Strategi Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan

PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 158 pengemasan produk, bahkan pengolahan hilir ditingkat poktangapoktanasosiasi. Hingga saat ini hal tersebut baru dilakukan oleh Koperasi Jamur Tiram, sedangkan untuk asosiasi lainnya masih dalam tahap perintisan sehingga memerlukan dorongan dari semua pihak. Strategi ini dapat mengurangi minimnya agroindustri dan usaha produktif lainnya dipedesaan, meningkatkan nilai tambah petani, mengurangi ketergantungan peran tengkulak, dan meningkatkan partnership petani dengan stakeholder.

5.5.3 Strategi Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan

Strategi pengembangan komoditas unggulan yang dihasilkan dari analisis SWOT merupakan strategi alternatif yang mempunyai skala dampak berbeda-beda terhadap tujuan pengembangan. Strategi prioritas adalah strategi yang operasional, efektif, dan mempunyai dampak luas terhadap elemen-elemen sistem pengembangan yang direpresentasikan melalui faktor internal dan eksternal sebagaimana telah dibahas secara rinci pada bagian sebelumnya. Untuk menentukan strategi prioritas digunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. Metode ini memungkinkan dilakukannya evaluasi berbagai strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun pada tahap pencocokan. a Strategi Prioritas Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan Berdasarkan hasil analisis QSPM sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.42 diperoleh bahwa strategi prioritas pengembangan tanaman pangan padi, jagung, dan kedelai adalah Intensifikasi khusus padi, jagung, kedelai berwawasan agribisnis dengan nilai skor 8.266, sedangkan prioritas yang terendah adalah Meningkatkan pengawasan perencanaan dan distribusi sarana usaha tani dengan nilai skor 6.132. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika strategi prioritas pertama dilakukan, maka dampaknya terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sistem pengembangan komoditas tanaman PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 159 pangan lebih besar dibandingkan strategi lainnya. Hal tersebut disebabkan secara implisit strategi prioritas mempunyai relevansi kuat dengan strategi lainnya. Penjabaran strategi prioritas pertama harus selalu dipadukan dengan strategi yang mempunyai prioritas lebih rendah. Tabel 5.42 Analisis QSPM untuk Menentukan Strategi Prioritas bagi Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan Faktor Bobot Total Atraktif Skor TAS Strategi A B C D E F G H Kekuatan: 1 Kebijakan Pemkab Jember untuk meningkatkan sistem usaha tani 0.118 0.55 0.55 0.55 0.46 0.59 0.43 0.47 0.51 2 Sentra produksi padi, jagung, dan kedelai di Jawa Timur 0.028 0.09 0.08 0.12 0.09 0.12 0.08 0.11 0.12 3 Perencanaan tanam yang sesuai dengan kondisi wilayah 0.052 0.16 0.20 0.19 0.14 0.17 0.15 0.14 0.16 4 Kesiapan aparatur pemerintah dan dinas-dinas terkait 0.113 0.34 0.34 0.41 0.44 0.41 0.41 0.45 0.37 5 Penggunaan benih unggul cukup tinggi 0.096 0.25 0.22 0.39 0.45 0.29 0.32 0.35 0.32 6 Keberadaan poktan dan gapoktan hingga ke pelosok 0.116 0.46 0.54 0.50 0.35 0.30 0.46 0.50 0.41 7 Sarana irigasi cukup memadai 0.088 0.23 0.35 0.32 0.23 0.20 0.23 0.26 0.29 Kelemahan : 1 Kepemilikan lahan petani rendah 0.047 0.12 0.12 0.22 0.14 0.18 0.14 0.17 0.17 2 Teknik budidaya yang masih kurang baik 0.085 0.26 0.22 0.33 0.37 0.22 0.31 0.40 0.33 3 Manajemen kelembagaan petani yang kurang baik 0.033 0.11 0.09 0.14 0.10 0.08 0.10 0.12 0.10 4 Pengelolaan irigasi yang kurang optimal 0.072 0.21 0.36 0.31 0.21 0.19 0.21 0.24 0.26 5 Permodalan petani yang masih lemah 0.055 0.13 0.14 0.20 0.28 0.17 0.20 0.28 0.17 6 Peran tengkulak sangat besar dalam tata niaga pemasaran 0.033 0.07 0.09 0.11 0.15 0.07 0.10 0.15 0.10 7 Kemitraan antara pemerintah-petani- lembaga riset belum ada 0.006 0.01 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 8 Pendapatan petani yang masih rendah 0.025 0.06 0.07 0.12 0.12 0.06 0.12 0.12 0.10 9 Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia 0.033 0.12 0.10 0.15 0.13 0.10 0.17 0.12 0.17 Peluang: 1 Adanya kebijakan swasembada pangan 0.145 0.61 0.52 0.67 0.48 0.63 0.38 0.57 0.67 2 Meningkatnya permintaan pasar 0.120 0.36 0.31 0.56 0.40 0.31 0.40 0.47 0.40 3 Terbukanya peluang penerapan mekanisasi pertanian 0.043 0.14 0.10 0.20 0.16 0.11 0.11 0.17 0.16 4 Terdapatnya lembaga perbankan dan berbagai skim pinjaman 0.077 0.15 0.20 0.28 0.36 0.25 0.25 0.28 0.25 5 Terdapatnya lembaga riset dan perguruan tinggi 0.073 0.22 0.22 0.26 0.19 0.24 0.29 0.24 0.26 6 Adanya benih varietas unggul berlabel 0.094 0.19 0.31 0.41 0.37 0.19 0.34 0.28 0.31 7 Meningkatnya HPP padi, jagung, dan kedelai 0.021 0.04 0.06 0.08 0.07 0.04 0.05 0.07 0.08 Ancaman: 1 Ketidakpastian musim menyebabkan resiko serangan OPT meningkat 0.081 0.27 0.27 0.38 0.27 0.21 0.30 0.27 0.38 2 Meningkatnya harga input usaha tani 0.064 0.18 0.19 0.28 0.23 0.13 0.26 0.21 0.23 3 Menurunnya kesuburan tanah 0.128 0.38 0.54 0.55 0.38 0.42 0.64 0.42 0.60 4 Menurunnya minta generasi muda di bidang pertanian 0.009 0.02 0.02 0.03 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03 5 Alih fungsi lahan 0.132 0.35 0.26 0.44 0.30 0.66 0.26 0.30 0.48 6 Perdagangan bebas menyebabkan persaingan pasar meningkat 0.013 0.03 0.03 0.06 0.04 0.03 0.03 0.05 0.04 Total 1.000

6.13 6.52

8.27 6.95

6.42 6.77

7.25 7.49