76
Tabel 4.3 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008
No Jenis Tenaga Kesehatan
Jumlah
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
Dokter Umum Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat Bidan Puskesmas
Bidan Desa Perawat
Analis Perawat Gigi
Asisten Apoteker Penata Gizi
Akademi Kesehatan Lingkungan 18
2 19
233 318
308
19 22
21 15
45
Total
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2008
4.2 Analisis Univariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat distribusi dan seluruh variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu sumber daya
organisasi meliputi : umur, pendidikan, lama bekerja, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, dana, sarana, prosedur kerja dan variabel dependen adalah kinerja petugas
surveilans epidemiologi KIA.
4.2.1 Sumber Daya Organisasi.
Distribusi frekuensi petugas berdasarkan umur terlihat pada tabel 4.4 sebagian besar petugas surveilans KIA puskesmas berusia
≥ 35 Tahun yaitu sebesar 52,9, dan petugas dengan umur 35 tahun yaitu sebanyak 47,1.
Universitas Sumatera Utara
77
Berdasarkan tingkat pendidikan, petugas surveilans KIA puskesmas dibagi atas 2 dua katagori yaitu tingkat menengah dan tinggi. Dari tabel 4.4 diketahui
bahwa sebagian besar petugas mempunyai tingkat pendidikan tinggi yaitu 38,2 dan
petugas dengan tingkat pendidikan menengah yaitu 61,8.
Sedangkan berdasarkan masa kerja, petugas surveilans KIA puskesmas dibagi atas 2 dua katagori yaitu 5 Tahun dan
≥ 5 Tahun, Dari tabel dibawah menunjukkan bahwa berdasarkan masa kerja, petugas yang bekerja dengan masa
kerja 5 tahun keatas lebih banyak yaitu sebesar 58,8 dibandingkan petugas yang bekerja dengan masa kerja dibawah 5 tahun yaitu sebesar 41,2.
Pengetahuan yang diteliti berupa pengertianpengetahuan petugas tentang surveilans epidemiologi KIA yang meliputi, pengertian surveilans , jenis surveilans,
ibu hamil resti, pengertian kematian ibu dan bayi dll. Hasil penelitian yang dikelompokkan dalam 2 dua katagori yaitu tidak baik dan baik menunjukkan bahwa
sebagian besar petugas memiliki pengetahuan baik tentang surveilans KIA yaitu 55,9 sedangkan petugas dengan pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 44,1.
Keterampilan petugas dalam pelaksanaan pelaporan KIA puskesmas meliputi tindakan petugas terhadap kasus KIA, penggunaan komputer, teleponfax,
kemampuan mengisi format PWS –KIA, tindakan bila adanya laporan kematian Ibu bayi dan tindakan bila format laporan habis. Hasil penelitian tentang keterampilan
petugas surveilans epidemiologi dalam pelaporan KIA puskesmas dikelompokkan dalam 2 dua katagori yaitu katagori tidak baik dan baik, hasilnya dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
78
bahwa petugas yang memiliki keterampilan baik lebih banyak yaitu 52,9 sedangkan petugas dengan keterampilan tidak baik yaitu sebesar 47,1.
Motivasi petugas surveilans KIA dalam pelaksanaan pelaporan KIA puskesmas dilihat dari sikap terhadap pekerjaannya, sikap tentang kegiatan pelaporan
KIA, suasana kerja, peran pimpinan dan reward dari pekerjaannya. Hasil penelitian tentang motivasi petugas dikelompokkan dalam 2 dua katagori yaitu katagori tidak
baik dan baik, dari tabel dibawah menunjukkan bahwa persentase petugas yang memiliki motivasi baik sebanyak 55,9 lebih tinggi dibandingkan petugas dengan
motivasi tidak baik yaitu 44,1. Dana untuk kegiatan serveilans KIA meliputi kesesuaian ketersediaan dana
untuk program KIA, dana transport, biaya operasional, insentif, biaya pelacakan dan lokakarya mini. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan petugas menilai,
dana untuk kegiatan surveilans KIA puskesmas masih tidak baik yaitu sebesar 61,8, sedangkan yang menilai dana sudah baik yaitu sebanyak 38,2.
Bedasarkan sarana untuk kegiatan serveilans KIA meliputi ketersediaan komputerprinter untuk program KIA, alat telekomunikasi, jaringan internet, format
laporan dan alat transportasi. Hasil penelitian tentang sarana menunjukkan bahwa petugas menilai ketersediaan sarana untuk kegiatan surveilans KIA puskesmas tidak
baik yaitu 50,0 dan petugas yang menilai baik yaitu 50,0. Sedangkan prosedur kerja dalam kegiatan surveilans KIA meliputi adanya
prosedur kerja yg jelas, adanya buku pedoman, sosialisasi kegiatan kepada bidan desa, respon kepala puskesmas, pelaksanaan kegiatan sesuai pedoman dan pelatihan
Universitas Sumatera Utara
79
tentang surveilans KIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas menilai prosedur kerja untuk kegiatan surveilans KIA puskesmas sudah baik yaitu 52,9 dan
petugas yang menilai tidak baik yaitu 47,1. Jawaban keseluruhan pertanyaan dan
variabel independen dari seluruh petugas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 4.4 Distribusi Petugas Surveilans KIA Berdasarkan Sumber Daya
Organisasi Puskesmas Variabel Independen di Kabupaten Bireuen No
VariabelKatagori Jumlah
Persentase
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
Umur 35 Tahun
≥ 35 Tahun Tingkat Pendidikan
Menengah Tinggi
Masa Kerja 5 Tahun
≥ 5 Tahun Pengetahuan
Tidak Baik Baik
Keterampilan Tidak Baik
Baik Motivasi
Tidak Baik Baik
Dana Tidak baik
Baik Sarana
Tidak Baik Baik
Prosedur Kerja Tidak baik
Baik 16
18
13 21
14 20
15 19
16 18
15 19
21 13
17 17
18 17
47,1 52,9
38,2 61,8
41,2 58,8
44,1 55,9
47,1 52,9
44,1 55,9
61,8 38,2
50,0 50,0
52,9 47,1
Universitas Sumatera Utara
80
4.2.2 Kinerja Petugas Surveilans KIA Puskesmas