orang tua sehingga tidak adanya waktu luang untuk berkumpul dengan anggota keluarga yang lain.
2 Hubungan interpersonal yang tidak baik, yaitu hubungan antara
anak dengan kedua orang tuanya, anak dengan sesama saudaranya anak sesama anak, dan hubungan antara ayah dan ibu yang
ditandai dengan sering cek-cok, bertengkar, dingin, masing-masing acuh tak acuh dan lain sebagainya sehingga suasana rumah menjadi
tegang dan kurang kehangatan. c.
Faktor Pencetus
Adalah pengaruh teman kelompok sebaya dan NAZA-nya itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hawari menyebutkan bahwa
pengaruh teman kelompok sebaya mempunyai andil 81,3 bagi seseorang terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA.
Sedangkan tersedianya dan mudahnya NAZA diperoleh mempunyai andil
88 bagi
seseorang terlibat
penyalahgunaan atau
ketergantungan NAZA.
59
Ditinjau dari pendekatan kesehatan jiwa, pemakai zat dibagi menjadi beberapa golongan:
60
1 Experimental Use yaitu pemakaian zat yang tujuannya ingin
mencoba, sekedar memenuhi rasa ingin tahu.
59
Ibid., h. 29.
60
Satya Joewana, Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lain, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, h. 13.
2 Sosial Use, atau disebut juga recreational use yaitu penggunaan
zat-zat tertentu pada waktu resepsi minum whisky atau untuk mengisi waktu senggang merokok atau pada waktu pesta ulang
tahun atau waktu berkemah mengisap ganja bersama-sama teman. 3
Situasional Use yaitu penggunaan zat pada saat mengalami ketegangan, kekecewaan, kesedihan, dan sebagainya dengan
maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. 4
Abuse atau penyalahgunaan, yaitu suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik, paling sedikit satu bulan lamanya, sehingga
menimbulkan gangguan fungsi sosial. 5
Dependent Use yaitu bila sudah dijumpai toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya.
61
3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA
Segala sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang baik itu perbuatan yang benar maupun perbuatan yang salah. Setidaknya dapat
dikenali atau dapat diketahui oleh orang lain, walaupun pada akhirnya memakan waktu yang lama. Sama halnya dengan seseorang yang telah
menggunakan NAPZA dalam hidupnya, maka dengan sendirinya hal tersebut dapat diketahui oleh orang lain.
Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang tua yang tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa anaknya telah
61
Ibid., h. 14.
terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAPZA. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sudah sepantasnya semua orang memiliki ilmu
pengetahuan tentang seluk-beluk NAPZA.
62
Oleh karena itu, Dr. Subagyo Partodiharjo dalam bukunya yang berjudul Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, menyebutkan
ciri-ciri pengguna NAPZA utnuk memberikan kemudahan kepada orang lain untuk mengetahuinya. Adapun ciri-cirinya terdiri dari empat tahap,
yaitu sebagai berikut:
63
a. Tahap Awal: Coba-coba, Eksperimen.
1 Gejala Psikologi:
Terjadi perubahan pada sikap anak. Orang tua peka dapat merasakan adanya sedikit perubahan perilaku pada anak yaitu
timbulnya rasa takut dan malu, yang disebabkan karena ia merasa bersalah ia merasa berdosa. Anak menjadi lebih sensitif, jiwanya
resah dan gelisah akan mengaku terus terang takut; akan terus merahasiakan, merasa berdosa, ia bingung. Kemesraan dan
kemanjaannya hilang atau berkurang. 2
Pada Fisik: Tidak nampak adanya perubahan pada tubuh anak. Belum
terlihat adanya tanda perubahan pada tubuh sebagai dampak
62
Dadang Hawari, Konsep Agama Islam Menanggulangi NAZA, Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2002, h. 18.
63
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba Musuhi Penyalahgunaanny, T. tp.: LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004, h. 98.
pemakaian NAPZA.
Bila sedang
memakai psikotrapika
stimulans atau ecstacy atau shabu ia nampak riang, gembira, aktif, bahkan hiper aktif, murah senyum, dan ramah.
b. Tahap Kedua, adalah Pemula, Instrumen, Insidentil.
64
1 Gejala Psikologi:
Sikap anak lebih menjadi tetutup, banyak hal yang tadinya terbuka menjadi rahasia. Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang,
dan lebih sensitif. Mulai semakin renggang hubungannya dengan orang tua dan saudara-saudaranya, tidak lagi riang gembira,
cerah dan ceria. Ia mulai nampak seperti menyimpan rahasia, dan memiliki satu atau beberapa teman akrab.
2 Pada Fisik:
Tidak manpak perubahan yang nyata, gejala pemakaian berbeda sesuai jenis NAPZA yang dipakainya. Bilamana sedang
memakai ia menjadi lebih lincah, lebih riang, lebih percaya diri berarti ia memakai psikotropika, stimulant, shabu, ecstasy.
Bilamana tampak lebih tenang, mengantuk berarti ia memakai penenang, ganja, putao. Untuk mengelabuhi orang tua dan teman
bahwa ia memakai kadang-kadang ia menutupi kekurangannya dengan rajin berolah raga dan makan, sehingga tampak sehat dan
energik. Seperti orang normal.
64
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba Musuhi Penyalahgunaanny, h. 99.