Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

6 yang sama. Dari itulah menurut pengamatan penulis masalah ini perlu diangkat sebagai sebuah penelitian, apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa?. Selama penulis mengobservasi sekolah tersebut, penulis menemukan beberapa guru yang kurang perhatian dan tidak peduli terhadap peserta didiknya dalam proses belajar mengajar seperti cara guru yang masih mengajar dengan metode ceramah sehingga membuat suasana kegiatan belajar mengajar menjadi membosankan, kemudian memberikan tugas di kelas lalu meninggalkannya. Selain itu dalam pengamatan penulis untuk peserta didiknya masih ada beberapa peserta didik yang kurang dalam motivasi belajar seperti saat belajar mengajar berlangsung ada beberapa siswa sibuk dengan bermain sesama teman sebangkunya dan ada yang diam saja ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan di dalam proses belajar mengajar. Dari latar belakang masalah inilah maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini, Dengan demikian, untuk melakukan penelitian tentang masalah tersebut penulis menetapkan dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta ”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Guru kurang memperhatikan keadaan peserta didiknya. 2. Kurangnya kepedulian guru terhadap partisipasi peserta didik dalam belajar. 3. Masih ada guru yang belum ada rasa tanggung jawab yang besar terhadap peserta didik. 4. Masih adanya guru yang kurang menjaga sikap yang baik. 5. Kurangnya motivasi belajar peserta didik. 7

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan yang akan dibahas yaitu: 1. Persepsi siswa terhadap kepribadian guru. 2. Motivasi belajar peserta didik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana kepribadian guru di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta? 3. Adakah hubungan kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa pada di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui kepribadian guru dalam proses belajar mengajar. 2. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta. 3. Mengetahui pengaruh kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran di SDN Srengseng Sawah 07 Pagi Jakarta

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka manfaat penelitiannya adalah: 1. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam kependidikan. 2. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi para akademisi atau pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang jelas. 8 3. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber masukan dan evaluasi mengenai berbagai persoalan yang dihadapi para pendidik dalam mengembangkan usahanya dibidang pendidikan. 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoretik

1. Persepsi

1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan istilah yang familiar didengar dalam percakapan sehari- hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa latin “perception” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan dengan penglihatan atau tanggapan. 12 Sedangkan menurut seorang ahli, Leavit bahwa dua pengertian persepsi yaitu pengertian sempit dan pengertian luas. Untuk persepi dalam pengertian arti sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah pandangan, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. 13 Menurut Solso 1998 sebagaimana yang dikutip dalam jurnal psikologi dan perkembangan, bahwa pengertian persepsi juga melibatkan fungsi kognitif dalam menginterpretasikan stimulus dari luar, tentu saja itu bergantung oleh banyaknya informasi yang dikumpulkan oleh individu dan lingkungannya. 14 Jadi adapun hubungan persepsi terhadap kepribadian guru yaitu ditimbulkan bagaimana guru dapat memberi stimulus dan peserta didik memberikan sebuah tanggapan atau respon. Secara sederhana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah para peserta didik tentu mengamati apa yang pertama ia lihat kemudian mencontohnya dalam bentuk perilaku dan tindakan. Maka dari itu pentingnya guru memiliki kepribadian yang baik, karena dari situlah awal persepsi para peserta didik terbentuk dalam membantu dan mengarahkan motivasi di dalam diri para peserta didik. Dan tidak hanya itu saja guru juga harus mampu menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif agar fungsi kognitif peserta didik dengan baik 12 John M, Echols and Hasan Shadily, An Indonesian-English Dictionary: Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007, cet. 10, hal.424 13 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Rosda Karya, 2010, hal. 117 14 Fitri Andriyani, loc. cit, hal.80 9 10 dalam menerima segala informasi baik dalam bentuk pengetahuan maupun pengalaman.

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Adapun persepsi yang dialami seseorang bisa berbeda-beda, hal ini dikarenakan persepsi cenderung ditimbulkan oleh rangsangan dari semua panca indera yang dimiliki. Akan tetapi persepsi juga ditimbulkan oleh adanya fungsi kognitif yang tinggi dalam menginterpretasikan stimulus yang diterima dari luar. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi: 1. Perhatian 2. Set harapan 3. Kebutuhan 4. Sistem nilai 5. Ciri kepribadian 6. Gangguan kejiwaan. 15 Telah diketahui persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu stimulus yang diterima melalui alat reseptor yaitu indera dalam bentuk respon. Panca indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat kita bedakan secara rinci menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor internal mencakup beberapa hal antara lain, yaitu keadaan fisiologis fisik, perhatian, minat, kebutuhan yang searah, pengalaman dan ingatan dan suasana hati. 2. Faktor eksternal mencakup beberapa hal antara lain, yaitu ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus, keunikan dan kekontrasan stimulus, intensitas dan kekuatan stimulus, dan motion atau gerakan. 16

