UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bakteri P.aeruginosa yang telah diremajakan di media Pseudomonas Isolation Agar PIA padat diambil dengan jarum ose dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi media heterotrof HTR cair 10 lalu dikocok-kocok sampai lepas. Tabung reaksi divortex selama 1 menit,
kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Setelah diinkubasi selama 24 jam, diukur nilai absorbansi pada panjang 600 nm menggunakan
spektrofotometri untuk mengetahui konsentrasi suspensi bakteri tersebut.
3.3.8 Uji Pembentukan dan Pertumbuhan Biofilm Bakteri P. aeruginosa
Prasasti and Hertiani, 2010
Uji pembentukan dan pertumbuhan biofilm bakteri P.aeruginosa dilakukan untuk mengetahui berapakah waktu yang dibutuhkan
P.aeruginosa untuk membentuk biofilm yang paling baik. Uji pertumbuhan biofilm P.aeruginosa dilakukan dengan metode Microtitter Plat Biofilm
Assay. Sebanyak 100 µL suspensi bakteri P.aeruginosa OD 0,5 dan 100 µL media Heterotrof HTR cair dimasukkan ke dalam sumur microplate,
kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari.
Setelah diinkubasi, cuci microplate dengan menggunakan air yang mengalir sebanyak 3 kali dan keringkan, kemudian masukkan larutan kristal violet
1 sebanyak 200 µL dan didiamkan selama 15 menit. Setelah itu cuci kembali microplate dengan air mengalir sebanyak 3 kali dan keringkan, lalu
masukkan etanol 96 sebanyak 200µL dan diamkan selama 15 menit, kemudian dilakukan pembaca Optical Density OD biofilm P.aeruginosa
menggunakan alat iMark-Biorad Microplate Reader pada panjang gelombang 595nm.
3.3.9 Uji Aktivitas Antibiofilm Secara In Vitro Sandasi et al., 2010;
Prasasti dan Hertiani, 2010 Pencegahan Pertumbuhan Biofilm
Pembentukan biofilm pada penelitian ini diuji secara in vitro menggunakan metode Microtitterplate flat-buttom polystyrene 96 wells.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengujian dilakukan terhadap sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv. Pada pengujian ini, kontrol
negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan media Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing
wuluh, tetapi tidak digunakan kontrol positif sebagai pembanding. Sebanyak 200 µL sari buah belimbing wuluh terlebih dahulu dimasukkan pada tiap
sumur, kecuali pada sumur kontrol negatif dan didiamkan selama 60 menit, kemudian buang sari buah belimbing wuluh yang ada didalam sumur
microplate. Tambahkan sebanyak 100 µL suspensi bakteri dan 100 µL media Heterotrof HTR cair pada sumur microplate sampel dan kontrol
negatif, kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37
o
C. Setelah masa inkubasi, microplate dicuci dengan menggunakan air
mengalir sebanyak tiga kali, kemudian ditambahkan 200 µL kristal violet 1 ke tiap sumur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit.
Microplate dicuci kembali dengan menggunakan air mengalir sebanyak tiga kali. Larutan etanol 96 sebanyak 200 µL ditambahkan ke tiap sumur dan
dilakukan inkubasi kembali pada suhu ruang selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan pembacaan Optical Density OD dengan menggunakan alat
iMark-Biorad Microplate Reader pada panjang gelombang 595nm. Pengujian dilakukan secara triplo. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah sari buah belimbing wuluh dapat mencegah pertumbuhan biofilm P.aeruginosa.
x 100
Penghambatan Pertumbuhan Biofilm
Pembentukan biofilm pada penelitian ini diuji secara in vitro menggunakan metode Microtitterplate flat-buttom polystyrene 96 wells.
Pengujian dilakukan terhadap sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv. Pada pengujian ini, tidak
dilakukan penambahan sari buah belimbing wuluh terlebih dahulu seperti pada pengujian pencegahan pertumbuhan biofilm, tetapi sari buah belimbing
wuluh ditambahkan bersamaan dengan suspensi bakteri dan media