Pengertian Tobat Metode Tobat
Dengan begitu, timbullah perasaan sedih, dan sakit karena objek yang dicintainya hilang. Selanjutnya, apabila rasa sakit itu telah mendominasi
hati dan menguasainya, maka perasaan itu akan menyadarkannya akan masa kini, masa lalu, dan masa yang akan datang.
11
Bila penulis melihat penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan. Bahwa orang yang melakukan tobat pada dasarnya mereka mengetahui
tentang apa yang dilakukannya. Sehingga mereka dapat merasakan bahwa apa yang mereka lakukan telah bertentangan dengan apa yang menjadi
aturan Allah. Kaitannya dengan masa kini, masa lalu, dan masa mendatang adalah
bahwa masa kini tercermin melalui tindakan segera meninggalkan dosa yang sedang dikerjakannya; korelasinya dengan masa yang akan datang
tercermin melalui tekad untuk menjauhi setiap dosa yang dapat menyebabkan hilangnya objek yang dicintai sampai akhir hayat; sementara
korelasinya dengan masa lalu dilakukan dengan segera mengganti apa-apa yang pernah terlewatkan dengan kebaikan dengan mengerjakan ulang jika
hal tersebut dapat diperbaiki.
12
Menurut Abu Abdillah Sofyan Chalid Ruray menjelaskan dalam tulisannya.
13
Bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al- „Utsaimin
rahimahullah menerangkan, Makna taubat secara bahasa adalah
11
Ibid., h. 22.
12
Ibid., h. 23.
13
Chalid Ruray, “Kapan Itu Dilaksanakan” Artikel ini diakses pada 15 Februari 2011 dari
http:mediasalaf.comaqidahtaubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba.
kembali, sedangkan menurut perngertian syar’i taubat adalah kembali dari maksiat kepada Allah Ta’ala menuju ketaatan kepada-Nya. Dan
taubat yang paling agung serta paling wajib adalah taubat dari kekafiran kepada keimanan.
Dalam buku Menembus Dosa dengan Tobat menyatakan bahwa Sahal bin Abdullah At-Tustari, tobat adalah penggantian gerak-gerik yang tercela
dengan gerak-gerik terpuji.
14
Bila penulis melihat dari kedua pengertian di atas. Maka dapat diartikan bahwa tobat di sini hanya kembalinya seseorang ke jalan Allah
dari kemaksiatan dan perubahan yang dilakukan ialah dengan mengganti perbuatannya yang dulu dengan kebaikan. Lain halnya dengan pengertian
tobat di bawah ini. Menurut H. Mahmus dalam bukunya Terjemahan Irsyadul Ibad,
menyatakan bahwa Al-Qadhi Husain, Abutthoyyib Imam Mawardi dan Ulama yang lainnya berpendapat bahwa tobat masih perlu diisyaratkan lagi
yaitu membaca istigfar dengan lidahnya, hatinya menyesal atas perbuatan yang dilakukan.
15
Penulis melihat bahwa tobat yang dijelaskan di atas, adalah tobat yang mengharuskan seseorang melafalkan kata istighfar yang disertai dengan
penyesalan. Namun tidak adanya penjelasan tentang apa yang harus
14
Imam Abū Hāmid Muhammad bin Muhammad al-Ghazālī, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri Bandung: Pustaka Hidayah, 2008, h. 23.
15
Mahmus Ali, Terjemahan Irsyadul Ibad, Surabaya: PT. Mahkota, 1992, h. 871.
dilakukan oleh seseorang setelah bertobat. Berbeda dengan penjelasan tobat di bawah ini.
Dalam buku
Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs
, Sa’id
Hawwa menyatakan bahwa tobat dari dosa dengan cara kembali kepada Allah merupakan jalan pembuka bagi orang-orang yang sedang
mengadakan perjalanan, modal bagi orang-orang yang beruntung, langkah awal para murid, kunci istiqamah orang-orang yang condong kepada
Allah, teropong bagi orang-orang pilihan dan orang-orang yang dekat kepada-Nya, yang dilakukan oleh para Nabi, mulai dari Adam dan umat
para Nabi, termasuk kita sebagai umat Nabi Muhammad, adalah sangat layak dilakukan. Bertobat berarti mengikuti Sunnah para Nabi dan
Rasulullah.
