PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
86 yang  termasuk  ke  dalam  kelompok  buah  yang  berdaya  tarik  rendah
walaupun mempunyai daya saing sedang.
5.00 3.66
2.33 1.00
1.00 2.33
2.33 3.66
5.00 Kuat
Sedang Rendah
T in
g g
i
S e
d a
n g
R e
n d
a h
D a
y a
T a
r i
k
D a y a   S a i n g
Jeruk Siam Manggis
Durian
Alpukat Pepaya
Pisang
Rambutan Mangga
Duku Semangka
Gambar 5.10. Peta Keunggulan Buah-buahan Berdasarkan Faktor Daya Tarik dan Daya Saingnya
Peta  keunggulan  dapat  digunakan  untuk  menentukan  komoditas unggulan  buah-buahan  di  Kabupaten  Jember. Suatu  komoditas  mempunyai
prioritas  paling  tinggi  untuk  dijadilkan  unggulan  apabila  mempunyai  daya tarik  tinggi  dan  daya  saing  kuat  atau  terletak  di  bagian  pojok  kiri  atas.
Sebaliknya,  apabila  daya  tarik  dan  daya  saingnya  sama-sama  rendah,  maka komoditas  tersebut  bukanlah  termasuk  komoditas  unggulan.  Sementara  itu,
apabila  nilai daya  tarik  dan  daya  saing  terletak  diantara  keduanya,  maka dipilih  komoditas  yang  mempunyai  nilai  daya  tarik  maupun  daya  saing
minimal pada katagori sedang.
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
87 Berdasarkan  kaidah  tersebut,  maka buah-buahan  yang  mempunyai
prioritas  tinggi  sebagai  komoditas  unggulan di  Kabupaten  Jember  adalah jeruk  siam,  manggis,  dan  durian.  Daya  tarik  yang  tinggi  meingindikasikan
bahwa    ketiga  komoditas  tersebut  adalah  komoditas  eksotik  sehingga  akan menarik  bagi  banyak  pelaku,  seperti  petani,  pengusaha,  investor,  dan  kaum
profesional  lainnya  untuk  terlibat  dalam  pengusahaan  agribisnisnya  karena menjanjikan manfaat yang besar dari sisi keuntungan dan keberlanjutannya.
Daya  saing  sedang  menunjukkan  bahwa jeruk  siam,  manggis,  dan  durian masih  membutuhkan beberapa sentuhan  agar bisa  lebih  ditingkatkan,  baik
dari  sisi  infrastruktur,  teknologi  budidaya,  dan  kemampuan  sumberdaya manusianya.
Alpukat dan pepaya berpotensi kuat menjadi komoditas unggulan setelah jeruk siam, manggis, dan durian. Penguatan pasar dan diferensiasi komoditas
diyakini  mampu  meningkatkan  citra  komoditas  ini  sehingga  daya  tariknya dapat  ditingkatkan.  Selain  itu,  perlu  banyak  upaya  perbaikan  dalam  hal
budidaya, pengembangan varietas unggul spesifik lokasi, infrastruktur,  dan kemampuan sumberdaya manusia agar daya saingnya mampu ditingkatkan.
