Kondisi Geografis GAMBARAN UMUM WILAYAH

PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 17

BAB III. GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur tepatnya berada pada posisi 7 59 6 sampai 8 33 56 Lintang Selatan dan 113 16 28 sampai 114 03 42 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Jember disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, dan Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, sementara di sebelah selatan berbatasan langsungdengan Samudera Indonesia. Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34 Km 2 , dengan panjang pantai lebih kurang 170 Km. Sedangkan luas perairan Kabupaten Jember yang termasuk ZEE Zona Ekonomi Eksklusif kurang lebih 8.338,5 Km 2 . Topografi Kabupaten Jember terdiri atas dataran rendah, sedang hingga dataran tinggi dengan ketinggian wilayah berkisar antara 0 3.300 meter di atas permukaan laut dpl. Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian antara 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut 37,75, selebihnya pada ketinggian 0 sampai dengan 25 m 17,95, ketinggian 25 sampai dengan 100 m dpl 20,70, ketinggian 500 sampai dengan 1.000 m dpl 15,80 ,dan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl 7,80. Wilayah barat daya memiliki dataran dengan ketinggian 0 25 meter dpl. Sedangkan daerah timur laut yang berbatasan dengan Bondowoso dan tenggara yang berbatasan dengan Banyuwangi memiliki ketinggian di atas 1.000 meter dpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jember berada pada wilayah datar dengan kemiringan lahan 0 236,60, sehingga daerah ini baik untuk kawasan permukiman dan kegiatan pertanian tanaman semusim. Wilayah yang bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan sangat curam di atas 40 menempati wilayah 31,28, selebihnya merupakan wilayah landai sampai bergelombang, dengan kemiringan antara 2 15 menempati wilayah 20,46, yang digunakan untuk usaha pertanian dengan tanpa PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 18 memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air. Sedangkan daerah bergelombang dengan kemiringan 15 40 menempati wilayah 11,66, daerah tersebut mudah terkena erosi, maka diperlukan usaha pengawetan tanah dan air. Morfologi wilayah Kabupaten Jember didominasi oleh kawasan perbukitan. Daerah dengan kemiringan antara 8 15 dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman. Daerah dengan kemiringan di atas 30 merupakan daerah perbukitan yang terletak di sebagian utara dan timur cocok untuk kawasan lindung. Daerah sebelah selatan-barat merupakan daerah landai dan dekat dengan laut yang berpotensi untuk pengembangan kegiatan perikanan, pertanian, dan perkebunan. Kabupaten Jember mempunyai jenis tanah yang sangat bervariasi dan tersebar di seluruh wilayah.Jenis-jenis tanah di Kabupaten Jember, yaitu : 1. Asosiasi andosol coklat kekuningan dan regosol coklat kekuningan. - Komplek mediteran merah dan litosol. - Alluvial coklat kekelabuan. - Alluvial hidromort. - Asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. 2. Asosiasi gley humus rendah dan alluvial kelabu. - Regosol kelabu. - Komplek regosol kelabu dan litosol. - Regosol coklat kekelabuan. - Regosol coklat, bahan indusk endapan pasir. - Regosol coklat. - Komplek regosol dan litosol. - Komplek latosol kemerahan dan litosol. - Latosol coklat kemerahan. 3. Asosiasi latosol coklat dan regosol kelabu. - Komplek latosol coklat kekuningan dan litosol. PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 19 Tingkat erosi di Kabupaten Jember cukup rendah. Sekitar 94,12 merupakan daerah bebas erosi dengan jenis tanah alluvial, gley, regosol, andosol, mediteran, dan latosol. Ditinjau dari segi drainase, 99,60 dari wilayah Kabupaten Jember merupakan daerah bebas genangan. 0,39 merupakan daerah tergenang periodik, dan hanya 0,01 merupakan daerah tergenang rawa. Secara keseluruhan sungai-sungai di wilayah Jember mengalir ke selatan dan umumnya berasal dari G. Argopuro, G. Raung dan Pegunungan Meru Betiri. Pola aliran sungainya, mendaun sejajar dan memancar, dengan sifat perenial hingga epimeral atau periodik. Kabupaten Jember mempunyai banyak sungaikali yang bermanfaat untuk pertanian. Beberapa sungai yang cukup besar adalah : 1. Kali Bedadung, merupakan sungai yang membelah Kabupaten Jember di tengah-tengah. Hulu sungai berasal dari pegunungan Hyang yang banyak terdapat mata air. 2. Kali Mayang, merupakan sungai yang bermata air dan hulu sungai berasal dari Pegunugan Raung yang berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi. 3. Kali Sanen, merupakan sungai yang bermata air dan hulu sungai berasal dari Pegunugan Raung. Kali Sanen bertemu dengan Kali Mayang di Desa Sumberrejo dan bermuara di Samudera Indonesia. 