16
Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Meraih dan Bahagia dengan Istighfar, tobat adalah kembali ke jalan yang benar, maka kesuburan akan
berlipat dan kekuatan akan berlimpah dari yang selama ini, dan dosa-dosa yang lama itu dengan sendirinya akan diampuni oleh Allah dan mereka
akan dapat menempuh jalan yang benar dan terang menderang dari hidayah Allah.
17
Penulis melihat dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tobat merupakan tempat pertama yang harus dilakukan oleh
16
Sa’id Hawwa, Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, Jakarta: Penerbit Pena Pundi Aksara, 2007, h. 414.
17
Sudirman Tebba, Meraih dan Bahagia Dengan Istighfar, Banten: Penerbit Pustaka Irvan, 2008, h.193.
seseorang untuk kembali ke jalan Allah. Karena selain dihapuskannya dosa-dosa yang lalu, tobat pun dapat mendatangkan hidayah Allah dalam
kehidupan seseorang. Adapun tobat yang diperintahkan kepada orang-orang Mukmin adalah
tobat nashuha. Allah SWT., berfirman: Hai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat nashuha tobat yang semurni-
murninya QS Al-Tahrim [66]: 8.
18
Lalu, apa yang dimaksud dengan tobat nasuha?.
Al-Nasûh itu merupakan sîghah mubâlaghah bentuk yang menunjukakan lebih dari kata nâsih. Sebagaimana kata syakûr dan sabûr
merupakan bentuk mubalaghah dari kata syâkir dan sâbir. Dalam bahasa arab, kata nasûh yang berasal dari huruf nûn, sâd, dan hâ itu,
mengisyaratkan ungkapan bebas atau ikhlas al-khulûs. Disebutkan, nasaha al-
„asal madu itu bersih, idzâ khalâ min al-ghisysy jika kosong dari campuran. Dengan demikian, al-nush
bebasikhlas dalam tobat itu layaknya al-nush dalam ibadah. Adapun
al-nush dalam musyawarah,
berarti membebaskan musyawarah itu dari bentuk penipuan, pengurangan, pengrusakan, dan melakukannya dalam kerangka yang paling sempurna.
Al-nus bersihikhlas itu adalah lawan dari kata al-ghisysy tipucurang.
19
18
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, h. 561.
19
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali ke Cahaya Allah, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008, h.62.
Dalam buku Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, telah dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas, telah berkata bahwa tobat nasuha adalah
bila seseorang hamba menyesali perbuatan yang telah dilakukannya, sehingga ia memohon maaf kepada Allah, kemudian tidak melakukan dosa
itu lagi untuk selamanya, sebagaimana susu yang telah menetes tidak akan kembali kepada sumbernya.
20
Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Nikmatnya Tobat. Menyatakan bahwa
Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, dan Mu’adz bin Jabal sependapat bahwa tobat nashuha ialah tobat
yang tidak mau lagi kembali kepada kesalahan.
21
Dari kedua pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwasannya tobat nashuhah merupakan kemantapan hati seseorang untuk
tidak kembali kepada perbuatan-perbuatan yang salah. Berbeda dengan pengertian tobat nashuhah di bawah ini.
Menurut Said bin Jabair berpendapat bahwa tobat nashuha ialah tobat yang diterima oleh Allah. Untuk diterima tobat itu hendaklah
memenuhi tiga syarat, yaitu takut tobatnya tidak akan diterima, mengharap agar tobatnya diterima, dan mulai saat itu memenuhi hidup
dengan taat. Sedangkan Said bin al-Musyyab berpendapat bahwa tobat
20
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Penerjemah Bahrun Abu Bakar, Lc., dkk., Semarang: PT. CV Toha Putra, 1993, h. 265.
21
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, Jakarta: Pustaka Irvan, 2007, h.142.
nashuha ialah menasehati diri, karena telah bersalah dan patuh menuruti nasehat itu.
22
Al-Quraizhiy berkata bahwa untuk mencapai tobat nashuha diperlukan empat hal, yaitu memohon ampun dengan lidah, berhenti dari dosa itu
dengan badan, berjanji dengan diri sendiri tidak akan mengulangi lagi kesalahan dan dosa itu, dan menjauhkan diri dari teman-teman yang hanya
akan membawa terperosok kepada yang buruk saja.
23
Bila penulis melihat kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tobat nashuhah adalah tobat yang sebenar-benarnya tobat yang
tidak hanya beristighfar dengan lisan, dan berhenti untuk tidak mengulangi kesalahan yang lalu. Namun kehidupannya selalu dipenuhi dengan
ketaatannya kepada Allah, serta meninggalkan semua yang akan memicu timbulnya kemaksiatan.