Pengujian Aktivitas Spermisidal HASIL PENELITIAN

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta muncul. Bercak atau noda yang berada pada Rf 0,39 diduga senyawa andrographolide, hal ini dikarenakan bercak tersebut memiliki panjang gelombang maksimum 233 nm. Menurut beberapa literatur andrographolide memiliki panjang gelombang maksimum 230 nm – 235 nm, sementara 14-deoxyandrographolide memiliki panjang gelombang maksimum 223 nm dan neoandrographolide 212 nm Awal P, 2011; Nugroho, 2014; Chamoli, 2013; Sule, 2011. Dengan demikian, panjang gelombang maksimum yang didapatkan memasuki rentang panjang gelombang maksimum andrographolide. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol 96 daun sambiloto positif mengandung senyawa andrographolide. Tikus yang digunakan sebagai hewan uji adalah tikus jantan galur Sprague Dawley berumur 6 - 7 bulan. Tikus yang digunakan merupakan tikus yang sehat dan fertil dengan bobot tikus 350 - 400 gram. Pemilihan tikus galur Sprague Dawley dikarenakan tikus ini banyak digunakan untuk eksperimen para saintis, tenang, dan mudah untuk dikendalikan. Selain itu tikus galur Sprague Dawley jika dibandingkan dengan tikus Wistar harga belinya lebih murah dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi ditandai dengan jumlah sperma dalam epididimis lebih banyak dibandingkan galur lain Wilkinson, et al., 2000. Hewan uji dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol, dosis rendah 100 mgkg BB, dosis sedang 200 mgkg BB, dan dosis tinggi 400 mgkg BB serta satu kelompok untuk pengujian aktivitas spermisidal secara in vitro. Setiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Pembagian tikus per kelompok uji disesuaikan dengan Research Guideline for Evaluating The Safety and Efficacy of Herbal Medicines WHO, 2000 yaitu untuk pengujian yang menggunakan hewan pengerat masing-masing kelompok perlakuan harus terdiri dari setidaknya lima ekor. Kemudian, pemilihan dosis yang akan digunakan ke hewan uji mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Sathiyaraj, K., et al 2011 yang menggunakan ekstrak air daun sambiloto selama 45 hari dengan dosis pengujian 100 dan 200 mgkg BB, hasilnya pemeberian ekstrak air daun sambiloto pada tikus jantan dosis 200 mgkg 47 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta BB mengalami penurunan signifikan pada berat organ aksesoris testis, epididimis, vesikula seminalis, jumlah sperma, serum testosteron, dan banyaknya terjadi kematian sperma serta keabnormalan morfologi sperma. Hewan uji diaklimatisasi selama tiga minggu agar dapat menyesuaikan diri pada kondisi lingkungan yang baru. Selama aklimatisasi dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat badan tikus. Kenaikan berat badan tikus menunjukkan bahwa tikus telah mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya dan juga tikus telah dapat digunakan sebagai hewan uji pada penelitian ini. Setelah diaklimatisasi masing-masing tikus diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari empat kelompok tikus yaitu tikus kelompok kontrol, dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi. Perlakuan diberikan selama 48 hari secara oral dengan bantuan alat sonde penyekok oral. Berat badan tikus setiap hari ditimbang sebelum perlakuan diberikan bertujuan untuk menyesuaikan volume ekstrak yang akan diberikan. Sediaan bahan uji dibuat dengan mengemulsikan ekstrak daun sambiloto dengan Tween 80 konsentrasi 2. Tween 80 digunakan sebagai pembawa karena ekstrak daun sambiloto dapat terdispersi dengan baik dalam Tween 80. Menurut Evaluation Report of Food Additives Polysorbates Polysorbates 20, 60, 65, and 80 Food Safety Commssion, 2007 yaitu pemberian polisorbat 80 2,5 dan 5,0 pada tikus jantan dan betina tidak memberikan efek pada gejala klinis, kelangsungan hidup, atau pertumbuhan, semuanya terlihat baik. Pada sistem reproduksi, tidak ada efek yang jelas pada tikus yang diberikan polisorbat 5 dan 10, dan pada tikus yang diberikan polisorbat 2 tidak ada efek pada fertilitas kesuburan dan pertumbuhan. Emulsi ekstrak diberikan ke masing-masing kelompok dosis yaitu dosis rendah, sedang, dan tinggi. Sementara kelompok kontrol diberikan emulsi Tween 80 konsentrasi 2. Kelompok kedua, tikus uji aktivitas spermisidal secara in vitro. Pada hari ke-49 tikus kelompok kontrol, dosis rendah, sedang, dan tinggi dikorbankan. Tikus diterminasi menggunakan eter. Kemudian tikus

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Aktivitas Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados (Bird. Ex Web.) Nees Terhadap Kualitas Sperma dan Densitas Sel Spermatogenik pada Tikus (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Secara in Vivo

0 18 72

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji Aktivitas Antifertilitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley Secara In Vivo

1 16 121

Inhibisi ekstrak air dan etanol sambiloto (Andrographis paniculata [Burm.f.] Nees) terhadap aktivitas tirosin kinase

0 7 31

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro.

2 7 19