19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Tobat
1. Pengertian Metode
Pada  dasarnya  semua  manusia  memiliki  tujuan  dalam  hidupnya.  Dan untuk  mencapai  semua  itu,  maka  dibutuhkannya  suatu  metode  atau  cara.
Sedangkan  secara  etimologi  metode  berasal  dari  bahasa  Yunani,  yang terdiri  dari  penggalan  kata  “meta”  yang  berarti  “melalui”  dan  “hedos”
berarti  “jalan”.  Dalam  pengertian  yang  lebih  luas,  metode  bisa  pula diartikan  sebagai  “segala  sesuatu  atau  cara  yang  digunakan  untuk
mencapai tujuan- tujuan yang diinginkan”.
1
Dan  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia metode  ialah  “cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai  dengan  yang  dikehendaki  atau  cara  kerja  yang  bersistem  untuk
memudahkan  pelaksanaan  suatu  kegiatan  guna  mencapai  tujuan  yang di
tentukan”.
2
Sedangkan menurut Kamus Manajemen Metode ialah “cara melaksanakan pekerjaan”
3
1
M.  Lutfi,  Dasar-dasar  Bimbingan  dan  Penyuluhan  Konseling  Islam,  Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008, h.120.
2
Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi ke-3, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, h. 740.
3
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005, h.173.
Penulis  melihat  dari  ketiga  pengertian  di  atas,  maka  bisa  disimpulkan bahwa  metode  adalah  jalan  atau  cara  yang  sudah  diatur  untuk
mempermudah  pelaksanaan  seseorang  untuk  mencapai  suatu  tujuan  yang diinginkan.  Selain  berbicara  tentang  metode  ada  pula  kata  yang  sering
orang  banyak  katakan  yaitu  kata  teknik  dan  pendekatan.  Dari  ketiga  kata ini kedengarannya seperti memiliki makna dan kegunaan yang sama antara
kata  yang  satu  dengan  kata  yang  lainnya  dalam  melakukan  suatu pekerjaan.
Sesungguhnya  ada  perbedaan  antara  teknik  daan  metode  pada  sisi fungsionalisnya.  Metode  merupakan  unsur  penggunaan  yang  bersifat
teoritis  dan  lebih  luas  dari  sebagai  bagian  dari  upaya  ilmiah.  Sedangkan teknik dan atau pendekatan lebih bersifat teknis dan sesuatu yang empiris
serta  spesifik  yang  terjadi  pada  penerapan  suatu  pekerjaan  tertentu. Dengan  kata  lain,  teknik  atau  pendekatan  bisa  digunakan  karena
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ditentukan pada saat melakukan pekerjaan.
4
Dalam  pelayanan  bimbingan  dan  penyuluhan  konseling  pada umumnya  penggunaan  istilah  metode  dan  teknik  kadang  kala  dipakai
berganti-gantian  tergantung  kepada  obyek  yang  sedang  dilayani.  Hal  ini perlu  dikemukakan  untuk  memberikan  wacana  yang  lebih  luas  dan
fleksibel  mengenai  berbagai  metode  dan  teknik  serta  pendekatan  yang
4
M.  Lutfi,  Dasar-dasar  Bimbingan  dan  Penyuluhan  Konseling  Islam,  Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008, h. 121.