KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015 Lapkir Penyusunan Masterplan Pertanian

PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 8

BAB II. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pengertian pembangunan pertanian dapat dirunut berdasarkan kata yang membentuknya, yaitu Pembangunan dan Pertanian . Istilah pertanian mempunyai pengertian yang hampir seragam. ILO 1999 mendefinisikan pertanian sebagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sementara itu, istilah pembangunan mengandung lebih banyak penafsiran. Menurut Soetomo 2008, pembangunan sebagai proses perubahan dapat dipahami dan dijelaskan dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam hal sumber atau faktor yang mendorong perubahan tadi, misalnya yang ditempatkan dalam posisi lebih dominan, sumber perubahan internal atau eksternal. Disamping itu, sebagai proses perubahan juga dapat dilihat dari intensitas atau fundamental tidaknya perubahan yang diharapkan, melalui transformasi struktural ataukah tidak. Sebagai proses mobilisasi sumberdaya juga dapat dilihat pandangan dan penjelasan yang berbeda, misalnya pihak yang diberi kewenangan dalam pengelolaannya diantara tiga stakeholders pembangunan, yaitu negara, masyarakat, dan swasta. Perbedaan pandangan juga menyangkut level pengelolaan sumber daya tersebut, tingkat lokal, regional, atau nasional. Perspektif yang berbeda juga dapat menyebabkan pemberian perhatian yang berbeda terhadap sumber daya yang ada. Perspektif tertentu lebih memberikan perhatian pada sumber daya alam dan sumber daya manusia, sedangkan perspektif yang lain disamping kedua jenis sumber daya tersebut juga mencoba menggali, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya sosial yang sering disebut juga dengan modal sosial atau energi sosial. Bahkan dalam masing-masing perspektif yang bersikap terhadap sumber daya manusia juga dapat dijumpai pandangan dan perlakuan yang berbeda. Disatu pihak dijumpai perspektif yang melihatnya sebagai sekedar objek yang sama dengan sumber daya alam yang dapat digerakkan dan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 9 dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembangunan, dan dilain pihak melihatnya sebagai aktor atau pelaku dari proses pembangunan itu sendiri. Selanjutnya, Nawawi 2009 menjelaskan bahwa pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis, bukan dilihat sebagai konsep statis yang selama ini sering dianggap sebagai suatu kesalahan yang wajar. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing , artinya juga bisa dikatakan bahwa pembangunan itu sebagai never ending goal . Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri self sustaining proces tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung dari suatu innerwill , danproses emansipasi diri kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karena proses pendewasaan. Dengan demikian, Pembangunan Pertanian dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian bagi tiap- tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha masing-masing petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan Hadisapoetro 1975. Mosher menyatakan bahwa pembangunan pertanian adalah suatu bagian integral dari pada pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum Sudalmi, 2010. Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik.Pertanian merupakan sektor utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 10 maupun diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Dalam perkembangannya, pembangunan pertanian melalui tiga tahapan penting. Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi di mana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada tahap ini produk pertanian ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersial. 1. Tahap Pertanian Tradisional Subsisten Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja biasanya jagung atau padi yang merupakan makanan pokok. Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan modal hanya sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan. 2. Tahap Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern Penganekaragaman pertanian diversified farmingmerupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional subsisten ke pertanian modern komersil. Pada tahap ini, tanaman-tanaman pokok tidak lagi mendominasi produk pertanian, karena tanaman-tanaman perdagangan yang baru seperti buah-buahan, kopi, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha peternakan yang sederhana. Selain hal tersebut di atas, pemakaian alat-alat sederhana seperti traktor kecil, hewan penarik bajak bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. 