PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
71
C. Potensi Tanaman ObatRempah
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis tanaman obatrempah yang banyak diusahakan dan dibudidayakan oleh masyarakat
Kabupaten Jember sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.13. Tanaman obatrempah yang dimaksudkan adalah tanaman yang produknya untuk
tujuan farmasiobat, penyegar dan pengharum. Sementara untuk jenis tanaman obatrempah yang jumlah produksinya dominan dibandingkan
jenis tanaman obatrempah lainnya adalah jahe, laos, mengkudu, kencur, dan temulawak sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Tabel 5.13 Produksi Tanaman ObatRempah di Kabupaten Jember
Tanaman jahe, laos dan kunyit menjadi tanaman obatrempah yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Jember, masing-masing 19.5,
17.72 dan 13.05 dari total produksi tanaman obatrempah. Tingginya jumlah tersebut disebabkan karena meningkatnya kebutuhan ketiga jenis
tanaman tersebut untuk keperluan rumah tangga, farmasi dan bahan baku industri minuman penyegar.
No. Komoditi
Luas Panen M2
Produksi Kg Prosentase
Produksi
1 Jahe
156,110 184,008
19.58 2
Laos 75,017
166,540 17.72
3 Kunyit
67,556 122,616
13.05 4
Mengkudu
20,737 92,835
9.88 5
Kencur 75,474
88,775 9.45
6 Temu Lawak
55,173 73,528
7.82 7
Mahkota Dewa
571 69,465
7.39 8
Temu Ireng 49,139
51,078 5.44
9 Lempuyang
31,345 31,711
3.37 10
Temu Kunci
28,319 26,186
2.79 11
Kapulaga
5,850 10,793
1.15 12
Lida Buaya
330 9,521
1.01 13
DlingoDringo
2,968 8,140
0.87 14
Kejibeling
401 2,472
0.26 15
Sambiloto
359 2,056
0.22
569,349 939,724
100
Jumlah
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
72 Gambar 5.9 Jenis Tanaman ObatRempah Dominan di Kabupaten Jember
Sentra produksi jahe di Kabupaten Jember terdapat di Kecamatan Ledokombo 24.56, Sumberbaru 23.1 dan Gumukmas 18.75.
Jumlah produksi diwilayah tersebut mencapai 66.41, sedangkan sisanya tersebar dibeberapa kecamatan, antara lain Ambulu, Tempurejo, Sukowono
dan Mayang. Wilayah produksi laos yang terbesar berada di Kecamatan Ambulu
27.32, Gumukmas 20.42, dan Ledokombo 17.74. Di tiga wilayah tersebut, jumlah produksinya sekitar 65.78 dari total produksi laos
Kabupaten Jember. Wilayah lainnya, seperti Kecamatan Mayang, Sukowono, Tempurejo dan Semboro masing-masing kontribusinya sekitar 4.5 dari
total produksi laos. Berkembanganya
industri jamu
tradisional dan
pengobatan menggunakan bahan herbal menjadi salah satu faktor meningkatnya
komoditas kunyit. Sentra produksi kunyit di Kabupaten Jember adalah Kecamatan Ledokmbo 25.78, Ambulu 24.14, dan Gumukmas
15.25. Ketiga wilayah tersebut menyumbang 65.18 dari total produksi kunyit, sedangkan sisanya tersebar di Kecamatan Semboro, Mayang,
Sumberbaru, Tempurejo dan Bangsalsari yang masing-masing kontribusinya 5.2 dari total produksi. Wilayah produsen sayuran dominan di Kabupaten
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
73 Jember beserta jumlah produksi dan kontribusinya secara rinci ditunjukkan
oleh Tabel 5.14. Tabel 5.14. Wilayah Produsen
Tanaman ObatRempah Dominan di
Kabupaten Jember
5.2KarakteristikProdusen Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Kabupaten Jember
Karakteristik produsen menjelaskan tentang pola sebaran dari wilayah kecamatan penghasil komoditas tanaman pangan dan hortukultura
dominansebagaimana yang dimaksud pada bagian sebelumnya agar dapat diketahui jenis komoditas dan besarnya potensi yang dihasilkan oleh wilayah
tersebut.Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah penghasil tanaman pangan atau hortikultura tidak selalu berasal dari satu atau beberapa
kecamatan saja, melainkan dapat berasal dari banyak wilayah. Wilayah penghasil tidak selalu bersifat aglomeratif atau berasal dari kecamatan-
kecamatan yang berdekatan saja, tetapi ada yang sifatnya menyebar.
