b. QS. An-Nur: 31
Yang artinya: ”Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
”.
42
c. QS. Hud: 52
Yang  artinya: Dan  dia  berkata:  “Hai  kaum-Ku,  mohonlah
ampunan  kepada  Tuhanmu  lalu  bertobatlah  kepada-Nya,  niscaya Dia  menurunkan  hujan  yang  sangat  deras  atasmu,  dan  Dia  akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.
43
d. QS. Hud: 61
Yang  artinya:  “karena  itu  mohonlah  ampunan-Nya,  kemudian bertobatlah  kepada-Nya.  Sesungguhnya  Tuhanku  amat  dekat
rahmat-Nya lagi memperkenankan doa-Nya ”.
44
Di antara hadits Nabi yang memerintahkan tobat ialah: a.
Dan dalam Shahih Muslim dari Abi Burdah dari al-Aghar dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi SAW bersabda:
42
Ibid., 353.
43
Ibid., h. 228.
44
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, h. 228.
Yang artinya: “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah,  sesungguhnya  aku  bertobat  kepada-Nya  dalam  sehari
seratus kali ”.
45
b. Dari Abu Burdah dari al-aghar al-Muzani berkata: Rasulullah SAW
bersabda:
Yang  artinya:  “Sesungguhnya  hatiku-terkadang-lalai,  dan sesungguhnya  aku  memohon  ampun  kepada  Allah  dalam  sehari
seratus kali”.
46
c. Diriwayatkan dari Nabi SAW oleh Ibnu Mas’ud, al-Bara ibn „Azib,
an- Nu’man  ibn  Basyir,  Abu  Hurairah  dan  Anas  ibn  Malik  r.a.
Dalam  ash- Shahihain  dari  Ibnu  Mas’ud  r.a.  berkata:  Rasulullah
SAW bersabda:
Yang  artinya:  “Sesungguhnya  Allah  benar-benar  lebih  gembira dengan  tobat  salah  seorang  diantara  kalian  dari  pada  seseorang
yang  bepergian  di  padang  pasir  nan  tandus,  ia  membawa  serta unta dengan makanan, minuman, pembekalan, dan barang-barang
kebutuhannya,  kemudian  ia  kehilangan  unta  tersebut,  ia  lalu
45
HR. Muslim, Kitab ad-Dzikru Wa ad- Du’a Wa at-Taubah wal Istigfar, Bab Istihbab al-
Istighfar  Wal  Istiktsar  Minhu,  dalam  Ibnu  Taimiyah,  Mutiara  Taubah,  Jakarta:  Pustaka  as- Sunnah, 2004, h. 22.
46
HR.  Muslim,  Sunan  Abu  Dawud,  Kitab  al-Witr,  Bab  Fil  Istighfar,  dalam  Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004, h. 23.
keluar  untuk  mencarinya  sampai  hampir  matti  tapi  tetap  tidak menemukannya,  ia  lalu  berkata:  “Aku  akan  kembali  ke  tempat
pe rtama kali aku kehilangan untaku biar aku mati di sana”, ia lalu
kembali ke tempat semula, kemudian ia tertidur dan ketika bangun ia  dapati  untanya  berada  di  hadapannya  bersama  dengan
makanan, minuman,
pembekalan, dan
barang-barang kebutuhannya”.
47
B. NAPZA
1. Pengertian dan Jenis NAPZA
a. Narkotika
Narkotika  berasal  dari  bahasa  Inggris  “Narcotics”  yang  berarti obat yang   menidurkan atau obat bius.
48
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Narkotika  adalah  “Obat  untuk  menenangkan  syaraf,
menghilangkan rasa sakit,  menimbulkan rasa ngantuk  atau ransangan opium, ganja,dsb.”
49
Dan menurut  Pasal  1 butir 1 Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika UU No.221997: “Narkotika adalah zat atau
obat  yang  berasal  dari  tanaman  atau  sintesis  maupun  semi  sintesis yang  dapat  menyebabkan  penurunan  dan  perubahan  kesadaran,
hilangnya  rasa,  mengurangi  sampai  menghilangkan  rasa  nyeri,  dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
50
47
HR.  Bukhari,  Kitab  ad- Da’awa,t  Bab  at-Taubah,  dalam  Ibnu  Taimiyah,  Mutiara
Taubah, Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004, h. 26.
48
Echols,  M.  John.,,  Kamus  Bahasa  Inggris-Indonesia,  Indonesia-Inggris,  Jakarta: Penerbit. PT. Gramedia, t.t, h.390.
49
Dapertemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  Jakarta: Balai pustaka, 1988, h. 609.
50
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2007, h.159.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat  2 Undang-Undang No.22 tahun 1997, Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
1 Narkotika  Golongan  I  adalah  narkotika  yang  hanya  dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan  dalam  terapi,  serta  mempunyai  potensi  sanggan  tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Opium, Ganja, Heroin, Kokain, dan lain-lain.
2 Narkotika  Golongan  II  adalah  narkotika  yang  berkhasiat  untuk
pengobatan  yang  digunakan  sebagai  pilihan  terakhir  dan  dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan  serta  mempunyai  potensi  tinggi  mengakibatkan ketergantungan.  Contoh:  Benzetidin,  Betametadol,  Difenoksilat,
Hidromorfinal, Metadon, Morfin, Petidin, dan turunannya dan lain- lain.
3 Narkotika  Golongan  III  adalah  narkotika  yang  berkhasiat
pengobatan dan
banyak dalam
terapi danatau
tujuan pengembangan  ilmu  pengetahuan  serta  mempunyai  potensi  ringan
mengakibatkan  ketergantungan.  Contohnya:  Kodein,  Norkodina, Propiran, dan lain-lain.
51
Berdasarkan cara pembuatannya, Narkotika dibedakan ke dalam 3 tiga golongan, yaitu :
51
Ibid., h. 160-167.
1 Narkotika Alami
Adalah  Narkotika  yang  zat  aktifnya  diambil  dari  tumbuh- tumbuhan alam, contohnya adalah: Ganja, Hasis, Coca, Opium.
2 Narkotika Semi Sintetik
Adalah  Narkotika  alami  yang  diolah,  diambil  zat  adiktifnya intisarinya  agar  memiliki  khasiat  lebih  kuat  sehingga  dapat
dimanfaatkan  untuk  kepentingan  kedokteran.  Contohnya:  Morfin, Codein, Heroin, Cocaine.
3 Narkotika Sintetik
Adalah  Narkotika  palsu  yang  dibuat  dari  bahan    kimia, digunakan untuk pembiusan dan untuk pengobatan bagi orang yang
menderita  ketergantungan  Narkoba  sebagai  Narkoba  pengganti Subssitusi, seperti: Petidine, Methadone, dan Naltrexon.
52
b. Psikotropika
Psikotropika menurut  Pasal  1 butir 1, Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika UU No. 51997: “Psikotropika
adalah  zat  atau  obat,  baik  alamiah  maupun  sintesis  bukan narkotika,  yang  berkhasiat  psikoaktif  melalui  pengaruh  selektif
52
Subagyo  Partodiharjo,  Kenali  Narkoba    Musuhi  Penyalahgunaannya,  T.  tp.:  LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004, h.13-15.