Administrasi Pengelolaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan

P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 32 software, printer, telefon, dan faksimili yaitu 415 KabKota; 143 KabKota; 173 KabKota; 359 KabKota; 265 KabKota dan 145 KabKota. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, ada peningkatan pada komponen-komponen sarana administrasi seperti KamputerLaptop, Software dan mesin faximili. Data lebih lengkap terkait sarana administrasi dapat dilihat pada lampiran....

9. Biaya Operasional

Biaya operasional sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. Sumber: Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Gambar 14. Data Biaya Operasional IF KabKota Seluruh Indonesia Tahun 2011 Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 38 KabKota atau sebanyak 189 KabKota yang belum memiliki biaya operasional di unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan. Sedangkan sebanyak 306 KabKota 62 telah mengalokasikan Ada 306 62 Tidak 189 38 Biaya Operasional Instalasi Farmasi KabupatenKota Seluruh Indonesia P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 33 biaya operasional Instalasi Farmasi untuk pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan. Biaya operasional ini digunakan untuk biaya pemeliharaan, biaya distribusi dan biaya lain-lain. Bila dibandingkan tahun 2010 terdapat penurunan jumlah KabKota yang mengalokasikan biaya operasional untuk Instalasi Farmasi sekitar 10 329 KabKota mengalokasikan biaya operasional. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang hanya dianggap sebagai penunjang dalam pelayanan kesehatan.

10. Penilaian tenaga kefarmasian pengelola obat berprestasi

ProvKabKota Untuk menimbulkan maupun meningkatkan kemauan pengelola obat di Dinas Kesehatan ProvKabKota serta meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya maka perlu diberikan suatu penghargaan reward secara nasional. Pada tahun 2011, Ditjen Binfar dan Alkes telah memulai memberikan reward kepada pengelola obat berprestasi tingkat nasional dari Dinkes ProvinsiKabKota. Penilaian yang dilakukan menyangkut beberapa aspek antara lain aspek penguasaan kompetensi termasuk kepribadian, aspek kemampuan di bidang pengelolaan obat, aspek kesiapan institusi dan pengembangan diri. Dengan adanya penghargaan ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi instalasi farmasi lainnya yang belum mendapat penghargaan sehingga di kemudian hari akan berusaha lebih giat dalam meningkatkan kemampuan pribadi dan institusi instalasi farmasi.