22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salah satu peran sel Sertoli adalah produksi androgen yang mengikat protein, yang dirangsang oleh FSH dan testosteron. Hal
ini juga telah menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang tidak diketahui dikeluarkan dari sel Sertoli, sebagai respon untuk
merangsang FSH dan testosteron, mungkin berkaitan dengan spermatogenesis Krinke, 2000.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2015 sampai Mei 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan
Fitokimia, pemeliharaan dan perlakuan hewan uji di Animal House AH, dan pengujian parameter di Laboratorium Penelitian II Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2. ALAT DAN BAHAN
3.2.1. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik AND GH-202 dan Wiggen Hauser, botol maserasi, vacuum
rotary evaporator EYELA, erlenmeyer, beaker glass, batang pengaduk, spatula, kertas saring, kapas, corong gelas, tabung reaksi, pipet tetes,
cawan penguap, botol timbang, kurs silikat, oven Memmert, tanur Thermo Scientific, aluminium foil, timbangan, kandang tikus beserta
tempat makan dan minum, sonde oral, syringe, wadah pembiusan, alat bedah minor, kaca objek dan cover glass, mikropipet Eppendorf Research
Plus, Eppendorf tube, vortex, mikroskop cahaya Motic dan Epson, waterbath, desikator, dan KLT Densitometri.
3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol 96 dari daun sambiloto Andrographis paniculata Burm.f. Ness yang
diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik BALITRO. Sebelum dilakukan penelitian, daun sambiloto terlebih dahulu
dideterminasi di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI
untuk memastikan kebenaran bahan uji.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.3. Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96, pereaksi untuk penapisan fitokimia HCL 2 N; HCl 10; H
2
SO
4
P; pereaksi Bouchardart LP, Mayer LP, Dragendorff LP; serbuk magnesium
P; asam asetat anhidrat; kloroform; Aquadest; FeCl
3
1; eter; NaOH 10; NaCl 10; Cu
2
SO
4
tembagan asetat. Tween 80 2 untuk penyiapan emulsi zat aktif. Penyiapan sperma normal saline water; NaCl fisiologis;
dan larutan Baker’s buffer glukosa 3; Na
2
HPO
4
2 H
2
O 0,31; NaCl 0,2; KH
2
PO
4
0,01.
3.2.4. Hewan Uji
Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan galur Sprague-Dawley yang sehat dan fertil berumur 6 - 7 bulan
dengan berat badan 250 - 400 gram yang diperoleh dari Home Industri Animal Alamiah Bogor.
3.3. Rancangan Penelitian
3.3.1. Besar Sampel
Penelitian ini bersifat eksperimental yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan yang masing
– masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus jantan galur Sprague-Dawley WHO,2000. Hewan uji yang digunakan sebanyak
25 ekor tikus.
3.3.2. Dosis Perlakuan
Acuan dosis yang digunakan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sathiyaraj, K., et al 2011. Perhitungan dosis yang diberikan dapat
dilihat pada lampiran. Pemberian ekstrak dilakukan selama 48 hari sesuai dengan siklus spermatogenesis tikus Krinke, 2000.