3. Tahap Pertanian Modern Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Keadaan demikian bisa dilihat pada negara-negara industri yang sudah maju. Pertanian spesialisasi PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 11 ini berkembang sebagai respon terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. Di era modern dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang sangat besar. Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi persaingan yang sangat ketat dan mengglobal. Di tengah situasi seperti itu, maka pembangunan pertanian harus dapat menghasilkan luaran yang mempunyai mutu tinggi agar dapat memenangkan persaingan. Upaya untuk mencapai hal tersebut memerlukan perangkat standar yang dewasa ini telah menjadi syarat bagi seluruh berlangsungnya proses mulai dari hulu hingga hilir. Oleh karena pembangunan pertanian pada hakekatnya adalah membangun serangkaian proses mulai dari hulu hingga hilir, maka standar mutu dari setiap tahapan proses harus dapat diaplikasikan . Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian proses dan standar mutu yang ada pada setiap tahapan. Standar itulah yang harus dikuasai dan diterapkan agar dapat menghasilkan komoditas maupun produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing. Gambar 2.1. Rangkaian Proses Produksi dalam Kegiatan Pertanian dan Standar Mutu yang Menyertainya Sumber: Kementerian Pertanian, 2014 PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 12 Kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian semakin tinggi karena munculnya faktor eksternal yang mempengaruhi produktivitas, harga, dan permintaan pasar sehingga menjadi isu global. Faktor tersebut adalah 1 perubahan iklim; 2 kondisi perekonomian global; 3 gejolak harga pangan global; 4 bencana alam; 5 peningkatan jumlah penduduk; 6 aspek distribusi; 7 Laju urbanisasi Kementerian Pertanian, 2014. Grafis isu global yang dihadapi dalam pembangunan pertanian modern dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Isu Global yang Dihadapi dalam Pembangunan Pertanian Modern Sumber: Kementerian Pertanian, 2014 Lebih lanjut, Kementerian Pertanian 2014 juga menyatakan bahwa sejumlah isu mutakhir juga harus dipertimbangkan dalam menentukan rencana pembangunan pertanian, yaitu swasembada, daya saing produk berstandar internasional, diversifikasi pangan, dan kesejahteraan masyarakat petani. PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 13 Selain menghadapi isu global, pembangunan pertanian juga mempunyai sejumlah permasalahan yang harus diselesaikan agar dapat mewujudkan tujuan dan target pembangunan. Permasalahan tersebut bersumber dari faktor internal sumberdaya pertanian, antara lain kondisi lahan yang semakin sempit, infrastruktur yang kurang baik, keterbatasan penyediaan dan penggunaan benih unggul, kelembagaan pertanian yang belum dapat dikelola dengan baik, sumberdaya manusia SDM yang masih rendah, dan kapasitas dan akses permodalan yang sering kali mengalami hambatan. Hal tersebut menyebabkan pencapaian tujuan pembangunan pertanian seringkali tidak sesuai harapan. Masalah internal yang dihadapi dalam kegiatan pertanian dan penjelasannya ditunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Masalah Internal yang Dihadapi dalam Kegiatan Pertanian Modern Sumber: Kementerian Pertanian, 2014 Adanya tantangan, isu, dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di Indonesia, maka Kementerian Pertanian menetapkan arah dan kebijakan pembangunan pertanian selama lima tahun ke depan, yaitu: 1. Kebijakan peningkatan ketahanan pangan padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah yang berdampak bagi perekonomian. PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 14 2. Kebijakan pengembangan komoditas ekspor dan substitusi impor serta komoditas penyedia bahan baku bio energi. 3. Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian melalui standarisasi produk dan proses, peningkatan rantai pasok, mutu dan keamanan pangan 4. Kebijakan pengembangan infrastruktur lahan, air, sarana dan prasarana dan agro industri di perdesaan, sebagai dasar landasan pengembangan bio industri berkelanjutan 5. Kebijakan re orientasi memproduksi dari satu jenis produk menjadi multi produk produk utama, bioenergi, produk sampingan, produk dari limbah, zero waste dan lainnya. 6. Kebijakan pengembangan klasterkawasan, yaitu pada kawasan tertentu yang mengungkit pencapaian target nasional. 7. Kebijakan sistem perbenihanpembibitan, perlindungan petani, kelembagaan petani, inovasi dan diseminasi teknologi, penyuluhan, dan kebijakan sistem perkarantinaan pertanian. 8. Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI, PUG, KSS, ketenagakerjaan, percepatan daerah tertinggal, kawasan khusus dan wilayah perbatasan. 9. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penanganan pasca bencana alam 10. Kebijakan subsidi: 1 subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara mengurangi pupuk tunggal, menaikan subsidi pupuk majemuk, 2 pupuk organik tetap dikembangkan bukan dengan dukungan subsidi, tetapi dialihkan menjadi kegiatan pengembangan pupuk organik, 3 subsidi benih ditiadakan dan dialihkan menjadi kegiatan penguatan penangkar benihbibit. 11. Kebijakan kredit: 1 kredit ketahanan pangan akan terus dilanjutkan untuk mendorong dn meningkatkan produksi dan produktivitas pangan guna mendukung ketahanan pangan, 2 untuk lebih menjamin teralokasinya kredit untuk pangan, maka plafon kredit dialokasikan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 15 menurut subsektor, 3 untuk memecahkan kelangkaan tenaga kerja menjamin pengelolaan pangan skala luas, maka Kredit Mekanisasi pertaniaan sangat diperlukan, 4 kegiatan sertifikasi tanah diperlukan. sehingga layak kredit Kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan menetapkan fokus pengembangan komoditas pertanian yang dinilai unggul dan memberikan dampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat luas, yaitu: 1. Bahan Makanan Pokok Nasional: Beras, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi Kerbau 2. Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung NTT Madura, Umbi Umbian ubi kayu, ubi jalar 3. Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, CPOMinyak Goreng 4. Bahan Baku Industri Konvensional: CPO, Karet, Kakao, Kopi, Susu, Ubi kayu 5. Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri 6. Produk Industri Pertanian Prospektif: Aneka Tepung dan Jamu 7. Produk Energi Pertanian prospektif: Biodiesel, Bioetanol, Biogas 8. Produk Pertanian Berorientasi Ekspor prospektif: Buah buahan Nanas, Manggis, Salak, Mangga, KambingDomba, Babi, Florikultura Bertolak dari hal tersebut, maka pembangunan pertanian haruslah direncanakan secara sistematis agar dapat dijalankan secara efektif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana pembangunan pertanian dituangkan dalam bentuk masterplan pertanian yang pada hakikatnya adalah pedoman yang menjadi arah bagi kebijakan pertanian pada jangka menengah atau panjang. Masterplan pertanian merupakan grand desainyang disusun berdasarkan analisis yang mendalam tentang potensi, peluang, permasalahan, dan isu-isu pertanian yang sedang dan akan dihadapi pada masa mendatang. Masterplan pertanian merupakan dokumen penting yang memberikan garis kebijakan pembangunan pertanian secara sistematis, PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 16 komprehensif, dan efektif guna mencapau tujuan-tujuan straregis dalam pembangunan pertanian. Kompleksitas permasalahan dalam pembanguanan pertanian memerlukan strategi unggul agar dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dan menghindarkan dari ancaman yang akan terjadi. Saragih 2001 menyatakan bahwa strategi yang dipilih haruslah memliki ciri keunggulan, yaitu 1 memiliki jangkauan kemampuan memecahkan masalah pertanian dan ketika strategi ini diimplementasikan maka persoalan akan dapat diatasi, 2 strategi yang dipilih harus dapat memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya sehingga pembangunan sebelumnya tidak menjadi sia-sia, 3 strategi yang dipilih harus mampu membawa masa depan pertanian yang lebih cerah dan menjadi sinergis interdepency economy dengan sektor lainnya. Di antara pilihan strategi pembangunan pertanian yang ada, strategi pembangunan yang memenuhi karakteristik tersebut adalah Pembangunan Agribisnis agribusiness led development yaitu strategi pembangunan pertanian yang mengintegrasikan pembangunan pertanian berkelanjutan perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan dengan pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di dalamnya Saragih, 1998. Strategi pengembangan sistem agribisnis tersebut adalah berbasis pada pemberdayagunaan keragaman sumberdaya pada setiap daerah domestic resources based, akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia, tidak mengandalkan pinjaman luar negeri, berorientasi ekspor maka strategi pembangunan sistem agribisnis akan bergerak menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh barang modal dan SDM yang lebih terampil capital driven sehingga mampu beralih pada proses pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil innovation-driven, sehingga diyakini mampu mengantarkan pertanian Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 17

BAB III. GAMBARAN UMUM WILAYAH