensi penyuluh.
Strategi  yang  pertama  bertujuan  untuk  menciptakan  penangkar- penangkar  benih
atau  bibit unggul  berlabelatau  bersertifikat
khususnya  benih hortikultura  unggulan  spesifik  lokalita  melalui dukungan  dari para stakeholder,  seperti  perusahaan benih mitra,
perguruan  tinggi,  lembaga  riset,  lembaga  keuangan,  dan lembaga sertifikasi benih. Strategi ini dirumuskan  karena dapat  memanfaatkan
peluang  dalam  pengusahaan  hortikutura,  yaitu  faktor  potensi  untuk menghasilkan  komoditas  bermutu  yang  bersifat  spesifik  lokalita,
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
155 adanya kebijakan pemerintah pusat tentang pengembangan komoditas
hortikultura unggul, peluang pasar yang semakin besar, dan kemitraan dengan  agroindustri,  perguruan  tinggi,  lembaga  riset,  dan  pemerintah
daerah. Strategi ini dapat mengatasi kelemahan mendasar yang terjadi selama  ini  dalam  pengusahaan  komoditas  hortikultura,  yaitu
ketersediaan benih unggul berlabel yang masih sangat terbatas. Petani manggis, alpukat, dan durian di daerah sentra masih kesulitan mencari
bibit  unggul sehingga  mereka  mendatangkan  bibit  yang  belum berlabel  dari  daerah  lain.  Penangkar  benih  dan  bibit  yang  terdapat  di
Kabupaten Jember masih belum mendapatkan sertifikat, disamping itu benih yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan.
Strategi yang
kedua bertujuan
untuk memberdayakan
kelembagaan  petani  baik  poktangapoktan  maupun  asosiasi  agar menjadi  media  efektif  bagi  pembelajaran petani  dalam  bidang  usaha
tani  dan agribisnis  hortikultura.  Adanya  kebijakan  pemerintah  pusat untuk  mengembangkan  komoditas  hortikultura  unggulan  menjadikan
stretegi ini relevan dan berpeluang besar untuk dioperasionalisasikan. Disamping  itu,  poktangapoktan  yang  ada  sekarang  mempunyai
lingkup kegiatan
luas sehingga
dapat diarahkan
untuk memberdayakan  petani  hortikultura.  Strategi  ini  dapat  menangani
hampir  semua kelemahan  yang  terjadi selama  ini  yang  dialami  oleh petani  hortikultura.  Poktangapoktanasosiasi  belum  digunakan
secara  efektif untuk  menggulirkan  program-program  bagi  komoditas hortikultura.  Diantara  hortikultura  unggulan  yang  ada,  hanya  cabe
rawit dan jamur yang mendapatkan porsi besar dari dinas terkait. Strategi  yang  ketiga  bertujuan  untuk  menghasilkan  penyuluh
lapang  yang  mempunyai kompetensi  atau  kemampuan  tinggi  dibidang usaha  tani  dan  agribisnis  hortikultura  dengan  jumlah  yang  sesuai
dengan  kebutuhan  petani.  Hingga  saat  ini  kompetensi  para  penyuluh lapang  untuk  komoditas  hortikultura  masih  rendah  sehingga  belum
banyak  memberikan  kontribusi  bagi  petani.  Strategi  ini  merupakan
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
156 kunci  sukses  bagi  strategi  lainnya  karena  berkaitan  langsung  dengan
peningkatan  SDM  petani  dan  efektifitas  program  pengembangan. Strategi
ini seiring
dengan kebijakan
pemerintah untuk
memberdayakan  petani hortikultura  dan  mampu  untuk  mengatasi banyak  permasalahan  yang  terkait  dengan  rendahnya  ketrampilan
petani,  teknik  budidaya  yang  kurang  baik,  dan  pengelolaan kelembagaan petani yang masih terbatas.
3 Strategi  W O Strategi  yang  dapat dilakukan  adalah  meningkatkan  fasilitasi  petani
untuk  mendapatkan  sertifikat  organik  dan  sertifikasi  produk hortikultura
strategi  ini  dibangun  karena  berupaya  memanfaatkan peluang  meningkatnya  pasar dan  persaingan  produk  hortikultura.
Peningkatan  produksi  menjadi  tidak  begitu  berarti  jika  komoditas tersebut  tidak  dapat  bersaing  dengan  komoditas  lainnya.  Untuk
memenangkan  persaingan,  maka komoditas  hortikultura  harus
mempunyai  keunggulan  mutu,  dan  mendapat  jaminan  kepercayaan dari konsumen.
