Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

18 c. Kejujuran. d. Kewibawaan. e. Komitmen. f. Tanggung Jawab. 34 Jelas guru atau tenaga pendidik yang memiliki indikator-indikator di atas merupakan cerminan guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang mampu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu dalam kompetensi kepribadian guru pada pasal 28 ayat 3 bagian I bab IV peraturan pemerintah RI No. 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 35 Sedangkan karakter dan kepribadian pada masa kini untuk menjadi guru yang kualitatif memiliki karakter yang tepat untuk menjadi pengajar yang berperan maksimal antara lain: - Memiliki kemantapan dan integritas pribadi. - Peka terhadap perubahan dan pembaharuan - Berpikir alternatif - Adil, jujur, objektif - Berdisiplin dalam melaksanakan tugas - Ulet dan tekun bekerja - Berusaha memperoleh hasil kerja dengan sebaik-baiknya - Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, sederhana dalam bertindak - Bersifat terbuka - Kreatif - berwibawa 36 Jadi, dengan mengetahui ciri-ciri kepribadian guru, indikator yang harus dimiliki guru dan kompetensi kepribadian guru dapat disimpulkan secara menyeluruh yang meliputi sikap, sifat dan profesi guru yaitu: 1. Menunjukan kasih sayang dan bijaksana dalam bertindak 2. Menunjukan kewibawaan 34 Mohammad Surya, Abdul Hasim dan Rus Bambang Suwarno, Landasan pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, op. cit, hal. 46 35 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, t.p, diambil 05.47, 10.26.2015, pp-19-standar-nasional-pendidikan.wpd 36 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi dan Teoritik Praktik Urgensi Pendidik Progresif dan Revalitas Peran Guru dan Orang Tua, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 hal. 352 19 3. Menunjukan kemantapan dan integritas pribadi sebagai seorang pemimpin 4. Menunjukan tanggung jawab disiplin yang tinggi dalam menjalani tugas 5. Menunjukan kejujuran dan sifat terbuka dalam menjalani tugas 6. Menunjukan sikap, perilaku yang simpatik, menarik, dan luwes dalam bertindak.

3. Motivasi Belajar

3.1 Pengertian Motivasi

Istilah motivasi motivation, berasal dari bahasa latin movere, yang berarti “menggerakan” to move. 37 Dalam konteks ini motivasi mewakili proses psikologis yang menyebabkan timbulnya pengarahan dan persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang ditujukan ke arah pencapaian. Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntutmendorong orang untuk memenuhi kebutuhan. 38 Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhantujuan yang nyata ingin dicapai. Menurut Mc. Donald dalam buku Sardiman, bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 39 Dilihat dari dua pengertian yang ada bahwa motivasi merupakan suatu yang kompleks. Dengan adanya motivasi dapat menyebabkan perubahan energi atau tingkah laku seseorang untuk bertindak dan melakukan sesuatu dengan adanya dorongan tujuan, keinginan dan kebutuhan. Oleh sebab itu di dalam proses belajar mengajar jika ada peserta didik yang bermasalah dengan belajar seperti tidak melakukan tugas yang diperintahkan oleh guru atau pun tidak aktif malas- malasan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka harus dicari sebabnya. 37 J. Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011, cet.6, h. 24 38 Sabri Alisuf, Pengantar Psikologi Umum Perkembangan Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001 Hlmn. 129 39 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,op. cit, h. 73 20 Disinilah salah satu peran guru untuk membantu peserta didik dalam mendorong semangat belajar dengan memotivasinya. Menurut Maslow sebagaimana yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah, bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan- kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti kebutuhan estetik. Kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku individu. 40 Untuk itu seseorang yang melakukan aktifitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktifitas belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan.

3.2 Macam-macam Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik harus menimbulkan suatu dorongan untuk melakukan aktivitas belajar. Akan tetapi hal ini tidak akan terjadi jika lingkungan sekitar juga tidak mendukung. Oleh karena itu motivasi haruslah dipupuk baik dari dalam diri maupun dari luar. Adapun macam-macam motivasi yaitu motivasi dari dalam intrinsik, dan motivasi dari luar ekstrinsik dan motivasi diperkaya berikut penjelasannya: a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap 40 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, cet.2 hal. 149