12
Selanjutnya peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh dari Bank yang dijadikan sebagai obyek penelitian untuk diambil data-data yang berhubungan
dengan pembiayaan produktif. Selanjutnya setelah diperoleh data-data yang diperlukan akan diolah dengan metode yang telah dipilih untuk memperoleh
jawaban tentang apa saja risiko yang dihadapi bank syariah tersebut dalam menyalurkan pembiayaan produktif untuk UKM, selanjutnya juga diperoleh faktor-
faktor apa saja yang bisa menimbulkan risiko-risiko, dan terakhir akan dilakukan kajian dari data-data yang diperoleh sehingga ditemukan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir risiko-risiko yang terdapat pada pembiayaan produktif untuk UKM oleh bank syariah.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi dalam lima bab dan terurai secara garis besarnya sebagai berikut:
BAB I : Menerangkan tentang Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Pemikiran, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan
Penulisan, Metode Penulisan, Kajian Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II : Menjelaskan tentang Pembiayaan Pada Bank Syariah, Pengertian
Manajemen Risiko Pada Bank Syariah, Fungsi dan Tujuan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Pada Bank
Syariah, Jenis-jenis Risiko dan Risiko Pada Pembiayaan Syariah, dan
13
Analisis Pembiayaan. BAB III : Menjelaskan tentang Sejarah Berdirinya Bank DKI Syariah, Visi dan
Misi, Struktur Organisasi dan Produk dan Jasa BAB IV : Menjelaskan Tentang Risiko Dan Upaya Meminimalisir Risiko
Pembiayaan Produktif Untuk UKM yang isinya mencakup; Faktor-faktor yang Dapat Menimbulkan Risiko Pada Pembiayaan Produktif Untuk
UKM, Upaya Meminimalisir Risiko Pembiayaan Produktif Untuk UKM,dan Analisis Kualitatif
BAB V : Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Pada Bank Syariah 1. Macam-macam Pembiayaan Pada Bank Syariah
a. Pembiayaan Murabahah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim
dilakukan oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya
1
. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar
keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau
dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10 atau 20.
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual berli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required
1
Ibunu Ābidin, Rad al-Mukhtar ‘alal Ardh al-Mukhtar, VI, hal 19-50; al-Qurtubi, Bidyātul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, hal. 211; Adiwarman A. Karim, Bank Islam
“Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007, hal. 113.
14
15
rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh.
2
b. Pembiayaan Istishna’
Skim fiqih lainnya yang juga populer digunakan dalam perbankan syariah adalah skim jual-beli istishna’. Transaksi istishna’ ini hukumnya
boleh jawaz dan telah dilakukan oleh masyarakat muslim sejak awal tanpa ada pihak ulama yang mengingkarinya
3
.
Pada dasarnya, pembiayaan istishna’ merupakan transaksi jual beli cicilan pula seperti transaki murabahah muajjal. Namun, berbeda dengan
jual-beli murabah di mana barang diserahkan di muka sedangkan uangnya dibayar cicilan, dalam jual-beli istishna’ barang diserahkan di belakang,
walaupun uangnya juga bayar secara cicilan.
4
c. Pembiayaan Ijarah
1 Ijarah
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat hak guna, bukan perpindahan kepemilikan hak milik. Jadi pada dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, pada
2
Adiwarman A. Karim, Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007, hal. 113.
3
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama, 2001, Fatwa No. 06DSN – MUI IV 2000 tentang jual beli Istishna’; Adiwarman A.
Karim, Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007, hal. 125.
4
Adiwarman A. Karim, Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”, hal. 126.