69
BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN NAPZA
DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
KEBON KOPI CIKARANG UTARA A.
Pelaksanaan Metode Tobat
1. Waktu Pelaksanaan
Sebelum  memaparkan  tentang  bagaimana  metode  tobat  dilaksanakan dan  apa  yang  menjadi  hambatan  dalam  menerapkan  metode  tobat  maka
membicarakan  masalah  waktu  pelaksanaan  metode  tobat  di  Yayasan Pesantren  Nurul  Jannah,  ini  merupakan  suatu  kegiatan  yang  rutin  yang
diadakan  oleh  Yayasan  dalam  menangani  korban  penyalahgunaan NAPZA.  Segala  sesuatunya  memang  memiliki  waktunya  dalam  masing-
masing  kegiatan.  Sesuai  data  dan  informasi  yang  penulis  dapatkan ternyata, kegiatan metode tobat memiliki keterkaitan dengan kegiatan satu
dengan yang lainnya. Adapun  waktu  dalam  pelaksanaan  metode  tobat  untuk  para  korban
residen,  merupakan  istilah  dari  BNN  yang  kini  dipakai  oleh  pihak Yayasan adalah sebagai berikut:
a. Detoxifikasi pada hari ke-1 sd ke-5.
b. Pembinaan total mental dan spiritual pada hari ke-6 sd ke-60.
c. Peningkatan materi dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah SWT
pada hari ke-61 sd ke-180. d.
Bimbingan  lanjut,  uji  coba  pulang  ke  rumah  atau  lingkungan  untuk bersosialisasi, dengan dimonitor ketat oleh kedua orang tua dan pihak
Yayasan pada hari ke-181.
1
2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi
a. Pelaksanaan Metode Tobat
Yayasan Pesantren Nurul Jannah memberikan penanganan yang berbeda  dalam  menangani  para  korban  NAPZA,  yaitu  dengan
menggunakan  metode  tobat.  Pelaksanaan  metode  tobat  sendiri  terletak pada  pembinaan  total  mental  dan  spiritual  serta  peninggkatan  materi
dalam hal tauhid kepada Allah. Sebelum  menerapkan  hal  itu,  para  residen  harus  melakukan
detoxifikasi terlebih dahulu yang tujuannya adalah untuk membersihkan diri  mereka  dari  pengaruh  NAPZA.  Setelah  itu  mereka  melanjutkan
tahapan  yang  selanjutnya  yaitu  pembinaan  total  mental  dan  spiritual, peningkatan  materi  tentang  ketauhidan  kepada  Allah,  hingga  sampai
pada tahapan lanjut yaitu uji coba pulang. Mulai  dari  detoxifikasi  sampai  peningkatan  materi  tentang
ketauhidan,  itu  semua  yang  melakukannya  adalah  seorang  pembina spiritual  sekaligus  ketua  Yayasan  Pesantren  Nurul  Jannah  yaitu
K. H. Adang Miarsa yang lahir pada tanggal 28 Maret 1955 di Batam.
1
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah tahun 2009, h. 8.
Dan  menjabat  sebagai  ketua  sekaligus  pembina  spiritual  dari  sebelum berdirinya Yayasan hingga sekarang.
Adapun  latar  belakang  pendidikan  K.  H.  Adang  Miarsa  mulai lulus dari Sekolah Dasar SD pada tahun 1966, lalu lulus dari Sekolah
Menengah  Pertama  SMP  pada  tahun  1969,  dan  lulus  Sekolah Pertanian  Menengah  Atas  SPMA  pada  tahun  1972.  Dan  menikah
dengan Hj. Rosyati. Pemahaman  H.  Adang  terhadap  agama,  is  peroleh  mulai  dari
mengikuti pengajian-pengajian di kampung, membaca dan mempelajari Al-Qur`an, serta diiringi dengan membaca buku. Sedangkan H. Adang
dapat mengobati itu karena ilmu yang dia peroleh dari membaca buku, seringnya mengikuti acara-acara seminar dan pelatihan di BNN Badan
Narkotika Nasional, serta menerapkan apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur`an.
2
Pekerjaan  yang  dilakukan  oleh  H.  Adang  di  Yayasan  telah dibantu oleh seorang asisten yang bernama Jaja Tarsija yang lahir pada
tanggal 15 Juni 1971 di Cirebon-Kuningan. Pendidikan yang ditempuh adalah  SD  pada  tahun  1978,  SMP  pada  tahun  1984,  dan  SMA  pada
tahun  1987.  Dia  mengabdikan  dirinya  di  Yayasan  mulai  pada  tahun
2
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.