2. Kepribadian Guru

2.1 Pengertian Kepribadian

Secara etimologis, istilah “personality” atau “kepribadian” itu asal mulanya berasal dari kata latin “per” dan “sonare”, yang kemudian berkembang menjadi 15 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Jakarta:Pustaka Setia, 2008, cet.4, hal. 38 16 Hasminee Uma, “Persepsi”, Harian Umum Kompasiana, 20 Oktober 2103, www.kompasiana.com 11 kata “persona” yang berarti topeng. 17 Maksudnya tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung yang bermakna untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Pengertian ini jelas bertentangan dengan pengertian psikologi modern dimana personality atau kepribadian itu dipandang sebagai “Keseluruhan kualitas tingkah laku dari pribadi seseorang”. Sedangkan dalam psikologi, menurut Pawlik sebagaimana yang dikutip FJ Monk dan kawan-kawan, bahwa psikologi kepribadian meneliti sifat-sifat, perasaan, dan tingkah laku keseluruhan yang berbeda dengan orang lain. 18 Adapun pendapat dari beberapa ahli mengenai kepribadian yaitu, menurut Gordon Allport , “Seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar kepribadian bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”. 19 Sedangkan menurut May dalam buku Psikologi Kepribadian, bahwa Personality is a social stimulus value. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana cara orang lain itu beraksi terhadap kita, itulah kepribadian kita. 20 Telah dijelaskan di atas pada pendapat Allport, sistem psikofisik itu sendiri adalah kebiasaan , sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis. 21 Sistem psikofisik juga merupakan kekuatan motivasi yang menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan. Sistem ini bukan merupakan produk hereditas melainkan hasil dari proses belajar sebagai hasil pengalaman seseorang. Sedangkan menurut May kepribadian bisa dilihat dengan bagaimana reaksi seseorang. 22 17 Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum Perkembangan Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001, hal.90 18 FJ Monks, AMP Khoers, Siti Rahayu, dkk, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004, cet. 15, hal. 3 19 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Yang Positif, Jakarta: Indeks, 2007, cet. 1, hal. 1. 20 Agus sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Askara, 1997, cet. 7, hal. 11 21 Elzabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj.Child Development oleh Med. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga, cet.6, hal. 237 22 Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, Loc. cit, hal.11 12 Oleh karena itu dari beberapa pendapat bahwa kita dapat mengetahui kepribadian adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologi-psikologi yang penting dalam pertumbuhan dirinya. Sudah disinggung juga bahwa kepribadian manusia itu dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Dengan demikian keadaanya ada usaha mendidik pribadi, dan membentuk pribadi.

2.2 Aspek-aspek dasar Kepribadian

Sebelum mengenal jauh dari kepribadian kita perlu mengetahui struktur- struktur ataupun aspek-aspek yang mendasar kepribadian. Adapun aspek-aspek dasar kepribadian adalah hal-hal yang mencakup tentang kepribadian yang secara garis besar dalam ilmu psikologi digolongkan menjadi beberapa aspek. a. Psikoanalisis, perhatian pada pengaruh-pengaruh tidak sadar. b. Neo-analisis Ego, penekanan pada diri yang berjuang untuk mengatasi emosi dan dorongan di dalam diri dan tuntunan dari orang lain di luar diri. c. Biologis, menitikberatkan pada kecenderungan dan keterbatasan yang berasal dari warisan genetis. d. Behaviorisme, dapat mendorong analisis yang lebih ilmiah mengenai pengalaman belajar yang membentuk kepribadian. e. Kognitif, melihat sifat aktif dari pikiran manusia. f. Trait, teknik pemeriksaan individual yang baik. g. Humanisme, menghargai hakikat spiritual seseorang. h. Interaksionisme, memahami bahwa kita adalah diri yang berbeda dalam situasi yang berbeda. 23 Bisa dilihat dari aspek-aspek dasar kepribadian secara umum dapat disimpulkan menjadi faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kepribadian baik dari dalam seseorang maupun dari luar seseorang. Hal ini tentu sangat penting untuk mengetahui bagaimana kepribadian seseorang dan faktor yang mempengaruhinya. Lalu bagaimana dengan aspek kepribadian seorang guru?. Maka, menururt Winkel, bahwa aspek keadaan awal ini meliputi banyak sekali hal dan faktor. Namun ditinjau dari yang paling pokok dan mendasar yaitu: 23 Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Terj. Dari Personality Classic Theoris and Modern Research oleh Fransiska, marian dan Andreas Provita Prima, Jakarta: Erlangga, 2008 cet.3, hal. 8