Persentase Sarana Distribusi Alat Kesehatan yang Memenuhi Registrasi Izin Edar Alat Kesehatan Dan PKRT

P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 49 Gambar 21. .Hasil Monitoring terhadap Sarana Dsitribusi Alkes yang Memenuhi Persyaratan Distribusi

4. Registrasi Izin Edar Alat Kesehatan Dan PKRT

Kegiatan peningkatan produksi dan distribusi alkes dan PKRT selama tahun 2011 telah memberikan izin edar alkes dan PKRT dalam negeri maupun impor ,sertifikat produksi dan IPAK serta surat keterangan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Izin Edar Alkes dan PKRT Tahun 2011 per bulan Tabel 7. Izin Edar Alkes dan PKRT yang dikeluarkan per bulan Tahun 2011 56; 59 39; 41 memenuhi syarat tidak memenuhi syarat NO PERIJINAN Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des TOTAL 1 Alat Kesehatan Impor 158 219 235 344 135 306 264 415 221 374 409 618 3698 2 Alat Kesehatan Dalam Negeri 2 13 44 69 22 33 59 17 31 29 66 385 3 PKRT Impor 30 11 5 35 19 8 31 73 20 27 79 39 377 4 PKRT dalam Negeri 66 85 53 125 59 12 45 167 48 32 111 64 867 5 Perubahan dan Perpanjangan 85 263 149 364 102 161 161 387 139 161 264 377 2613 TOTAL 339 580 455 912 384 509 534 1101 445 625 892 1164 7940 P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 50 Gambar 22. Izin Edar Alkes dan PKRT yang dikeluarkan pada Tahun 2011 dalam grafik Sertifikat Produksi dan IPAK Tabel 8. Sertifikat Produksi dan IPAK yang dikeluarkan per bulan tahun 2011 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 Alat Kesehatan Impor Alat Kesehatan Dalam Negeri PKRT Impor PKRT dalam Negeri Perubahan dan Perpanjangan 3698 385 377 867 2613 NO PERIJINAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des TOTAL 1 SERTIFIKAT PRODUKSI ALKES 4 4 1 2 2 3 16 2 SERTIFIKAT PRODUKSI PKRT 4 9 9 3 5 5 10 2 2 6 10 65 3 IPAK 1 5 20 31 9 26 36 51 16 11 14 64 284 TOTAL 5 5 29 40 12 35 45 62 20 15 20 77 365 P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 51 Gambar 23. Sertifikat Produksi dan IPAK yang dikeluarkan tahun 2011dalam grafik Surat Keterangan Table 9. surat keterangan yang dikeluarkan per bulan tahun 2011 50 100 150 200 250 300 SERTIFIKAT PRODUKSI ALKES SERTIFIKAT PRODUKSI PKRT IPAK 16 65 284 NO SURAT KETERANGAN Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des TOTAL 1 SURAT KETERANGAN MASUK 126 135 153 148 173 140 126 140 119 151 173 153 1737 2 SURAT KETERANGAN KELUAR 64 111 102 136 118 139 99 132 91 125 154 60 1331 P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 52 Gambar 24. Surat Keterangan yang dikeluarkan Tahun 2011 dalam grafik

E. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

1. Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi di Dalam

Negeri Meskipun Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah terbesar di ASEAN akan tetapi pengeluaran untuk biaya kesehatan serta konsumsi obat menempati urutan terendah setelah Myanmar. Nilai pasar obat pada tahun 2010 sebesar USD 4 miliar atau setara dengan USD 18kapitatahun World Bank Report : 2010. Ketersediaan obat didukung oleh 212 industri farmasi Laporan Program : 2011 dan 40 industri farmasi memproduksi ± 70 obat yang dipasarkan dengan rincian 64 pasar ethical dan 77 pasar OTC. Dari sudut keterjangkauan secara ekonomis, harga obat di Indonesia umumnya dinilai mahal dan struktur harga obat tidak transparan. Pemerintah telah berusaha untuk melakukan rasionalisasi harga obat akan tetapi terdapat banyak kendala yang harus dihadapi, salah satunya dalam hal produksi obat. 500 1000 1500 2000 SURAT KETERANGAN MASUK SURAT KETERANGAN KELUAR 1737 1331 P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 53 Ketergantungan yang sangat besar terhadap impor bahan baku obat baik bahan aktif maupun bahan pembantueksipien yang mencapai 96 menyebabkan tidak stabilnya penyediaan obat nasional dan mengakibatkan fluktuasi harga obat. Sehubungan dengan pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional BBOT, Indonesia dikenal secara luas sebagai mega senter keanekaragaman hayati yang terbesar didunia. Dengan memiliki 30.000 species tumbuhan dan diketahui sekurang- kurangnya 9.600 species tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan kurang lebih 300 species telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh Industri obat tradisional, merupakan pasar yang potensial bagi pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2010 menunjukan bahwa 55,3 penduduk Indonesia menggunakan ramuan tradisional jamu untuk memelihara kesehatannya dan 95,6 mengakui ramuan tradisional yang digunakan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu trend masyarakat yang sudah mulai a k to nature juga memberikan peningkatan konsumsi akan obat tradisional, baik berupa jamu, Obat Herbal Terstandar OHT dan Fitofarmaka. Seiring dengan akan dilaksanakannya integrasi pengobatan tradisional dalam sektor pelayanan formal, maka akan menimbulkan konsekuensi meningkatnya penggunan obat tradisional di masyarakat. Untuk itu Pemerintah harus dapat menjamin ketersediaan obat tradisional, ternasuk ketersediaan BBOT-nya. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian selaku Unit eselon II di Kementerian Kesehatan yang mempuyai tugas melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan dan pembinaan serta