4. Kali Jatiroto, merupakan perbatasan dengan Kabupaten Lumajang yang bermata air dan hulu sungai dari Pegunungan Hyang, bermuara di Samudera Indonesia. Kabupaten Jember mempunyai iklim tropis dengansuhu berkisar antara 23ºC 31ºC. Musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Oktober dan musim hujan terjadi pada bulan November sampai bulan April. Curah hujan bervariasi dan tidak merata tergantung lokasinya. Curah hujan di Kabupaten Jember terbagi menjadi 5 kelompok yaitu :  1.500 mmtahun, terdapat di Kecamatan Puger, Wuluhan dan Kecamatan Gumukmas.  1.500 1.750 mmtahun, terdapat di Kecamatan Kencong dan Ambulu. PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 20  1.750 2.000 mmtahun, terdapat di Kecamatan Sumbersari, Patrang, Arjasa, Mayang, Silo, Mumbulsari, Rambipuji, Jenggawah, Umbulsari, dan Kecamatan Balung.  2.000 2.500 mmtahun, terdapat di Kecamatan Kaliwates, Pakusai, Kalisat, Sumberjambe, Ledokombo, Tempurejo, Sukorambi, dan Kecamatan Bangsalsari.  Lebih dari 2.500 mmtahun, terdapat di Kecamatan Tanggul, Panti, dan Kecamatan Sumberbaru. Wilayah yang terletak dibagian selatan, yang meliputi wilayah Kecamataan Kencong, Gumukmas, Puger, Ambulu, Wuluhan, dan Tempurejo yang juga merupakan daerah pesisir pantai selatan memiliki hari hujan dan curah hujan yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang berada cukup jauh dari pesisir pantai. Wilayah Kabupaten Jember seluas 3,293.34 Km 2 atau 329,334 Ha mempunyai luas sawah sebesar 86,568.18 ha atau 26.29 dari luas wilayah keseluruhan dan tegal sebesar 43,522.84 ha atau 13.22. Sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan, yaitu 121,039.61 ha atau 36.75. Penggunaan lahan di Kabupaten Jember ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Penggunaan Lahan di Kabupaten Jember No. Penggunaan Lahan Luas Ha 1 Hutan 121.039,61 36,75 2 Perkampungan 31.877,00 9,68 3 Sawah 86.568,18 26,29 4 Tegal 43.522,84 13,22 5 Perkebunan 34.590,46 10,50 6 Tambak 368,66 0,11 7 Rawa 35,62 0,01 8 Semakpadang rumput 289,06 0,09 9 Tanah rusaktandus 1.469,26 0,45 10 Lain-lain 9.574,26 2,91 Jumlah 329.334,00 100,00 PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 21 Lahan sawah dan tegalan, dan pinggiran hutan banyak dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian sehingga membentuk kawasan pertanian produktif. Kawasan budidaya tanaman pangan berada di seluruh kawasan kecuali pusat kota, sedangkan kawasan perkebunan berada di lereng Gunung Argopuro dengan komoditas teh, kopi, kakao, karet; lereng Gunung Raung dengan komoditas kopi dan tembakau; kawasan tengah hingga selatan dengan komoditas tembakau, tebu dan kelapa. Kondisi lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Jember sangat subur. Oleh karena itu, mayoritas penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Jember didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Kondisi ini sangat sesuai mengingat mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Jember adalah di sektor pertanian. Kawasan hutan produksi yang ada di Kabupaten Jember adalah berupa hutan jati dan hutan kayu lainnya. Persebaran kawasan hutan produksi ini berada di kawasan perbatasan Kabupaten Jember dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Misalnya, pada sebelah utara Kabupaten Jember yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan sebelah timur yang berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, kawasan hutan produksi juga banyak ditemui di bagian selatan Kabupaten Jember yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia Untuk kawasan industri, di Kabupaten Jember mayoritas berupa industri pengolahan hasil pertanian dan pergudangan yang mengolah tembakau. Persebaran lokasi industri ini berada di wilayah bagian barat dan timur Kabupaten Jember, yaitu di Kecamatan Bangsalsari, Rambipuji, Balung, Jenggawah, Arjasa, Pakusari, Kalisat, dan Sukowono. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan, 972 dusunlingkungan, 4.201 RW dan 14.208 RT. Kecamatan terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 Km 2 atau 15,9 dari total luas wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 22 Kaliwates, seluas 24,94 Km 2 atau 0,76. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Jember sebagai berikut: Tabel 3.2. Pembagian Wilayah Administratif di Kabupaten Jember No. Kecamatan Jumlah DesaKelurahan Jumlah DusunLingkungan Luas Km 2 1 Kencong 5 24 65,92 2 Gumukmas 8 24 82,98 3 Puger 12 37 148,99 4 Wuluhan 7 25 137,18 5 Ambulu 7 27 104,56 6 Tempurejo 8 29 524,46 7 Silo 9 41 309,98 8 Mayang 7 24 63,78 9 Mumbulsari 7 26 95,13 10 Jenggawah 8 36 51,02 11 Ajung 7 33 56,61 12 Rambipuji 8 42 52,80 13 Balung 8 27 47,12 14 Umbulsari 10 28 70,52 15 Semboro 6 14 45,43 16 Jombang 6 17 54,30 17 Sumberbaru 10 36 166,37 18 Tanggul 8 24 199,99 19 Bangsalsari 11 41 175,28 20 Panti 7 29 160,71 21 Sukorambi 5 16 60,63 22 Arjasa 6 25 43,75 23 Pakusari 7 26 29,11 24 Kalisat 12 53 53,48 25 Ledokombo 10 38 146,92 26 Sumberjambe 9 58 138,24 27 Sukowono 12 27 44,04 28 Jelbuk 6 42 65,06 29 Kaliwates 7 32 24,94 30 Sumbersari 7 33 37,05 31 Patrang 8 38 36,99 Jumlah 248 972 3.293,34 PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 23

3.2 Kondisi Demografis