Puskesmas Perawatan yang melaksanakan Pelayanan

P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 41

3. Persentase Penggunaan Obat Rasional POR di Sarana

Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah Kebijakan Penggunaan obat rasional merupakan salah satu upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan, efektifitas serta harga yang terjangkau dari suatu obat yang diberikan kepada masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pengobatan sendiri Self-medication. Pelaku pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan harus selalu memegang prinsip rasional yaitu selalu bertindak berdasarkan bukti ilmiah terbaik Evidence Based Medicine dan prinsip tepat biaya cost-effective serta tepat manfaat cost-benefit dalam pemanfaatan obat agar memberikan hasil optimal. penggunaan obat yang rasional sangat diperlukan dengan alasan sebagai berikut: 1 Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belanja obat 2 Mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat dengan harga terjangkau 3 Mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien 4 Meningkatkan kepercayaan masyarakat pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan Penggunaan Obat yang rasional merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan terlaksananya penggunaan obat secara rasional di seluruh institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta termasuk P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 42 swamedikasi oleh masyarakat maka mutu pelayanan kesehatan yang optimal dapat tercapai. Data yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan program penggunaan obat di seluruh Indonesia adalah dengan menggunakan indikator. Penetapan persentase Penggunaan Obat Rasional di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah dilakukan melalui pemantauan indikator peresepan untuk 3 Diagnosis penyakit yaitu ISPA Non-Pneumonia, Diare Non-Spesifik dan Myalgia. Dasar pemilihan ketiga Diagnosis tersebut adalah : 1 Termasuk 10 penyakit terbanyak; 2 Diagnosis dapat ditegakkan oleh petugas tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang; 3 Pedoman terapi untuk ketiga Diagnosis jelas; 4 Tidak memerlukan antibiotikainjeksi; 5 Selama ini ketiganya dianggap potensial untuk diterapi secara tidak rasional. Adapun Pemantauan indikator peresepan terhadap 3 Diagnosis tersebut dilihat dari: 1 Penggunaan Antibiotik pada ISPA Non-Pneumonia 2 Penggunaan Antibiotik pada Diare Non-Spesifik 3 Penggunaan Injeksi pada Myalgia 4 Rerata item obat per lembar resep Sesuai dengan Indikator Renstra Kemenkes 2010-2014, Presentase Penggunaan Obat Rasional POR di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah mempunyai target sebesar 40 di tahun 2011. Realisasi dari capaian indikator tersebut adalah 15,15