39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7 Perhitungan Motilitas Spermatozoa
Hasil perhitungan motilitas spermatozoa tikus setelah pemberian ekstrak etanol 96 daun sambiloto selama 48 hari dapat dilihat pada tabel
4.4.
Tabel 4.4 Rerata Motilitas Spermatozoa
No Kelompok
Rerata Motilitas Spermatozoa Tiap Kelompok ± SD
1. Kontrol Tween 80 2
77,449 ± 0,252 2.
Dosis rendah 100 mgkg BB 34,611 ± 8,725
3. Dosis sedang 200 mgkg BB
18,384 ± 1,990 4.
Dosis tinggi 400 mgkg BB 13,407 ± 1,885
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan motilitas spermatozoa disetiap kelompok. Menurut WHO 2010 motilitas normal
≥ 40, sehingga motilitas spermatozoa kontrol yang didapatkan sebesar
77 masih dapat dikatakan normal dan digunakan sebagai pembanding terhadap kelompok uji. Hasil perhitungan motilitas spermatozoa
menunjukkan adanya penurunan motilitas seiring dengan peningkatan dosis ekstrak daun sambiloto yang diberikan pada hewan coba.
Gambar 4.4 Grafik Motilitas Spermatozoa
13,407 0,000
10,000 20,000
30,000 40,000
50,000 60,000
70,000 80,000
90,000
Kontrol 100 mgkg
BB 200 mgkg
BB 400 mgkg
BB M
o tilita
s
Kelompok Dosis
Grafik Motilitas Spermatozoa
18,384 34,611
77,449
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data hasil perhitungan motilitas spermatozoa diolah secara statistik menggunakan SPSS 16. Uji yang pertama dilakukan adalah uji normalitas
dan homogenitas. Hasil uji normalitas Kolmogrov-Smirnov data motilitas spermatozoa seluruh kelompok dosis menunjukkan signifikan 0,136
p ≥ 0,05, artinya data motilitas spermatozoa seluruh kelompok terdistribusi
normal. Sedangkan hasil homogenitas Levene menunjukkan data motilitas spermatozoa seluruh kelompok tidak bervariasi homogen
p ≤ 0,05. Selanjutnya dilakukan uji analisis varian. Karena syarat homogenitas
tidak terpenuhi maka uji analisis varian menggunakan Kruskal-Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara
bermakna p ≤ 0,05. Kemudian data motilitas spermatozoa dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa dosis 100 mgkg BB,
200 mgkg BB, dan 400 mgkg BB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol p ≤ 0,05, artinya ekstrak etanol 96 daun sambiloto
dapat menurunkan motilitas spermatozoa sehingga mempengaruhi fertilitas. Jika diamati antar kelompok dosis yang terjadi perbedaan
bermakna yaitu kelompok dosis 100 mgkg BB dengan dosis 200 dan 400 mgkg BB, tetapi dosis 200 mgkg BB dengan 400 mgkg BB tidak
berbeda signifikan meskipun terjadi penurunan motilitas spermatozoa, artinya perbedaan bermakna yang terjadi yaitu antara kelompok kontrol
dengan semua kelompok uji, tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok uji 200 mgkg BB dengan 400 mgkg BB
dengan peningkatan dosis. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada lampiran 9.
4.1.8 Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus
Hasil pengukuran diameter tubulus seminiferus tikus setelah pemberian ekstrak etanol 96 daun sambiloto selama 48 hari dapat dilihat
pada tabel 4.5.
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 Rerata Diameter Tubulus Seminiferus
No Kelompok
Rerata Diameter Tubulus Seminiferus
Tiap Kelompok μm ± SD
1. Kontrol Tween 80 2
153,798 ± 8,487 2.
Dosis rendah 100 mgkg BB 143,547 ± 2,378
3. Dosis sedang 200 mgkg BB
131,412 ± 4,179 4.
Dosis tinggi 400 mgkg BB 145,192 ± 4,408
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan diameter tubulus seminiferus testis tikus disetiap kelompok. Hasil perhitungan
diameter tubulus seminiferus testis tikus menunjukkan perbedaan yang terjadi tidak seiring dengan kenaikan dosis.
Gambar 4.5 Grafik Diameter Tubulus Seminiferus
Data hasil perhitungan diameter tubulus seminiferus diolah secara statistik menggunakan SPSS 16. Uji yang pertama dilakukan adalah uji
normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas Kolmogrov-Smirnov data diameter tubulus seminiferus seluruh kelompok dosis menunjukkan
signifikan 0,985 p ≥ 0,05, artinya data diameter tubulus seminiferus
seluruh kelompok terdistribusi normal. Setelah uji normalitas, dilanjutkan dengan uji homogenitas Levene. Hasil uji ini menunjukkan bahwa data
145,192
120 125
130 135
140 145
150 155
160
Kontrol 100 mgkg
BB 200 mgkg
BB 400 mgkg
BB
Dia m
et er
T ub
ulu s
Sem ini
fer us
μm
Kelompok Dosis
Grafik Diameter Tubulus Seminiferus
131,412
143,547
153,798