IFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary 1 Tanaman PanganPadi, Jagung, Kedelai

PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 136 Pengusahaan tanaman pangan unggulan padi, jagung, dan kedelai mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan tanaman hortikultura unggulan. Komoditas tanaman pangan unggulan, khususnya padi adalah komoditas utama yang diusahakan petani untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sehingga menjadi tolak ukur ketahanan pangan ditingkat nasional maupun daerah sehingga mempunyai prioritas tinggi untuk dikembangkan.Sementara itu, komoditas hortikultura diusahakan dengan maksud untuk meningkatkan nilai tambah petani. Hal tersebut menyebabkan kendala, permasalahan, dan peluang yang dihadapi dalam pengusahaan kedua komoditas tersebut relatif berbeda sehingga membutuhkan strategi yang berbeda pula.

5.5.1 Eksplorasi Faktor Internal dan Eksternal

Ekplorasi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman dilakukan melalui expert survey dengan sejumlah narasumber dari sejumlah UPTD di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Jember, dan lembaga perguruan tinggi. Hasil eksplorasi dituangkan dalam bentuk IFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary dan EFAS External Strategic Factors Analysis Summary.

A. IFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary 1 Tanaman PanganPadi, Jagung, Kedelai

Kekuatan Strong : 1. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember untuk meningkatkan sistem usaha tani komoditas padi, jagung, dan kedelai. 2. Produksi padi, jagung, dan kedelai cukup tinggi dan menjadi salah satu sentra tanaman pangan di Provinsi Jawa Timur 3. Perencanaan tanam yang sesuai dengan kondisi wilayah 4. Kesiapan aparatur pemerintah dan dinas-dinas terkait 5. Potensi lahan sawah dan tegal yang masih cukup luas 6. Penggunaan benih unggul cukup tinggi PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 137 7. Keberadaan poktan dan gapoktan hingga ke pelosok 8. Sarana irigasi cukup memadai Kelemahan Weakness : 1. Kepemilikan lahan petani rendah 2. Teknik budidaya yang masih kurang baik 3. Manajemen kelembagaan petani yang kurang baik 4. Pengelolaan irigasi yang kurang optimal 5. Permodalan petani yang masih lemah 6. Peran pedagangtengkulak sangat besar dalam tata niaga pemasaran 7. Kemitraan antara pemerintah-petani-lembaga riset belum ada 8. Pendapatan petani yang masih rendah 9. Kecenderungan untuk selalu menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia Setelah faktor-faktor strategis internal pada pengusahaan komoditas tanaman pangan diidentifikasi, selanjutnya dilakukan analisis faktor secara kualitatif hingga dihasilkan bobot masing-masing faktor dan skor penilaiannya seperti ditunjukkan pada Tabel 5.37. Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa faktor kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember meningkatkan sistem usaha tani tanaman pangan adalah faktor kunci yang menjadi kekuatan untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian target di bidang tanaman pangan. Faktor tersebut mempunyai nilai bobot 0.118, berikutnya adalah faktor keberadaan poktan dan gapoktan hingga ke pelosok dengan nilai bobot 0.116, dan yang ketiga adalah faktor kesiapan aparatur pemerintah dan dinas-dinas terkait dengan nilai bobot sebesar 0.113. Sementara itu, nilai skor menunjukkan bahwa kebijakan pemerintahan, kesiapan aparatur dan dinas, dan keberadaan poktan berturut-turut menjadi faktor yang paling menentukan terhadap kondisi pertanian tanaman pangan saat ini di Kabupaten Jember.Faktor yang menjadi kelemahan mendasar yang dialami adalah Teknik budidaya yang masih kurang baik, pengelolaan irigasi yang kurang optimal, dan Permodalan petani PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 138 yang masih lemah. Namun Nilai skor total untuk IFAS tanaman pangan adalah 2.833 atau lebih besar dari 2.0 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan masih dapat diandalkan untuk menanggulangi kelemahan yang ada. Tabel 5.37 IFAS Komoditas Padi, Jagung, dan Kedelai Faktor-Faktor Internal Bobot Rangking Skor Kekuatan: 1 Kebijakan Pemkab Jember untuk meningkatkan sistem usaha tani 0.118 3.634 0.430 2 Sentra produksi padi, jagung, dan kedelai di Jawa Timur 0.028 3.634 0.100 3 Perencanaan tanam yang sesuai dengan kondisi wilayah 0.052 3.634 0.190 4 Kesiapan aparatur pemerintah dan dinas-dinas terkait 0.113 3.302 0.373 5 Penggunaan benih unggul cukup tinggi 0.096 3.302 0.318 6 Keberadaan poktan dan gapoktan hingga ke pelosok 0.116 3.634 0.420 