Dampaknya Terhadap UKM 1 Program Penumbuhan Lingkungan Usaha yang Kondusif

103 biaya transaksi bagi KUMKM, menghilangkan biaya ekonomi tinggi bagi KUMKM, serta mencabut berbagai peraturan dan kebijakan yang menghambat pemberdayaan KUMKM di Indonesia. Yaitu dengan terciptanya serangkaian kebijakan ekonomi makro, kebijakan sektoral dan kebijakan pembangunan daerah yang saling melengkapi, selaras dan sinergi dalam rangka memberdayakan KUMKM. Penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif tersebut dapat dilakukan dengan rangkaian kebijakan sebagai berikut: a Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah merumuskan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan UKM. b Kebijakan Sektroral Dari berbagai sektor yang dapat dikembangkan, salah satu sektor yang memiliki potensi cukup besar diasumsikan Industri Minyak Goreng Kelapa. c Kebijakan Pembangunan Daerah Diambil contoh untuk Daerah A memiliki potensi untuk pengembangan Industri Kecil Menengah Minyak Goreng Kelapa. 2 Program Fasilitasi Pembiayaan Bagi KUMKM Dengan adanya program pemerintah yang mendorong pengembangan Industri Minyak Goreng Kelapa IMGK di daerah A maka dapat 104 didorong juga fasilitas-fasilitas pembiayaan yang di daerah tersebut, yaitu dengan : a Meningkatkan aksebilitas IMGK terhadap sumber-sumber pembiayaan . 1 Memantapkan regulasi deregulasi sistem penjaminan IKM yang mengembangkan IMGK. 2 Memfasilitasi penyediaan dan penjaminan bagi Lembaga Penjaminan Kredit Usaha seperti PT. Sarana Pengembangan Usaha serta Perum Pegadaian. 3 Mendorong terbentuknya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah LPKD untuk pemberdayaan IMGK setempat, seraya meningkatkan peran serta pemerintah daerah. 4 Memfasilitasi sertifikasi tanah bagi pengusaha mikro dan kecil yang terkait dengan penjaminan kredit usaha di perbankan, bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional dan Departemen Dalam Negeri. b Perluasan Sumber Pembiayaan 1 Penyediaan dana bergulir untuk IMGK melalui perbankan, termasuk Bank Pembangunan Daerah maupun KSM USP – Koperasi 105 2 Penyediaan dana bergulir dengan sistem bagi hasil untuk perkuatan modal IMGK melalui Lembaga Keuangan Syariah seperti BMI dan BDM. 3 Fasilitasi kredit usaha untuk UKM yang berorientasi ekspor berkerjasama dengan Bank Ekspor Indonesia. 3 Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM KUMK Untuk contoh di atas, pengembangan kewirausahaan dan SDM KUMKM di bidang Industri Minyak Goreng Kelapa IMGK. Pengembangan dilakukan dengan : a Upaya menumbuhkan lingkungan yang kondusif untuk IMGK. b Menumbuhkan kemauan masyarakat untuk berwirausaha. c Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berwirausaha dan sistim insentif yang menstimulan masyarakat untuk merealisasikan membuka usaha baru di bidang IMGK. Untuk mencapai target tersebut di atas diperlukan program sebagai berikut : a Program penumbuhan unit UMKM baru : 1 Mengembangkan dan melaksanakan gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirusahaan. 2 Memetakan potensi daerah, yang mana di sini daerah A memiliki potensi untuk pengembangan IKGK. 106 3 Memberikan kebijakan dan sistem insentif bagi IMGK baru. 4 Mengembangkan kelompok masyarakat menjadi kelompok usaha ekonomi produktif. 5 Mengembangkan 2000 orang motivator kewirausahaan. 6 Meningkatkan peran institusi-institusi lembanga-lembaga masyarakat yang memiliki potensi dalam menumbuhkan unit usaha baru melalui fasilitas sarana dan prasana diklat, pondok pesantren, Sekolah Menengah Kejuruan, dan lain-lain. b Program Pengembangan SDM Koperasi : 1 Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan kompetensi SDM pengurus koperasi. 2 Mengembangkan standar kompetensi pengurus dan pengelola koperasi koperasi berdasarkan attitude, skills, knowledge, experience, responsibility dan acuntability. 3 Memfasilitasi beasiswa program D3 S1 bagi pengelola dan kader koperasi. 4 Mengembangkan mekanisme layanan usaha terpadu dalam rangka menumbuhkan unit usaha baru. 5 Mengembangkan sistem belajar kewirausahaan jarak jauh seperti melalui metode-metode e-larning. 4 Program Pengembangan Sentra Bisnis KUMKM 107 a Setiap propinsi memiliki klaster-klaster bisnis. b Setiap KabuatenKota tumbuh sentra unggulan UMKM. c Setiap BDS mampu meningkatkan produktivitas sentra. d KSPUSP yang mendukung UMKM dalam Sentra. e Setiap sentra memiliki jaringan bisnis bagi pemberdayaan usaha UMKM Sentra. f Mengembangkan klaster baru atas dasar kebutuhan kelayakan. 5 Program Pengembangan Fasilitas Pemasaran KUMKM a Mengoptimalkan pemanfaatan Pusat Promosi KUKM SPC sebagai sarana pemasaran produk unggulan KUMKM dari setiap daerah di Indonesia. b Mengembangkan kebijakan alokasi sarana pemasaran bagi KUMKM di pusat-pusat bisnis di seluruh Indonesia. c Memfasilitasi kebutuhan sarana pemasaran bagi KUMKM. d Menstimulan Pemerintah Propinsi, Pemerintah KabupatenKota dan dunia usaha dalam pengembangan sarana pemasaran bagi produk KUMKM. e Melaksanakan perencanaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi pengembangan sarana pemasaran bagi produk KUMKM di Indonesia, dan lain-lain. 108