Jenis Tanaman
Wilayah Produksi Jumlah Produksi
Kg Kontribusi terhadap
Produksi di Kab. Jember
Jahe Ledokombo
45,200 24.56
Sumberbaru 42,500
23.10 Gumukmas
34,500 18.75
Laos Ambulu
45,500 27.32
Gumukmas 34,000
20.42 Ledokombo
29,550 17.74
Kunyit Ledokombo
31615.00 25.78
Ambulu 29600.00
24.14 Gumukmas
18700.00 15.25
Mengkudu Ambulu
49,750 53.59
Bangsalsari 39,800
42.87 Kencur
Ledokombo 21,370
24.07 Ambulu
15,700 17.69
Mayang 10,250
11.55 Temulawak
Ambulu 22,500
30.60 Mayang
12,800 17.41
Gumukmas 12,000
16.32 Semboro
7,455 10.14
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
74 Untuk
mengetahui besarnya potensi suatu wilayah digunakan katagorisasi yang didasarkan atas besarnya kontribusi produksi suatu
komoditas pada wilayah terhadap produksi total dari komoditas yang dimaksud di Kabupaten Jember. Semakin besar nilai kontribusinya, semakin
menunjukkan bahwa wilayah tersebut mendekati peran sebagai sentra produksi. Berdasarkan sebaran nilai kontribusi produksi tanaman pangan
dan hortikultura Kabupaten Jember tahun 2013 dan 2014, ditetapkan katagorisasi kontribusi produksi seperti ditunjukkan pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Katagorisasi Nilai KontribusiProduksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jember
Kisaran Nilai Kontribusi Produksi X dalam
Arti Simbol
X 5 Sangat Rendah
5 X 10 Rendah
10 X 15 Sedang
15 X 20 Tinggi
X 20 Sangat Tinggi
Tanaman Padi merupakan tanaman pangan utama di Kabupaten. Tanaman ini diusahakan di seluruh wilayah kecamatan Kabupaten Jember.
Kontribusi produksi untuk masing-masing wilayah kecamatan tidak ada yang mencapai katagori sedang, umumnya adalah rendah atau kurang dari 5.
Wilayah yang produksinya relatif tinggi dibandingkan wilayah lainnya adalah Kecamatan Tanggul, Sumberbaru, Bangsalsari dan Rambipuji. Namun
keempat wilayah tersebut rata-rata kontribusinya hanya sekitar 5.5 atau masih termasuk dalam katagori rendah sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 5.15. Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa wilayah penghasil padi
tersebarmerata di semua kecamatan dan tidak menggambarkan adanya pemusatan di wilayah tertentu. Tingkat kontribusi produksi lebih disebabkan
karena perbedaan luas tanam dan frekuensi penanamannya dalam satu tahun. Empat kecamatan yang telah disebutkan mempunyai luas sawah yang
relatif besar dibandingkan kecamatan lainnya dan frekuensi penanamannya
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
75 berkisar 2 hingga 3 kali dalam setahun. Sementara kecamatan Wuluhan dan
Ambulu walaupun sawah yang tersedia cukup luas, namun frekuensi penanamannya hanya sekali dalam satu tahun karena kurangnya air dan
keterbatasan fasilitas irigasi yang tersedia. Produktivitas panen padi di Kabupaten Jember rata-rata adalah 5.93 ton
per hektar. Jika dilihat dari produktivitasnya, masing-masing kecamatan mempunyai tingkat produktivitas yang hampir sama dengan simpangan
sebesar 0.48 ton per hektar. Hal ini menunjukkan bahwa cara budidaya, perencanaan usaha tani, fasilitas input benih, pupuk, obat pengendali hama
dan penyakit, dan tingkat ketrampilan petani hampir sama. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya produksi padi di Kabupaten
Jember disebabkan karena ketersediaan lahan sawah dan intensitas penanamannya. Apabila, intensitas penanaman padi dapat ditingkatkan,
maka produksi padi dapat ditingkatkan tanpa harus menambah sawah baru. Tabel 5.15. Sebaran Wilayah Produsen Tanaman pangan di Kabupaten
Jember
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember 2014, data diolah
Sebaran wilayah produsen untuk tanaman jagung mempunyai karakteristik yang mirip dengan tanaman padi, dimana tidak ada wilayah
penghasil yang dominan. Beberapa wilayah di selatan Kabupaten Jember,
Padi Jagung
Kedelai Ubi Kayu
Ubi Jalar Kc Tanah
1 Tempurejo
2 Sumberbaru
3 Bangsalsari
4 Gumukmas
5 Wuluhan
6 Ajung
7 Tanggul
8 Sukorambi
9 Ledokombo
10 Sukowono
11 Puger
12 Ambulu
13 Jenggawah
14 Rambipuji
15 Balung
16 Umbulsari
17 Jombang
18 Jelbuk
19 Patrang
Komoditas Kecamatan
No.
