25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 3.1 Rancangan Percobaan
Kelompok Perlakuan
Lama Pemberian
PengukuranBagian yang digunakan
I Kontrol
Tikus diberikan Tween 80 2
sebanyak 1 mLkg BB.
48 hari Penimbangan testis
Sperma dikeluarkan dari kauda
epididimis.
II Dosis
rendah Tikus diberikan
emulsi ekstrak daun sambiloto
Andrographis paniculata Ness
dengan dosis 100 mgkg BB
48 hari Penimbangan testis
Sperma dikeluarkan dari kauda
epididimis.
III Dosis
sedang Tikus diberikan
emulsi ekstrak daun sambiloto
Andrographis paniculata Ness
dengan dosis 200 mgkg BB
48 hari Penimbangan testis
Sperma dikeluarkan dari kauda
epididimis.
IV Dosis
Tinggi Tikus diberikan
emulsi ekstrak daun sambiloto
Andrographis paniculata Ness
dengan dosis 400 mgkg BB
48 hari Penimbangan testis
Sperma dikeluarkan dari kauda
epididimis.
V Aktivitas
spermisidal Tikus diterminasi,
kemudian sperma dikeluarkan dari
kauda epididimis untuk uji aktivitas
spermisidal. -
Sperma dikeluarkan dari kauda epididimis.
3.4. Kegiatan Penelitian
3.4.1. Pembuatan Ekstrak
Sebanyak 15 kg daun sambiloto dikumpulkan, kemudian dicuci bersih dengan air dan dikering anginkan. Daun sambiloto yang telah kering
dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk. Selanjutnya, dilakukan pengayakan dengan menggunakan ayakan mesh 40 untuk mendapatkan
serbuk simplisia. Pembuatan ekstrak daun sambiloto menggunakan metode ekstraksi
cara dingin yaitu maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96. Serbuk simplisia ditimbang kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
96 hingga sampel terendam. Hasil maserasi disaring sehingga diperoleh filtrat.
Filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang
dihasilkan ditimbang dan dicatat beratnya selanjutnya disimpan di dalam lemari pendingin atau freezer.
3.4.2. Penapisan Fitokimia
Pada penapisan fitokimia dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan golongan senyawa kimia dari simplisia dan ekstrak etanol 99 daun
sambiloto seperti terpenoid, lakton, glikosida, dan flavonoid.
1. Identifikasi Alkaloid
Beberapa mg ekstrak ditambah 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL aquades, dipanaskan dipenangas air selama 2 menit, dan
didinginkan. Kemudian disaring dan ditampung filtratnya. Filtrat digunakan sebagai larutan percobaan selanjutnya.
a. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Bouchardart LP,
terbentuk endapan coklat sampai dengan hitam positif alkaloid.
b. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Meyer LP, terbentuk
endapan menggumpal berwarna putih atau kuning yang larut dalam metanol P positif alkaloid.
c. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Dragendorf LP,
terbentuk endapan jingga coklat positif alkaloid Depkes RI, 1995; Farnsworth, 1996.
2. Identifikasi Flavonoid
Sebanyak 0,5 mg ekstrak dilarutkan dalam NaOH 10 dan ditambahkan HCl. Perubahan larutan dari warna kuning menjadi
tidak berwarna menunjukkan adanya flavonoid Godghate, Asvin et al dan Yadav, Jaideep Singh, 2012.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Identifikasi Diterpenoid
Sebanyak 0,5 mg ekstrak dilarutkan dalam air dan ditambahkan 10 tetes tembaga asetat Cu
2
SO
4
. Terbentuk warna hijau emerald menunjukkan ekstrak mengandung diterpenoid
Godghate, Asvin et al, 2012.
4. Identifikasi Tanin dan Polifenol
Sebanyak 3 g sampel diekstraksi aquades panas kemudian didinginkan. Setelah itu ditambahkan 5 tetes NaCl 10 dan
disaring. Filtrat dibagi 3 bagian A, B, dan C. Filtrat A digunakan sebagai blangko, ke dalam filtrat B ditambahkan 3 tetes pereaksi
FeCl
3
, dan ke dalam filtrat C ditambah garam gelatin. Kemudian diamati perubahan yang terjadi Marliana et al, 2005.
5. Identifikasi Saponin
Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2 mL sampel kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik, diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap tidak
hilang selama 30 detik maka identifikasi menunjukkan adanya saponin. Uji penegasan saponin dilakukan dengan menguapkan
sampel sampai kering kemudian mencucinya dengan heksana sampai filtrat jernih. Residu yang tertinggal ditambahkan
kloroform, diaduk 5 menit, kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat dibagi menjadi menjadi 2 bagian, A
dan B. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan, kemudian ditambah H2SO4 pekat dan diaduk
kembali. Terbentuknya cincin merah sampai coklat menunjukkan adanya saponin Marliana et al, 2005.