Ekstrak Ekstraksi Ekstrak Dan Ekstraksi

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1. Karakteristik tikus putih Smith dan Mangkoewidjojo, 1988.

2.5. Sistem Reproduksi Tikus Jantan

Tikus adalah salah satu hewan penelitian yang paling banyak digunakan dalam fisiologis reproduksi. Sistem reproduksi tikus jantan terdiri dari testis dan skrotum, epididimis, duktus deferens, kelenjar aksesori kelenjar vesikulosa, prostat dan bulbouretralis, uretra dan penis Suckow, 2006. Testis tikus jantan terdapat pada dua kantung skrotum yang dipisahkan oleh membran tipis yang terletak antara anus dan preputium. Testis tersebut kemudian turun dari hari ke 30 – 40 masa hidupnya dari rongga perut ke kantung skrotum melalui kanalis inguinal terbuka. Jarak Lama hidup 2 – 3 tahun, dapat sampai 4 tahun Lama produksi ekonomis 1 tahun Lama bunting 20 – 22 hari Umur dewasa 40 – 60 hari Umur dikawinkan 8 – 10 minggu jantan dan betina Siklus kelamin Poliestrus Siklus estrus berahi 4 – 5 hari Lama estrus 9 – 20 jam Perkawinan Pada waktu estrus Ovulasi 8 – 11 jam sesudah timbul estrus, spontan Fertilisasi 7 – 10 jam sesudah kawin Implantasi 5 – 6 hari sesudah fertilisasi Berat dewasa 300 – 400 gram jantan; 250 – 300 gram betina Suhu rektal 36 – 39 o C rata-rata 37,5 o C Pernapasan 65 – 115menit, turun menjadi 50 dengan anestesi, naik sampai 150 dalam stress Denyut jantung 330 – 480menit, turun menjadi 250 dengan anestesi, naik sampai 550 dalam stress Tekanan darah 90 – 180 sistol, 60 – 145 diastol, turun menjadi 80 sistol, 55 diastol dengan anestesi Konsumsi oksigen 1,29 – 2,68 mlgjam Sel darah merah 7,2 – 9,6 x 106mm 3 Sel darah putih 5,0 – 13 x 10 3 mm 3 SGPT 17,5 – 30,2 IUliter SGOT 45,7 – 80,8 IUliter Kromosom 2n = 42 Aktivitas Nokturnal malam Konsumsi makanan 15 – 30 ghari dewasa Konsumsi minuman 20 – 45 mlhari dewasa 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dubur kelamin anogenital pada tikus jantan lebih jauh daripada betina Suckow, 2006. Testis terdiri dari tubulus seminiferus yang panjang dan berkelok- kelok. Ujung dari tubulus seminiferus ini kemudian bermuara menuju epididimis Barrett et al, 2010. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ reproduksi dan produksi androgen. Sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus, sedangkan sebagai organ produksi androgen testis bersifat endokrin dan juga eksokrin. Fungsi endokrin terletak pada sel Leydig sel- sel interstisial yang berfungsi mensintesis dan melepaskan hormon testosteron, yang diperlukan dalam konsentrasi lokal tinggi untuk meneruskan spermatogenesis dalam tubulus seminiferus. Produksi hormon testosteron ini tergantung pada luteinizing hormon LH yang disekresi oleh hipofisis anterior. Sedangkan fungsi eksokrin terletak pada epitelium seminiferus yang menghasilkan spermatozoa Rumahorbo, 1999., Bloom Fawcett, 2002. Epididimis merupakan suatu organ yang yang terletak pada permukaan posterior testis yang terbentuk dari duktuli eferentes, yang bergulung bersama duktus epididimis Bloom Fawcett, 2002. Epididimis ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala kaput epididimis yang membesar di ujung proksimal pada testis, yang hampir seluruhnya terbenam ke dalam lemak, badan korpus epididimis yang terdapat di sekitar dorsomedial testis serta ekor kauda epididimis pada ujung distal testis, yang merupakan tempat pematangan spermatozoa, yang kemudian bermuara ke vas duktus deferens Suckow, 2006., Knobil and Neill’s, 2006. 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.2. Penampang ventral Sistem Urogenital Tikus Jantan Sumber : Suckow, 2006 Vas duktus deferens disuplai oleh pembuluh darah dan berjalan proksimal melalui kanalis inguinalis dan melintasi ureter masuk uretra Suckow, 2006. Vesikula seminalis dan kelenjar koagulasi sangat penting untuk fertilitas tikus. Kedua organ tersebut mensekresi cairan yang diperlukan untuk membentuk vaginal plug yang sesuai. Peran vaginal plug belum dipahami dengan baik, namun berdasarkan hasil penelitian kehamilan jarang terjadi tanpa adanya pembentukan vaginal plug. Vaginal plug ini diduga bertindak sebagai reservoir untuk pelepasan bertahap sperma atau untuk mencegah keluarnya sperma dari vagina Suckow, 2006.

2.5.1. Spermatozoa

Proses produksi spermatozoa di dalam testis disebut dengan spermatogenesis. Spermatozoa hewan pengerat lebih panjang daripada jenis mamalia lainya, temasuk manusia dan hewan domestik pada umumnya, dan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Aktivitas Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados (Bird. Ex Web.) Nees Terhadap Kualitas Sperma dan Densitas Sel Spermatogenik pada Tikus (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Secara in Vivo

0 18 72

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji Aktivitas Antifertilitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley Secara In Vivo

1 16 121

Inhibisi ekstrak air dan etanol sambiloto (Andrographis paniculata [Burm.f.] Nees) terhadap aktivitas tirosin kinase

0 7 31

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro.

2 7 19