83
4.4 Analisis Multivariat
Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan uji regresi linier berganda. Tahap pertama adalah dengan
melakukan model untuk uji multivariat, variabel yang mempunyai nilai p 0,25 dimasukkan menjadi model.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan hanya enam variabel yang memiliki nilai p 0,25, seperti terlihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7 Distribusi variabel Sumber Daya Organisasi Puskesmas yang
Menjadi Kandidat untuk Uji Multivariat.
Variabel P Value
Pengetahuan Pendidikan
Ketrampilan Dana
Prosedur Kerja Motivasi
Sarana Umur
Masa Kerja 0,036
0,034 0,014
0,013 0,007
0,000 0,491
0,319 0,296
Ket : tidak dimasukkan dalam uji multivariat Untuk mendapatkan faktor dominan variabel Independen yang
mempengaruhi kinerja, semua variabel yang sudah menjadi kandidat untuk analisis multivariat di uji secara bersama-sama. Faktor yang terbaik akan dipertimbangkan
degan nilai p value. Variabel yang tidak signifikan dikeluarkan satu persatu mulai dari p value terbesar.
Universitas Sumatera Utara
84
Hasil anlisis multivariat pengaruh Sumber daya Organisasi Puskesmas terhadap Kinerja Petugas Surveilans Epidemiologi di Kabupaten bireuen dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Distribusi tahapan analisis multivariat Pengaruh Sumber Daya
Organisasi Puskesmas terhadap Kinerja Petugas Surveilans Epidemiologi dalam Pelaporan KIA di Kabupaten Bireuen
No Variabel
Nilai Beta
Nilai p -value
1 2
3 4
5 6
Tahap 1 Pendidikan
Pengetahuan Keterampilan
Motivasi Dana
Prosedur kerja Nilai Konstanta
0,137 0,309
0,003 0,355
0,158 0,300
-0,359 0,290
0,024 0,986
0,040 0,295
0,040
1 2
3 4
5
Tahap 2 Pendidikan
Pengetahuan Motivasi
Dana Prosedur kerja
Nilai Konstanta
0,137 0,308
0,354 0,158
0,299
-0,360 0,281
0,015 0,031
0,286 0,028
1 2
3 4
Tahap 3 Pendidikan
Pengetahuan Motivasi
Prosedur kerja Nilai Konstanta
0,156 0,304
0,448 0,277
-0,276 0,218
0,017 0,002
0,038
1 2
3
Tahap 4 Pengetahuan
Motivasi Prosedur kerja
Nilai Konstanta
0,323 0,478
0,206
-0,136 0,011
0,001 0,022
Universitas Sumatera Utara
85
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa dari enam variabel yang diuji secara bersama-sama dengan menggunakan metode enter menghasilkan 3 tiga
variabel yang mempengaruhi kinerja petugas surveilans epidemiologi KIA yaitu pengetahuan p = 0,011;
β = 0,323, motivasi p = 0,001; β = 0,478 dan prosedur kerja p=0,022;
β = 0,206, dengan demikian di dapat model regresi linier berganda seperti berikut :
Y = -0,136 + 0,323 pengetahuan + 0,478 motivasi + 0,304 prosedur kerja
Besarnya pengaruh masing-masing variabel terhadap kinerja petugas surveilans epidemiologi dalam pelaporan KIA puskesmas di Kabupaten Bireuen
dapat dijelaskan dari nilai koefisien- β, dimana nilai koefisien-β yang paling besar
adalah variabel motivasi yaitu sebesar 0,478.
Universitas Sumatera Utara
86
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas Surveilans Epidemiologi dalam
pelaporan KIA Puskesmas di Kabupaten Bireuen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi petugas sebagian besar 52,9 berada pada kelompok umur
≥ 35 tahun dan 47,1 berada pada kelompok umur 35 tahun. Hubungan umur terhadap kinerja petugas surveilans epidemiologi
dalam pelaporan KIA, didapat nilai p = 0,319 p 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur terhadap kinerja petugas
surveilans epidemiologi KIA Puskesmas. Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Sahidin Basri 2008 yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan umur petugas terhadap kinerja bidan di desa dalam program KIA di
Kabupaten Aceh Tenggara. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara umum upaya peningkatan
kinerja petugas surveilans epidemiologi KIA Puskesmas di Kabupaten Bireuen tidak perlu diprioritaskan pada kelompok umur tertentu, hal ini terlihat dari hasil penelitian
ini bahwa semakin tinggi umur petugas surveilans epidemiologi juga diikuti oleh semakin baik kinerjanya .
Universitas Sumatera Utara