Pembuatan Suspensi Bakteri Prosedur Penelitian .1 Identifikasi Belimbing wuluh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengujian dilakukan terhadap sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv. Pada pengujian ini, kontrol
negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan media Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing
wuluh, tetapi tidak digunakan kontrol positif sebagai pembanding. Sebanyak 200 µL sari buah belimbing wuluh terlebih dahulu dimasukkan pada tiap
sumur, kecuali pada sumur kontrol negatif dan didiamkan selama 60 menit, kemudian buang sari buah belimbing wuluh yang ada didalam sumur
microplate. Tambahkan sebanyak 100 µL suspensi bakteri dan 100 µL media Heterotrof HTR cair pada sumur microplate sampel dan kontrol
negatif, kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37
o
C. Setelah masa inkubasi, microplate dicuci dengan menggunakan air
mengalir sebanyak tiga kali, kemudian ditambahkan 200 µL kristal violet 1 ke tiap sumur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit.
Microplate dicuci kembali dengan menggunakan air mengalir sebanyak tiga kali. Larutan etanol 96 sebanyak 200 µL ditambahkan ke tiap sumur dan
dilakukan inkubasi kembali pada suhu ruang selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan pembacaan Optical Density OD dengan menggunakan alat
iMark-Biorad Microplate Reader pada panjang gelombang 595nm. Pengujian dilakukan secara triplo. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah sari buah belimbing wuluh dapat mencegah pertumbuhan biofilm P.aeruginosa.
x 100
Penghambatan Pertumbuhan Biofilm
Pembentukan biofilm pada penelitian ini diuji secara in vitro menggunakan metode Microtitterplate flat-buttom polystyrene 96 wells.
Pengujian dilakukan terhadap sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv. Pada pengujian ini, tidak
dilakukan penambahan sari buah belimbing wuluh terlebih dahulu seperti pada pengujian pencegahan pertumbuhan biofilm, tetapi sari buah belimbing
wuluh ditambahkan bersamaan dengan suspensi bakteri dan media
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Heterotrof HTR cair. Sebagaimana pada uji sebelumnya, kontrol negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan
media Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing wuluh, tetapi tidak digunakan kontrol positif sebagai pembanding. Tambahkan
media Heterotrof HTR cair sebanyak 60 µL,suspensi bakteri sebanyak 70 µL dan sari buah belimbing wuluh 70 µL pada masing-masing sumur,
kecuali sumur kontrol negatif, kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37
o
C. Setelah masa inkubasi, microplate dicuci dan dilakukan prosedur seperti pada uji sebelumnya. Pengujian ini dilakukan secara triplo. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui apakah sari buah belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan biofilm P.aeruginosa.
x 100
Degradasi Biofilm
Pengujian ini dilakukan sebagaimana pada uji pencegahan pertumbuhan dan penghambatan pertumbuhan biofilm. Perbedaan dengan
uji sebelumnya adalah sari buah buah belimbing wuluh ditambahkan pada saat biofilm telah terbentuk, dan pada uji ini digunakan kontrol negatif dan
kontrol positif sebagai pembanding. Pada pengujian ini, kontrol negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan media
Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing wuluh kontrol positif yang digunakan yaitu biorem 1 dan biorem 10. Sebanyak 100 µL
suspensi bakteri dan 100 µL media Heterotrof HTR cair dimasukkan kedalam sumur microplate sampel, kontrol negatif dan kontrol posotif.
Microplate kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37
o
C. Setelah diinkubasi, suspensi di dalam microplate dibuang kemudian dicuci dengan
menggunakan air sebanyak tiga kali, kemudian tambahkan sebanyak 200 µL sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2,
4 dan 8 bv kecuali kontrol negatif, kemudian sebanyak 200 µL biorem 1 dan biorem 10 ditambahkan pada sumur microplate kontrol posotif.
Microplate didiamkan selama 60 menit, setelah itu microplate dicuci dan