47
Pembiayaan istishna’ yang disalurkan menghadapkan bank pada counterparty risk yang spesifik, diantaranya:
1 Terdapat risiko kegagalan yang terkait dengan kualitas dan waktu
pengiriman. Namun demikian, objek dari istishna’ lebih mendapatkan kontrol dari pihak ketiga dan kurang dihadapkan pada bencana alamjika
dibandingkan dengan akad salam. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa counterparty risk dari subkontraktor istishna’ meskipun besar,
namun tetap lebih rendah jika dibandingkan akad salam
65
. 2
Risiko gagal bayar default risk pada sisi pembeli adalah bersifat alamiah, atau sering disebut sebagai kegagalan untuk membayar secara
penuh dan tepat waktu
66
. 3
Meskipun akad istishna’ lebih bersifat opsional dan tidak terikat dengan ketentuan fiqh, namun counterparty risk bisa muncul ketika supplier
bermaksud membatalkan kontrak
67
. 4
Sama halnya dengan akad murabahah, dalam akad istishna’ nasabah pun dapat membatalkan kontrak dan gagal menunda waktu pengiriman
65
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
66
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
67
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
48
sehingga bank harus menanggung risiko tambahan
68
. Risiko-risiko ini ada karena ketika bank syariah masuk ke dalam akad
istishna’, akan selalu melibatkan peran para pengembang, kontraktor, perusahaan manfaktur, dan supplier. Selama bank syariah tidak memiliki
spesialisasi dalam hal ini maka akan selalu tergantung pada subkontraktor.
d. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Risiko kredit diperkirakan lebih besar dalam model pembiayaan mudharabah dan musyarakah karena tidak adanya ketentuan jaminan
collateral, adanya risiko moral hazard, adverse selection dan terbatasnya teknik dan kompetensi bank untuk menilai proyek. Ketentuan kelembagaan
seperti masalah perpajakan, sistem akuntansi dan auditing, dan kerangka regulasi yang ada juga tidak dapat meng-cover seluruh model pembiayaan
yang ada pada bank syariah
69
. Salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk mereduksi risiko dalam
model pembiayaan berbasis profit and loss sharing – mudharabah dan musyarakah dalam bank syariah adalah dengan memfungsikan universal
banks. Universal banks dapat memegang ekuitas dan efek utang secara sekaligus. Hal ini akan memengaruhi penggunaan model pembiayaan
musyarakah dalam bank syariah. Bagaimanapun, sebelum berinvestasi pada
68
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
69
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
49
sebuah proyek dengan basis model ini, bank perlu melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Dalam posisinya sebagai pemegang ekuitas,
universal banks dapat melibatkan diri ke dalam proses pengambilan keputusan dan manajemen perusahaan. Sebagai hasilnya, bank dapat
memonitor penggunaan dan dalam proyek secara intensif dan dapat mereduksi masalah moral hazard
70
.
F. Analisis Pembiayaan
Analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya, dapat
diketahui apakah usaha nasabah layak feasible dan marketable hasil usaha dapat dipasarkan, dan profitable menguntungkan, serta dapat dilunasi tepat waktu.
71
Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kamauan dan kemampuan memenuhi
kewajibannya kepada bank secara tertib, baik permbayaran pokok pinjaman mau pun bunganya, sesuai dengan kesepakatan dengan.
72
Hal-hal yang perlu dipraktikkan dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya prinsip 6 C’s analisys yaitu sebagai berikut:
70
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, hal. 56.
71
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 2006, edisi Pertama, hal. 287.
72
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, hal. 288.