PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
141 Poktan, Gapoktan, atau lembaga fungsional lainnya sehingga banyak
menyebabkan kelemahan, seperti rendahnya ketrampilan petani buah-buah unggulan 0.099, kurangnya penyediaan benih unggul berlabel 0.088, dan
teknologi budidaya yang masih rendah 0.85.
B. EFAS External Strategic Factors Analysis Summary.
1 Tanaman PanganPadi, Jagung, Kedelai
Peluang Opportunity :
1. Adanya kebijakan swasembada padi, jagung, dan kedelai 2. Meningkatnya permintaan pasar
3. Terbukanya peluang penerapan mekanisasi pertanian 4. Terdapatnya lembaga perbankan dan berbagai skim pinjaman yang
dapat dimanfaatkan petani 5. Terdapatnya lembaga riset dan perguruan tinggi
6. Meningkatnya partisipasi petani 7. Meningkatnya Harga Patokan Pemerintah HPP komoditas padi, jagung,
dan kedelai
Ancaman Threat :
1. Ketidakpastian musim menyebabkan resiko serangan OPT meningkat 2. Meningkatnya harga input usaha tani
3. Menurunnya kesuburan tanah 4. Menurunnya minta generasi muda di bidang pertanian
5. Berkembangnya sektor perdagangan, industri, dan perumahan yang menyebabkan alih fungsi lahan
6. Perdagangan bebas menyebabkan persaingan pasar meningkat
Komoditas tanaman pangan mempunyai nilai ekternal yang cukup tinggi, yaitu 2.711 yang artinya bahwa hinga saat ini sistem pengusahaan tanaman
pangan ini telah dapat memanfaatkan peluang yang dimilikinya
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
142 dibandingkan dengan ancaman yang dihadapinya. Peluang utama yang
menyebabkannya adalah adanya kebijakan swasembada pangan komoditas padi, jagung, dan kedelai yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dan
ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah. Program yang dilakukan semakin masif dan intensif karena permintaan pasar, sebagai faktor peluang
terpenting kedua, selalu meningkat dari waktu ke waktu. Tanaman pangan bukan hanya komoditas pangan, tetapi telah menjadi komoditas ekonomi,
sosial, dan politik sehingga kebijakan tentang swasembada akan selalu menjadi isu utama.
Sebagian besar program-program perintah, baik berupa peningkatan ketersediaan benih, pemenuhan dan pembangunan sarana dan prasarana
usaha tani, penyuluhan, pelatihan, pendampingan, hingga subsidi diarahkan agar produksi dari tanaman pangan, utamanya padi, terus meningkat.
Kelembagaan petani yang ada juga dibentuk dalam rangka mencapai keberhasilan program swasembada. Oleh karena itu, faktor ini menjadi kunci
yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan pengusahaan tanaman pangan.
Namun, membaiknya sarana, infrastruktur, dan input usaha tani belum memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan pendapatan,
kesejahteraan, apalagi karier petani. Sebagian besar, petani masih termasuk dalam katagori keluarga miskin, terutama petani penggarap atau pemilik
yang hanya mempunyai lahan kurang dari 2 ha. Harga panen yang tidak kunjung membaik, ditambah dengan meningkatnya biaya usaha tani dan
biaya hidup menyebabkan banyak petani yang menjual tanah pertaniannya untuk kebutuhan lainnya. Alih fungsi lahan pertania menjadi peruntukan
lainnya, seperti industri, perdagangan, dan perumahan menjadi ancaman serius yang dihadapi dalam pengusahaan tanaman pangan. Oleh seba itu,
faktor ini menjadi ancaman utama keberlangsungan program pencapaian swasembada.
Faktor penting lainnya yang menjadi ancaman utama adalah menurunnya kesuburan tanah. Program-program intensifikasi tanaman
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
143 pangan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini dengan menggunakan
pupuk kimia telah menyebabkan menurunnya kandungan organik tanah. Kebiasaan petani menggunakan pupuk kimia yang tidak diimbangi dengan
informasi tentang dampak jangka panjang pupuk kimia, menyebabkan petani sulit beralih kepada pupuk organik. Penggunaan pupuk kimia diyakini lebih
hemat, mudah, dan menguntungkan, apalagi hingga saat ini ketersediaan pupuk organik masih cukup terbatas. Ancaman terhadap kesuburan tanah
semakin tinggi karena teknik pemupukan yang dilakukan petani padi, jagung, dan kedelai di banyak wilayah kecamatan cenderung tidak berimbang.
Pemupukan masih dilakukan dengan teknik sebar karena dianggap menghemat biaya tenaga kerja dan waktu pemupukan.