b. Dampaknya Terhadap Bank Syariah yang Akan Menyalurkan Pembiyaaan

Berbagai program yang dicanangkan oleh departemen koperasi dan UKM tersebut di atas tentunya secara tidak langsung akan memudahkan bank dalam menyalurkan pembiayaan kepada UKM. Di mana jika program tersebut terlaksana serta mencapai sasaran dengan sendirinya risiko yang dihadapi bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan untuk relatif berkurang. Berbagai program tersebut di atas akan meningkatkan UKM secara kuantitas mau pun secara kualitas. Segala permasalahan yang terdapat pada UKM secara perlahan dapat ditanggulangi dengan adanya program-program tersebut. Karena berbagai persoalan yang ada pada UKM yang salah satunya kurangnya modal tidak dapat hanya diatasi oleh perbankan. Perbankan sebagai lembaga keuangan mempunyai orientasi profit tentunya akan sangat selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Sementara UKM masih dinaungi berbagai persoalan juga membutuhkan pembiayaan yang seyogianya bisa didapat dari perbankan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi perbankan karena tingginya risiko atau karena sejumlah persoalan yang terdapat seperti telah disebutkan sebelumnya. Maka dari itu permasalahan UKM seperti kurangnya modal tidak dapat hanya di atasi oleh perbankan. Peran serta pemerintah dalam hal ini 109 Departemen Koperasi dan UKM melalui program-programnya menjadi sangat dibutuhkan. Karena permasalahan yang dihadapi UKM tidak semata hanya kekurangan modal melainkan juga kurangnya kualitas mau pun kuantitas SDM. Untuk itu peran Depkop dan UKM dalam pemberdayaan UKM melalui pembinaan-pembinaan, kebijakan-kebijakan yang akan sangat membantu membantu UKM dalam meningkatkan kapasitasnya sehingga UKM menjadi profitabel bagi perbankan serta risiko yang dihadapi perbankan dalam menyalurkan pembiayaan relatif berkurang.