1,243,172,259,000 Penyediaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin

P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 14 Tingkat ketersediaan obat di Instalasi Farmasi KabupatenKota mencerminkan tingkat ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar dimana hasil pengadaan buffer stock KabupatenKota serta pengadaan obat dan perbekkes melalui DAK dikelola oleh Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi KabupatenKota dan dipergunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas PKM. Gambar 2. Ketersediaan Obat dan Vaksin dalam Bulan pada Tahun 2009-2011 Sesuai target indikator utama Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin adalah 100 di tahun 2014 atau setara dengan 18 bulan dimana perhitungan kebutuhan ini mencakup perhitungan dari riwayat pemakaian rata-rata pada tahun yang lalu dan kebutuhan 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2009 2010 2011 12,6 14,76 15,66 Tingkat Ketersediaan Obat dan Vaksin Bulan P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 15 selama waktu tunggu dan stok penyangga. Adapun target indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di tahun 2011 adalah 85 atau setara dengan 15,3 bulan. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Ketersediaan obat dan vaksin 135 item obat dan 9 item vaksin setiap tahun mengalami peningkatan dan pada tahun 2011 mencapai 87 atau setara dengan 15,66 bulan. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 dengan tingkat capaian sebesar 82 atau setara dengan 14,76 bulan. Ini menandakan bahwa target capaian indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin melebihi dari target yang sudah direncanakan dalam Renstra 2010-2014. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan obat generik antara lain dengan kebijakan yang mewajibkan perusahaan farmasi nasional terutama BUMN untuk memproduksi obat generik, mencantumkan nama generik pada label obat dengan nama dagang, kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan menyediakan pedoman pengawasannya. Kemudian untuk menjamin ketersediaan vaksin, PT. Biofarma sebagai pusat produksi vaksin saat ini dapat mencukupi kebutuhan vaksin secara nasional terutama imunisasi dasar kecuali vaksin meningitis meningococcal dan vaksin anti rabies disamping terus melakukan upaya di bidang penelitian dan pengembangan vaksin. Meskipun demikian terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan ketersediaan obat dan vaksin, yakni kenyataan bahwa sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk produksi obat masih impor, sistem pengelolaan obat di Instalasi Farmasi milik Pemerintah Daerah P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 16 ProvinsiKabupatenKota yang belum efektif dan efisien serta sistem pendistribusian obat yang terkendala letak geografis atau daerah kepulauankondisi demografis, kurangnya sarana prasarana distribusi dan kurangnya dukungan biaya operasional. Permasalahan tersebut dapat menjadi peluang jika disikapi dengan positif baik oleh Pemerintah maupun Swasta, antara lain peluang untuk mengembangkan sistem pengelolaan dan pendistribusian obat dan vaksin yang baik secara nasional, kebijakan yang mendukung perkembangan industri bahan baku obat karena ketergantungan terhadap impor bahan baku dapat menyebabkan tidak stabilnya ketersediaan obat nasional dan fluktuasi harga obat karena pengaruh harga bahan baku di pasar internasional.

3. Penggunaan

Obat Generik di Pelayanan Kesehatan Pemerintah Peningkatan penggunaan obat generik, baik pada sarana pelayanan kesehatan dasar maupun pada pelayanan kesehatan rujukan, menunjukkan bahwa tenaga kesehatan telah memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02MENKES06812010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Kesehatan Pemerintah. Gambaran penggunaan obat generik di Puskesmas dan RS Pemerintah dapat dilihat pada grafik di bawah ini. P r o f i l K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n T a h u n 2 0 1 1 17 Sumber: Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Gambar 3. Persentase Penggunaan Obat Generik Tahun 2011