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
76 seperti Kecamatan Wuluhan, Gumukmas, Ambulu, Puger dan Tempurejo
walaupun dikenal sebagai penghasil jagung, namun kontribusinya rata-rata hanya 8.15 atau masih termasuk ke dalam katagori rendah, kecuali
Kecamatan Wuluhan yang mencapai 12.73 atau katagori sedang. Produktivitas panen jagung juga menunjukkan perbedaan nilai yang tidak
begitu tajam, yaitu rata-rata 6.4 tonhektar dengan simpangan sebesar 0.88 ton per hektar. Hal teerbut menunjukkan bahwa faktor kesesuaian lahan,
sistem budidaya, input produksi dan ketrampilan petani bukan menjadi sebab utama terjadinya keragaman produksi jagung.
Perbedaan jumlah produksi jagung antar wilayah disebabkan karena perbedaan pola tanamnya. Di wilayah-wilayah yang jumlah produksinya
relatif tinggi frekuensi tanam padi rata-rata hanya sekali dalam setahun. Sebagai contoh di Kecamatan Ambulu dan Wuluhan, hampir 90 lahan
sawahnya hanya ditanami padi sekali dalam satu tahun, lainnya ditanami jagung dan komoditas lainnya.
Berbeda dengan tanaman padi dan jagung, sebaran wilayah tanaman kedelai menunjukkan adanya pemusatan. Wilayah sentra produksi kedelai
berada di Kecamatan Bangsalsari dengan nilai kontribusi produksi mencapai 34.78 atau termasuk katagori sangat tinggi. Sementara wilayah lainnya,
seperti Kecamatan Ajung, Jenggawah, Balung, Umbulsari dan Jombang masih termasuk ke dalam katagori rendah. Pengkonsentrasian wilayah tersebut
menunjukkan bahwa Kecamatan Bangsalsari mempunyai pola tanam yang berbeda dengan wilayah lainnya. Petani di wilayah tersebut umumnya 92
menanam padi dua kali dalam setahun, 8 sisanya tiga kali dalam setahun. Waktu bera dioptimalkan oleh petani dengan memprioritaskan budidaya
tanaman kedelai. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat telah mempunyai persepsi dan daya terima yang baik dengan budidaya kedelai.
Disamping karena pasarnya yang sudah jelas, hampir dapat dipastikan bahwa masyarakat petani di Kecamatan Bangsalsari telah mempunyai
kesiapan dan ketrampilan yang cukup memadai dalam hal sistem budidaya kedelai dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
77 produktivitas panen kedelai yang jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain.
