UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Hasil uji aktivitas antibiofilm sari buah belimbing wuluh Averrhoa
bilimbi L terhadap biofilm P.aeruginosa
Aktivitas
Sampel Densitas
biofilm 1 Densitas
biofilm 2 Densitas
biofilm 3 Rerata
Presentase
Pencegahan pertumbuhan
0.5 0,54
0,59 0,59
0,57 26,55±4,18
1 0,57
0,62 0,60
0,59 23,88±3,37
2 0,59
0,57 0,61
0,59 24,39±2,16
4 0,55
0,55 0,53
0,57 26,55±1,17
8 0,48
0,48 0,50
0,48 37,86±1,58
Kontrol Negatif
0,80 0,79
0,76 0,78
Penghambatan pertumbuhan
0.5 0,52
0,53 0,58
0,54 30,24±4,06
1 0,15
0,19 0,22
0,19 75,73±5,03
2 0,22
0,20 0,19
0,20 73,82±1,85
4 0,25
0,28 0,18
0,24 69,50±6,93
8 0,27
0,26 0,32
0,28 63,53±3,86
Kontrol Negatif
0,80 0,79
0,76 0,78
Degradasi
0.5 0,61
0,67 0,68
0,66 43,10±0,09
1 0,58
0,60 0,67
0,61 46,63±1,18
2 0,56
0,60 0,61
0,59 48,53±0,22
4 0,56
0,57 0,60
0,58 49,82±4,07
8
0,55 0,51
0,60 0,55
51,98±1,61 Kontrol
Positif
0,11 0,17
0,15 0,16
80,81±0,03 Kontrol
Negatif
1,16 0,78
0,69 0,88
Data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan uji persyaratan. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data ketiga aktivitas
terdistribusi normal p ≥0,05. Setelah dilakukan uji normalitas, dilanjutkan uji
homogenitas Levene. Hasil uji homogenitas menghasilkan data yang homogen p
≥0,05 untuk aktivitas pencegahan pertumbuhan dan penghambatan pertumbuhan, tetapi data aktivitas degradasi tidak homogen sehingga tidak bisa
dilanjutkan dengan uji anova. Hasil uji data aktivitas pencegahan pertumbuhan dan penghambatan pertumbuhan menunjukkan nilai signifikan 0,132 dan 0,267
p ≥0,05. Hasil uji anova yang dilakukan menunjukkan nilai signifikan 0,000
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
p ≤0,05, sehingga dilanjutkan dengan uji BNT jenis LSD dimana data yang
diperoleh menunjukkan hasil yang berbeda secara bermakna terhadap kontrol negatif p
≤0,05. Dari hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak air belimbing wuluh dapat mencegah pertumbuhan dan menghambat pertumbuhan biofilm
P.aeruginosa secara in vitro. Sedangkan aktivitas degradasi yang dianalisa dengan metode kruskalwalis menunjukkan nilai signifikan 0,026 p
≤0,05, sehingga dilanjutkan dengan uji BNT jenis LSD dimana data yang diperoleh menunjukkan
hasil yang berbeda secara bermakna terhadap kontrol negatif p ≤0,05. Dari hasil
uji ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak air belimbing wuluh dapat mendegradasi biofilm P.aeruginosa secara in vitro.
Grafik pada gambar 4.3 menunjukkan aktivitas pencegahan pertumbuhan biofilm memiliki perbedaan yang signifikan antara konsentrasi sari buah 8 e
dengan konsentrasi 0,5, 1, 2 dan 4. Antara konsentrasi 0,5 a, 1 ab dan 2 abc tidak memiliki perbedaan secara signifikan, tetapi konsentrasi 4
ad memiliki perbedaan secara signifikan dengan konsentrasi 1 ab dan 2 abc. Pada aktivitas penghambatan pertumbuhan biofilm menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara konsentrasi sari buah 0,5 a dengan konsentrasi 1 b, 2 bc, 4 bcd dan 8 e. Antara konsentrasi 1 b, 2
bc dan 4 bcd tidak memiliki perbedaan secara signifikan, tetapi konsentrasi 8 e memiliki perbedaan secara signifikan dengan konsentrasi lainnya. Pada
aktivitas terakhir yaitu degradasi biofilm menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelima konsentrasi.
4.1.8 Optimasi Aktivitas Penghambatan Pertumbuhan Biofilm P.aeruginosa
Sebelum didapatkan hasil optimasi, terlebih dahulu didapatkan hasil rancangan optimasi yaitu berupa 20 pasang variabel faktor yang akan duji
Lampiran 11. Data yang dianalisis pada tahap ini merupakan densitas biofilm P.aeruginosa pada panjang gelombang 595 nm. Grafik hasil optimasi uji aktivitas
penghambatan pertumbuhan biofilm P.aeruginosa oleh sari buah wuluh adalah sebagai berikut :