7 Sarana irigasi cukup memadai 0.088 3.302 0.291 Sub Total 2.124 Kelemahan : 1 Kepemilikan lahan petani rendah 0.047 1.260 0.059 2 Teknik budidaya yang masih kurang baik 0.085 1.587 0.136 3 Manajemen kelembagaan petani yang kurang baik 0.033 2.289 0.076 4 Pengelolaan irigasi yang kurang optimal 0.072 2.289 0.164 5 Permodalan petani yang masih lemah 0.055 1.587 0.087 6 Peran tengkulak sangat besar dalam tata niaga pemasaran 0.033 1.817 0.060 7 Kemitraan antara pemerintah-petani-lembaga riset belum ada 0.006 1.260 0.007 8 Pendapatan petani yang masih rendah 0.025 1.817 0.045 9 Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia 0.033 2.289 0.076 Sub Total 0.709 Total 1.000 2.833 PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 139 2 Tanaman Hortikultura Unggulan Kekuatan Strong : 1. Produksi komoditas hortikultura unggulan cukup tinggi 2. Potensi lahan sawah dan tegalan yang masih cukup luas untuk pengusahaan komoditas hortikultura unggulan 3. Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Jember untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura ungulan 4. Adanya asosiasi petani dan kelembagaan petani yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pengusahaan komoditas hortikultura ungulan 5. Adanya produk komoditas buah-buahan unggulan yang bersifat spesifik lokalita 6. Sarana usaha tani untuk produksi sayuran unggulan cukup memadai 7. Teknik budidaya untuk produksi sayuran unggulan cukup baik Kelemahan Weakness : 1. Keterampilan petani buah-buahan unggulan yang masih rendah 2. Ketersediaan benihbibit unggul berlabel yang masih kurang mencukupi 3. Teknologi budidaya buah-buahan unggulan masih kurang baik 4. Permodalan petani masih lemah 5. Peran pedagangtengkulak sangat besar dalam menentukan harga jual 6. Minimnya unit industri pengolahan hilir berbasis komoditas hortikultura unggulan 7. Sarana produksi untuk pengusahaan buah-buahan unggulan kurang memadai 8. Tidak ada sarana pemasaran untuk branding komoditas unggulan Kabupaten Jember 9. Nilai tambah petani hortikultura unggulan masih kurang optimal 10. Partnership antara pedagangpengusaha dan petani masih belum mencerminkan keadilan dan hanya menguntungkan salah satu pihak PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 140 Tabel 5.38 IFAS Komoditas Hortikultura Unggulan Faktor-Faktor Internal Bobot Rangking Skor Kekuatan: 1 Produksi komoditas hortikultura unggulan cukup tinggi 0.050 0.000 0.000 2 Potensi lahan sawah dan tegalan yang masih cukup luas 0.116 3.302 0.382 3 Komitmen Pemkab Jember untuk meningkatkan produksi 0.118 4.000 0.474 4 Adanya asosiasi petani dan kelembagaan petani 0.033 2.621 0.087 5 Adanya produk komoditas yang bersifat spesifik lokalita 0.113 3.302 0.373 6 Sarana usaha tani untuk produksi sayuran unggulan cukup memadai 0.022 3.000 0.066 7 Teknik budidaya untuk produksi sayuran unggulan cukup baik 0.008 3.302 0.027 Sub Total 1.409 Kelemahan : 1 Keterampilan petani buah-buahan unggulan rendah 0.099 1.260 0.125 2 Ketersediaan benih unggul berlabel kurang mencukupi 0.088 1.260 0.111 3 Teknologi budidaya buah-buahan unggulan masih kurang baik 0.085 1.000 0.085 4 Permodalan petani masih lemah 0.055 1.260 0.069 5 Peran tengkulak sangat besar dalam menentukan harga jual 0.008 1.817 0.015 6 Minimnya unit industri pengolahan hilir 0.061 1.000 0.061 7 Sarana produksi untuk pengusahaan buah- buahan unggulan kurang memadai 0.039 1.587 0.061 8 Tidak ada sarana pemasaran untuk branding 0.047 1.000 0.047 9 Partnership antara pedagang belum adil 0.058 1.587 0.092 Sub Total 0.666 Total 1.000 2.075 Pada tanaman hortikultura unggulan, kondisi faktor internalnya sedikit berbeda dibandingkan dengan tanaman pangan. Nilai faktor internalnya hanya 2.075 atau dapat dikatakan bahwa potensi kekuatan yang dimiliki hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan kelemahannya, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.38. Faktor komitmen Pemerintah Kabupaten Jember, sebagai faktor kunci dengan bobot 0.118, ternyata belum diikuti dengan kebijakan operasional yang efektif. Pemberdayaan petani hortikultura, terutama petani manggis, durian, alpukat, dan pepaya belum sepenuhnya diintegrasikan dalam program penyuluhan dan pembinaan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN JEMBER 141 Poktan, Gapoktan, atau lembaga fungsional lainnya sehingga banyak menyebabkan kelemahan, seperti rendahnya ketrampilan petani buah-buah unggulan 0.099, kurangnya penyediaan benih unggul berlabel 0.088, dan teknologi budidaya yang masih rendah 0.85.

B. EFAS External Strategic Factors Analysis Summary.