Pada tahun 2014, produktivitas panen kedelai di wilayah ini mencapai 2.34 ton per hektar, sedangkan wilayah lainnya rata-rata hanya 1.75 ton per
hektar. Sebaran wilayah tanaman ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah
menunjukkan adanya pengkonsentrasian wilayah sebagaimana pada tanaman kedelai. Kecamatan Sumberbaru menjadi sentra produksi ubi kayu
dengan kontribusi produksi sebesar 27.45 atau termasuk ke dalam katagori sangat tinggi. Sementara itu, sentra ubi jalar berada di Kecamatan
Ledokombo dan Sukowono dengan katagori kontribusi produksi masing- masing sangat tinggi dan tinggi, sedangkan sentra kacang tanah berada di
Kecamatan Tanggul. Tanaman ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah umumnya di tanam di
lahan kering atau tegalan. Kecamatan Sumberbaru, Tanggul, Ledokombo mempunyai lahan tegal yang cukup luas, masing-masing 2.57 ribu hektar,
1.29 ribu hektar, dan 2.27 ribu hektar. Walaupun di wilayah lain, seperti Kecamatan Silo dan Sumberjambe, lahan tegalannya juga sangat luas, namun
produksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah sangat rendah. Mayoritas petani di dua wilayah tersebut lebih memilih menanami lahan tegal mereka
dengan tanaman hortikultura, seperti durian dan alpukat.Disamping itu, minat petani dalam membudidayakan ketiga komoditas tanaman pangan
tersebut sangat rendah karena pasar untuk ketiga komoditas tersebut belum terbentuk sebagaimana wilayah sentra. Aktivitas perdagangan komoditas
tersebut rendah sehingga belum dapat menjadi pendorong bagi petani memanfaatkan lahan tegalnya untuk ditanami ubi kayu, ubi jalar dan kacang
tanah. Karakteristik wilayah sebaran komoditas buah-buahan menunjukkan
adanya aglomerasi atau pengkonsentrasian wilayah. Sentra produksi jeruk siam terletak di bagian barat Kabupaten Jember membentuk aglomerasi
antara Kecamatan Sumberbaru, Semboro dan Jombang. Produksi di tiga wilayah tersebut mencapai 70.97. Sementara wilayah Kecamatan Kencong
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
78 dan Tanggul dapat berperan sebagai wilayah produksi penyangga bagi ketiga
wilayah sentra tersebut. Sentra produksi tanaman pisang berada di Kecamatan Sumberbaru dan
Bangsalsari. Di dua wilayah tersebut, kontribusinya mencapai 41.5, sedangkan semtra produksi pisang lainnya, yaitu Kecamatan Kalisat juga
menjadi salah satu sentra tanaman pisang dengan nilai kontribusi produksi 19.23.
Sebagaimana jeruk siam dan pisang, wilayah penghasil manggis juga membentuk aglomerasi antara Kecamatan Sumberbaru dan Tanggul. Padahal
di dua kecamatan tersebut, khususnya Sumberbaru, juga merupakan sentra komoditas jeruk siam dan Pisang. Dengan demikian di Kecamatan
Sumberbaru saja menjadi sentra bagi tiga jenis tanaman buah-buahan, yaitu jeruk siam, manggis dan pisang.
Kondisi yang sama terjadi di Kecamatan Panti yang menjadi sentra produksi bagi komoditas rambutan dan durian. Buah durian mampu tumbuh
dengan baik pada dataran yang relatif tinggi dibandingkan tanaman buah potensial lainnya. Selain Panti, Kecamatan Sumberjambe dan Arjasa juga
dapat dikembangkan menjadi wilayah sentra walaupun hingga saat ini nilai kontribusi produksinya masih termasuk ke dalam katagori rendah.
Sentra produksi tanaman alpukat juga menunjukkan aglomerasi yang berada di sebelah timur Kabupaten Jember, yaitu Kecamatan Silo dan
Ledokombo. Selain alpukat, di dua wilayah tersebut, utamanya Kecamatan Ledokombo, juga menjadi sentra bagi komoditas pepaya. Sebaran produksi
tanaman buah-buahan potensial atau dominan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
79 Tabel 5.16. Sebaran Wilayah Produsen Buah-Buahan di Kabupaten Jember
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember 2014, data diolah
Pola sebaran wilayah produksi tanaman sayuran umumnya
menunjukkan adanya aglomerasi atau pengkonsentrasian. Sentra tanaman cabe rawit berada di Kecamatan Gumukmas, sedangkan di sebelah utara
terletak membentuk kawasan aglomerat di Kecamatan Kalisat, Ledokombo, dan Sukowono. Sementara untuk cabe besar, sebaran wilayah produksinya
lebih luas namun masing-masing wilayah kontribusinya masih termasuk katagori rendah, kecuali di Kecamatan Gumukmas yang mempunyai katagori
produksi tinggi. Dengan demikian Kecamatan Gumukmas dapat dikatakan sebagai wilayah potensial untuk sentra tanaman cabe rawit dan cabe besar.
