Risiko-Risiko Bank Risiko Menurut Pandangan Islam

23 perencanaan untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan. Firman Allah SWT Surat Al-Hasyr 59 ayat 18:                     Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Hasyr – 18 Dalam Al Qur’an, surat Yusuf 12 ayat 43-49, Allah SWT juga menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem produksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan raja Mesir tentang mimpinya kepada Nabi Yusuf, di mana raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah. Berdasarkan bahasa, risiko mempunyai makna akibat yang kurang menyenangkan merugikan, membahayakan dari suati perbuatan atau tindakan sedangkan manajemen risiko berarti upaya untuk mengurangi dampak dari unsur ketidakpastian. 24 Ir. Adiwarman A. Karim 2004 dalam bukunya Bank Islam menjelaskan bahwa risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan anticipated maupun yang tidak dapat diperkirakan unanticipated yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau yang bisa disebut sebagai manajemen risiko. 22 Berdasarkan terminologi yang diungkapkan oleh beberapa pakar mengungkapkan manajemen risiko dengan berbagai penilaian yang berbeda, tetapi secara umum mempunyai makna inti yang relatif sama dengan pengetahuan berdasarkan bahasa di atas.

C. Fungsi dan Tujuan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah 1. Fungsi

Fungsi manajemen risiko untuk mengidentifikasi atau mendiagnosa risiko. Kemudian risiko itu mesti diukur, dianalisis, dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan variabilitasnya. Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan menggunakan metode-metode untuk menangani 22 Adiwarman A. Karim, Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”, hal. 255. 25 masing-masing risiko yang telah diidentifikasi itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu dihindarkan, sebagian lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu diasuransikan. 23 Dengan diterapkannya manajemen risiko secara komprehensif pada bank syariah akan memberikan sebuah pedoman yang dapat digunakan bank syariah dalam penyaluran pembiayaan yang berbasis risiko sehingga dapat menyalurkan pembiayaan secara optimal dengan tetap dapat menjaga kestabilan keuangan bank secara umum. Fungsi Manajemen Risiko pada pokoknya mencakup: 24 a. Menemukan kerugian potensiil yakni berupaya untuk menemukanmengidentifikasi seluruh risiko Untuk cara-caranya yang dapat ditempuh oleh manajer risiko antara lain dengan melakukan inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepda semua pihak di perusahaan, menganalisa semua variabel yang mencakup dalamp peta aliran proses produksi dan sebagainya. b. Mengevaluasi kerugian potensiil Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensiil yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai: 23 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-8, 2004 h. 32- 33 24 Soeisno Djodosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta: Salemba Empat, 1999 cetakan ke-1, hal. 13-14