Sementara  itu,  untuk  sayur-sayuran,  analisis  dilakukan  terhadap  lima komoditas  yang  produksinya  paling  dominan  di  Kabupaten  Jember,  yaitu
cabe,  mencakup  cabe  rawit  dan  cabe  merah,  kubis,  kacang  panjang,  jamur, dan  terung.  Hasil  analisis  menunjukkan  bahwa pada  faktor  daya  tarik,
sayuran yang mempunyai nilai indeks paling tinggi adalah cabe, diikuti oleh kacang panjang, dan jamur. Cabe mempunyai nilai tinggi pada hampir semua
kriterianya  kecuali  diversifikasi.  Begitu  pula  untuk  komoditas  lainnya mempunyai kecenderungan yang sama. Rendahnya nilai kriteria diversifikasi
disebabkan di wilayah Kabupaten Jember belum terdapat industri hilir yang memanfaatkan  komoditas  tersebut  sebagai  bahan  baku  utamanya,  kecuali
jamur yang usaha pengolahannya mulai banyak tumbuh. Keberadaan industri hilir  yang  mempunyai  kaitan  kuat  atau linkagedengan usaha  budidaya  akan
meningkatkan daya tarik terhadap komoditas tersebut karena diyakini akan meningkatkan  prospek  pasar  bagi  komoditas  yang  dimaksud,  memperbaiki
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
88 harga, citra, dan memperluas dampak ekonomi bukan saja bagi petani namun
juga  untuk  masyarakat luas. Hasil  analisis  untuk  faktor  daya  tarik  dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23. Nilai Indeks Komoditas Sayuran untuk Faktor Daya Tarik
Komoditas Sayuran
Kriteria dan Bobotnya Nilai
Indeks Pasar
Citra komoditas
Diversifikasi Trend
harga Dampak
Sosek 0.35
0.24 0.12
0.18 0.10
Cabe 4.60
4.00 1.40
3.80 4.20
3.87 Kubis
3.40 3.40
1.20 2.40
3.60 2.97
Kc. Panjang 4.20
3.80 1.60
3.80 4.40
3.73 Jamur
3.80 3.60
2.00 3.20
4.20 3.46
Terung 2.60
2.20 1.00
2.40 2.60
2.27
Pada  faktor  daya  saing,  cabe  kembali  memperoleh  nilai  indeks  tertinggi, yaitu 3.61, diikuti oleh kacang panjang 3.17, jamur 2.95, kubis 2.76,  dan
yang  terendah  adalah  terung  2.42. Hasil  analisis  untuk  faktor  daya  saing dapat  dilihat  pada  Tabel  5.24. Apabila  dicermati  dengan  seksama,  terlihat
bahwa  semua  nilai  kriteria pada  komoditas cabe  lebih  tinggi  dibandingkan dengan komoditas lainnya, kecuali kriteria infrastruktur yang nilainya sama
dengan  kacang  panjang  dan  jamur. Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  fokus peningkatan  daya  saing  cabe  adalah  pada  perbaikan  sarana  dan  prasarana
bagi  budidaya,  transportasi  hasil  panen, pemasaran,  dan  pengolahan  pasca panennya.  Pada  kriteria  profitabilitas,  cabe  mempunyai  nilai  yang  paling
tinggi  disebabkan  karena  harga jualnya  yang  sangat  menjanjikan  sehingga mampu memberikan keuntungan besar bagi petani.
Tabel 5.24. Nilai Indeks Komoditas Sayuran untuk Faktor Daya Saing
Komoditas Sayuran
Kriteria dan Bobotnya Nilai
Indeks
Infrastruktur SDM
SDA Karakteristik
Komoditas Profitabilitas
0.16 0.08
0.28 0.16
0.32
Cabe 3.00
3.40 3.80
3.20 4.00
3.61 Kubis
2.60 2.80
3.00 2.80
2.60 2.76
Kc. Panjang 3.00
3.60 3.20
2.60 3.40
3.17 Jamur
3.00 2.60
2.60 2.40
3.60 2.95
Terung 2.40
2.60 3.00
2.20 2.00
2.42
PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER
89 Hasil pemetaan  terhadap  faktor  daya  tarik  dan  daya  saing sebagaimana
ditunjukkan  pada  Gambar  5.11 menunjukkan  bahwa  cabe  dan  kacang  panjang termasuk ke dalam kelompok sayuran yang berdaya tarik tinggi dan berdaya tarik
sedang.  Komoditas  jamur  dan  kubis  termasuk ke  dalam  kelompok  sayuran  yang daya tarik dan daya saingnya sama-sama sedang, sementara terung daya tariknya
rendah, namun daya saingnya tinggi. Dengan demikian, cabe dan kacang panjang menjadi  prioritas  untuk  dijadikan  komoditas  unggulan  utama  di  Kabupaten
Jember, sedangkan jamur dan kubis dapat menjadi alternatifnya.
5.00 3.66