Pengertian Kesalehan Individu Kesalehan Individu

mengambil air wudhu, begitu pula ketika hendak membaca kitab suci Al- Qur`an. 75 Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesalehan individu dapat dibagi menjadi dua arti. Pertama, secara sempit kesalehan individu adalah seseorang yang secara fisiknya bersih dari barang-barang yang haram dan subhat. Sedangkan yang kedua, secara luas kesalehan individu adalah seseorang yang bersih jiwanya, lurus akidahnya, dan baik amalnya, serta senantiasa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya kapanpun di mana pun berada.

2. Ciri-ciri Kesalehan Individu

Untuk memahami makna kesalehan, tidak cukup hanya dengan mengetahui tanda-tanda atau ciri-ciri lahiriyah semata, sebab ia jauh lebih mendalam dari pada itu. perkara-perkara yang bersangkutan dengan keyakinan, tujuan dan pandangan hidup, cita-cita dan jalan hidup merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan untuk memastikan, atau menunjukkan apakah seseorang itu tergolong di dalam kelompok sholeh atau yang salah. Di dalam konteks Al-Qur`an dijelaskan tentang sifat-sifat orang mukmin dalam surat Al-Anfal ayat 2-4, yang berbunyi: 75 Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ciri-ciri Pribadi Muslim, Semarang: PT. CV. Toha Putra, 1982, h.5. “Yang artinya: 2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kapada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. 3. yaitu orang-orang yang mendirikan shalot dan yang menafkahkan sebagian dari rizki dan Kami berikan kepada mereka. 4. Itulah orang-orang yang beriman dengan yang sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki nikmat yang mulia ”. 76 Dan menurut Jibril Abdur Rahman dapat dipahami, kesalehan seseorang dapat digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Ikhlas dalam beramal. b. Ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. c. Jihad fie sabillah adalah jalan hidupnya. d. Mati syahid adalah cita-citanya yang utama. e. Sabar menghadapi cobaan dan ujian Allah. f. Kampung akhirat tujuan utamanya. g. Sangat takut kepada Allah dan ancaman-Nya. h. Selalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. i. Zuhud dengan dunia tetapi meninggalkannya. j. Shalat malam menjadi kebiasaannya. k. Tawakal kepada Allah dan tidak mengeluh kecuali kepada-Nya. l. Selalu berinfaq dalam kelapangan atau kesempitan. m. Kasih sayang sesama mukmin, dan sangat kuat memelihara ukhuwah di antara mereka. n. Berani amar ma’ruf nahi munkar. 77 76 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Bandung, PT. Syaamil Cipta Media: 2004, h.177. 77 Abdur Rahman Jibril, Karakteristik Lelaki Shalih, Jakarta: Wihdah Press, 2000, h.9-10.

3. Tujuan Kesalehan Individu

Bahwasanya orang yang saleh mengetahui tujuan hidup dan pengetahuan yang jelas, karena ia bukan orang yang terkecoh dan terpedaya oleh kehidupan dunia sehingga ia bekerja untuknya dan merasa tentram kepadanya. Ia bukan pula orang yang menolak kehidupan lalu lari ke puncak-puncak bukit dan ke padang pasir untuk beribadah kepada Allah di tempat-tempat khalwat. Bahkan ia benar-benar memakmurkan kehidupannya dengan perintah Allah dan mengarahkannya kearah yang dikehendaki oleh Allah. Lalu ia menjadikan dunia sebagai ladang bagi kehidupan akhirat. Maka dunia muslim bukanlah seperti orang-orang yang mengabdi kepada dunia, sehingga dunia itu menjadi maksud dari amalnya dan tujuan dari cita-citanya. Dan ia bukan pula orang yang berpaling dari dunia dengan membiarkannya diurus oleh syaitan-syaitan dari kalangan manusia dan jin. 78 Dalam firman-Nya Allah menjelaskan: 78 Ibid., h. 53.