Wilayah Kecamatan Ambulu dan Wuluhan menjadi sentra produksi bagi tanaman kubis. Aglomerasi dua wilayah tersebut memberikan kontribusi
produksi kubis hingga mencapai 90.16, sehingga layak disebut sebagai sentra produksi kubis. Pola yang hampir sama dimiliki oleh komoditas jamur
yang mana wilayah produksinya membentuk sentra di Kecamatan Panti, Ajung, dan Rambipuji menunjukkan bahwa di tiga wilayah tersebut telah
banyak terdapat kelompok pembudidaya jamur dengan skala kecil hingga menengah. Demikian juga untuk tanaman kacang panjang, wilayah
produksinya membentuk sentra produksi yang berada di Kecamatan Umbulsari dan Semboro. Sebaran wilayah produksi tanaman sayuran di
Kabupaten Jember ditunjukkan pada Tabel 5.17.
Jeruk Siam Pisang
Pepaya Rambutan
Durian Manggis
Alpukat 1
Panti 2
Sumberbaru 3
Tanggul 4
Ledokombo 5
Silo 6
Bangsalsari 7
Kencong 8
Ambulu 9
Jenggawah 10
Umbulsari 11
Semboro 12
Jombang 13
Arjasa 14
Kalisat 15
Sumberjambe 16
Sukowono 17
Patrang Komoditas
No. Kecamatan
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
80 Tabel 5.17.
Sebaran Wilayah Produsen Sayuran di Kabupaten Jember
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember 2014, data diolah
Wilayah penghasil tanaman obatrenpah di Kabupaten Jember juga menunjukkan pola aglomerat namun dengan jenis tanaman yang lebih
beragam. Sebagai contoh, Kecamatan Ambulu dan Gumukmas dapat disebut sebagai sentra untuk komoditas jahe, laos, kunyit, mengkudu, kencur dan
temulawak. Wilayah lain yang dapat disebut sentra produksi jahe, laos, kunyit dan kencur adalah Kecamatan Ledokombo. Sementara itu, masih
terdapat beberapa sentra produksi lain namun hanya untuk jenis tanaman tertentu, misalnya kecamatan Sumberbaru untuk tanaman jahe, dan
Kecamatan Bangsalsari untuk tanaman mengkudu. Sebaran wilayah produksi tanaman obatrempah di Kabupaten Jember ditunjukkan pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Sebaran Wilayah Produsen
Tanaman ObatRempah di
Kabupaten Jember
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember 2014, data diolah
Cabe Rawit Kubis
Kc. Panjang Jamur
Cabe Besar Terung
1 Ledokombo
2 Umbulsari
3 Gumukmas
4 Tempurejo
5 Ambulu
6 Sukowono
7 Wuluhan
8 Mumbulsasr
9 Ajung
10 Panti
11 Sumberbaru
12 Tanggul
13 Semboro
14 Jombang
15 Kalisat
16 Puger
17 Rambipuji
Komoditas Kecamatan
No.
Jahe Laos
Kunyit Mengkudu
Kencur Temulawak
1 Ambulu
2 Gumukmas
3 Mayang
4 Ledokombo
5 Semboro
6 Tempurejo
7 Sumberbaru
8 Sukowono
9 Bangsalsari
10 Sukorambi
Komoditas Kecamatan
No.
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
81 Sebaran wilayah produksi tanaman hias menunjukkan pola yang sama
dengan tanaman obatrempah. Kecamatan Gumukmas dapat disebut sebagai sentra produksi bagi tanaman palem, sansievera, adenium dan mawar.
Sementara itu, masih terdapat beberapa sentra produksi lain namun hanya untuk jenis tanaman hias tertentu, misalnya kecamatan Tanggul untuk
bunga mawar, dan Kecamatan Ambulu bunga adenium Sebaran wilayah produksi tanaman hias di Kabupaten Jember ditunjukkan pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Sebaran Wilayah Produsen Tanaman Hias di Kabupaten Jember
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Jember 2014, data diolah
5.3 Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Unggulan di Kabupaten Jember