Tabel 5.39 EFAS Komoditas Padi, Jagung, dan Kedelai
Faktor-Faktor Eksternal Bobot
Rangking Skor
Peluang:
1 Adanya kebijakan swasembada pangan
0.145 4.000
0.581 2
Meningkatnya permintaan pasar 0.120
3.634 0.435
3 Terbukanya peluang penerapan mekanisasi
pertanian 0.043
3.175 0.136
4 Terdapatnya lembaga perbankan dan berbagai skim
pinjaman 0.077
2.884 0.222
5 Terdapatnya lembaga riset dan perguruan tinggi
0.073 3.302
0.240 6
Meningkatnya partisipasi petani 0.094
3.302 0.310
7 Meningkatnya HPP padi, jagung, dan kedelai
0.021 3.634
0.078 Sub Total
2.002 Ancaman:
1 Ketidakpastian musim menyebabkan resiko
serangan OPT meningkat 0.081
1.260 0.102
2 Meningkatnya harga input usaha tani
0.064 2.000
0.128 3
Menurunnya kesuburan tanah 0.128
1.000 0.128
4 Menurunnya minta generasi muda di bidang
pertanian 0.009
1.587 0.014
5 Alih fungsi lahan
0.132 2.289
0.303 6
Perdagangan bebas menyebabkan persaingan pasar meningkat
0.013 2.621
0.034 Sub
Total
0.709 Total
1.000 2.711
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
144
2 Tanaman Hortikultura Unggulan Peluang Opportunity :
1. Kebijakan pemerintah tentang pembangunan pertanian yang berbasis komoditas unggulan
2. Peluang untuk menghasilkan komoditas yang bermutu tinggi dan bersifat spesifik lokalita sangat terbuka
3. Peluang pasar yang semakin meningkat 4. Kemitraan dengan pengusaha atau industri pengolahan
5. Kerjasama partnership
antara poktangapoktan
lembaga risetperguruan tinggi
pemerintah daerah untuk mengembangkan varietas unggul yang bersifat spesifik lokalita
6. Menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk penguatan modal petani
Ancaman Threat :
1.
Meningkatnya impor komoditas hortikultura
2.
Meningkatnya harga input usaha tani
3.
Ketidakpastian musim menyebabkan resiko serangan OPT meningkat
4.
Menurunnya kesuburan tanah
5.
Terjadinya alih fungsi lahan
Faktor eksternal Komoditas hortikultura mempunyai nilai 2.953 yang mempunyai arti bahwa peluang pengusahaan tanaman ini sangat baik dan
prospektif dibandingkan dengan ancaman yang dihadapinya. Walaupun program-program pemerintah Kabupaten Jember yang dilakukan selama ini
belum memprioritaskan pada komoditas hortikultura unggulan, kecuali cabe, namun hortikultura unggulan terutama manggis, durian, jamur, dan kacang
panjang pada masa mendatang akan mendapat prioritas tinggi karena sejalan dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional yang mengarahkan
pengembangan komoditas unggulan. Hal ini disebabkan permintaan pasar
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
145 terhadap hortikultura unggulan di Kabupaten Jember meningkat dari tahun
ke tahun dengan harga yang semakin membaik sehingga memberikan nilai tambah bagi petani. Sebagian komoditas hortikultura unggul Kabupaten
Jember, khususnya durian dan manggis, mempunyai karakteristik spesifik lokalita yang membedakannya dari daerah lain sehingga sangat potensial
untuk dikembangkan. Faktor-faktor tersebut merupakan peluang utama yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan komoditas ini.
Tabel 5.41 EFAS Komoditas Hortikultura Unggulan
Faktor-Faktor Eksternal Bobot
Rangking Skor
Peluang:
1 Kebijakan pemerintah tentang pembangunan
pertanian yang berbasis komoditas unggulan 0.167
3.302 0.550
2 Peluang untuk menghasilkan komoditas yang
bermutu tinggi dan bersifat spesifik lokalita 0.149
3.302 0.491
3 Peluang pasar yang semakin meningkat
0.167 3.634
0.606 4
Kemitraan dengan pengusaha atau industri pengolahan
0.113 3.302
0.373 5
Kerjasama antara poktangapoktan lembaga risetperguruan tinggi pemerintah daerah
0.048 3.634
0.173 6
Menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk penguatan modal petani
0.095 2.884
0.275
Sub Total 2.469
Ancaman:
1 Meningkatnya impor komoditas hortikultura
0.018 2.621
0.047 2
Meningkatnya harga input usaha tani 0.048
2.000 0.095
3 Ketidakpastian musim menyebabkan resiko
serangan OPT meningkat 0.095
1.587 0.151
4 Menurunnya kesuburan tanah
0.071 1.587
0.113 5
Terjadinya alih fungsi lahan 0.030
2.621 0.078
Sub Total 0.485
Total 1.000
2.953
Sementara itu, ancaman utama yang dihadapi adalah ketidakpastian musim yang menyebabkan serangan OPT meningkat sehingga menurunkan
mutu dan produktivitas panennya. Situasi seperti ini dihadapi oleh petani cabe, jeruk siam, kubis, dan pepaya. Rendahnya kesdaran petani untuk
melakukan perawatan secara rutin terhadap tanaman tersebut menyebabkan ancaman terhadap serangan OPT semakin besar. Ancaman serius lainnya
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
146 adalah menurunnya kesuburan tanah yang dihadapi oleh petani yang
membudidayakan tanaman hortikultuea semusim, misalnya cabe, kacang panjang, dan kubis. Hal tersebut tentunya akan memicu petani untuk
menggunakan pupuk kimia dengan dosis lebih besar sehingga akan meningkatkan biaya produksi dan menyebabkan degradasi kesuburan tanah
dalam jangka panjang.
5.5.2 Perumusan StrategiPengembangan Komoditas Unggulan