Strategi  ini  bertujuan  untuk  meningkatkan  diferensiasi  dan  nilai tambah  komoditas  hortikultura  unggulan  melalui  pengembangan
komoditas  hortikultura  organik  yang  aman  dan  bermutu  yang ditunjukkan  dengan  diperolehnya  sertifikasi  produk  sehingga
mempunyai keunggulan dan daya saing. Hingga saat ini, baru sebagian kecil produk hortikultura yang memperoleh sertifikasi sebagai produk
yang  aman  dikonsumsi  sertifikat  Prima-3,  seperti  buah  manggis  dan jeruk  semboro,  sedangkan  untuk  sertifikasi  Prima-2,  dan  Prima-1
belum berhasil diraih. Strategi ini dapat mengatasi lemahnya branding produk  hortikultura  Kabupaten  Jember  agar  lebih  dikenal  luas,  dan
dapat  menjadi  pendorong  membaiknya  sejumlah  faktor,  seperti peningkatan  ketrampilan  petani, peningkatan  teknologi  budidaya
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
157 hortikultura,  penngunaan  benih  unggul,  menjalin partneship,  dan
meningkatkan posisi tawar petani. 4 Strategi  W T
Strategi  yang  dapat  dilaksanakan  adalah  1  meningkatkan  fasilitas pemasaran dan promosi melalui pengembangan terminal agrobisnis; dan 2
Menumbuhkan  dan  mengembangkan  agroindustri berbasis  hortikultura unggulan.
Strategi yang pertama bertujuan untuk memperluas dan mempermudah akses  pasar  hortikultura  bagi  petani,  dan  meningkatkan  promosi  terhadap
potensi  hortikultura  di  Kabupaten  Jember.  Terminal  agrobisnis  merupakan sarana  pemasaran  yang  dibangun  secara  spesifik  untuk  melayani  dan
melaksanakan kegiatan distribusi dan pemasaran hortikultura unggulan dari sumber  produksi  ke  lokasi  tujuan  pemasarannya.Dengan  dibangunnya
fasilitas  ini diharapkan  akan  menjadi sarana yang  mapan  dan  mampu mengelola  pasokan hortikultura yang  memenuhi  syarat  kualitas,  kuantitas,
kontinuitas dan harga produk yang sesuai diterima baik oleh petani maupun konsumen. Hingga  saat  ini,  Kabupaten  Jember  belum  mempunyai  terminal
agrobisnis,  padahal  produksi  hortikultura  unggulan  di  wilayah  ini  cukup potensial. Strategi ini dapat meminimalkan fluktuasi harga yang tajam karena
spekulasi  yang  dilakukan  tengkulak,  memperkuat  daya  tawar  petani,  dan meningkatkan branding hortikultura Kabupaten Jember.
Strategi  yang  kedua  bertujuan  untuk meningkatkan  nilai  tambah  dan meningkatkan  pendapatan  petani  komoditas  hortikultura  unggulan.  Produk
hortikultura  di  Kabupaten  Jember  umumnya  dijual petani dalam  bentuk segar, hanya sebagian kecil yang diolah, seperti jamur dan manggis. Strategi
ini  berupaya  untuk  mengintegrasikan  usaha  pasca  panen  yang  biasanya dilakukan  oleh  pedagangtengkulak  menjadi  bagian  dari  agribisnis  petani
hortikultura  sehingga  petani  mendapatkan  nilai  tambah  yang  lebih  tinggi. Pemerintah  daerah  dapat  menfasilitasi  hal  tersebut  dengan  bekerjasama
dengan pihak para stakeholder baik dari dalam maupun luar Jember dengan cara  mengembangkan  unit  pengolahan,  seperti  sortasi,  grading  mutu,
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
158 pengemasan
produk, bahkan
pengolahan hilir
ditingkat poktangapoktanasosiasi.  Hingga saat ini hal tersebut baru dilakukan oleh
Koperasi Jamur Tiram, sedangkan untuk asosiasi lainnya masih dalam tahap perintisan  sehingga  memerlukan  dorongan  dari  semua  pihak.    Strategi  ini
dapat    mengurangi  minimnya  agroindustri  dan  usaha  produktif  lainnya dipedesaan, meningkatkan nilai tambah petani, mengurangi ketergantungan
peran tengkulak, dan meningkatkan partnership petani dengan stakeholder.
5.5.3 Strategi Prioritas Pengembangan  Komoditas Unggulan