5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi
Infeksi merupakan salah satu masalah serius dalam bidang kesehatan yang terus berkembang di Indonesia. Infeksi dapat disebabkan
oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa Gibson, 1996. Penyakit yang disebabkan infeksi merupakan hasil
interaksi antara mikroorganisme dan sistem imun tubuh. Hasil interaksi ini sangat bervariasi mulai dari tidak menimbulkan efek sama sekali sampai
dengan kematian. Hal tersebut tergantung jumlah dan virulensi mikroorganisme, efek fisiologi dan anatomi yang terpengaruh, dan
efektivitas sistem imun tubuh Todd et al., 2007.
Infeksi mikroba dapat dikontrol oleh antimikroba. Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada
manusia Munaf, 1994. Namun, efektivitas antimikroba saat ini menurun akibat resisten banyak obat
Donlan, 2003. Resistensi mikroba adalah
keadaan dimana mikroorganisme berubah sedemikian rupa sehingga menyebabkan obat-obat yang dahulu digunakan untuk pengobatan infeksi
menjadi tidak efektif. Resistensi antibiotik terhadap mikroba menimbulkan beberapa konsekuensi yang fatal. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang gagal berespon terhadap pengobatan mengakibatkan perpanjangan penyakit, meningkatnya resiko kematian dan semakin
lamanya masa rawat inap di rumah sakit Deshpande et al., 2011.
2.2 Biofilm
2.2.1 Definisi Biofilm
Biofilm merupakan
bentuk struktural
dari sekumpulan
mikroorganisme yang dilindungi oleh matrik ekstraseluler yang disebut Extracelluler Polymeric Substance EPS, dimana EPS merupakan produk
yang dihasilkan sendiri oleh mikroorganisme tersebut dan dapat melindungi dari pengaruh buruk lingkungan Prakash et al., 2003. Bakteri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
di dalam biofilm mampu bertahan terhadap antibiotik, desinfektan, bahkan mampu tahan terhadap sistem immunitas hospesnya. Di dalam lapisan
biofilm, mikroba cenderung tumbuh dan berkembang dengan pesat hingga membentuk koloni terutama pada permukaan bahan yang lembab dan kaya
akan nutrisi Tarver, 2009.
2.2.2 Mekanisme Pembentukan Biofilm
Gambar 2.1. Pembentukan biofilm Kokare, 2009
Habitat alami mikroorganisme terdiri dari dua, yaitu planktonic bebas dan sesil diam. Proses pembentukan biofilm terdiri dari lima
tahap. Pada tahap pertama, sel-sel bakteri yang hidup bebas sel planktonik saling menempel pada permukaan Prakash et al., 2003. Pada
tahap ini, proses perlekatan sel masih bersifat sementara, namun pada tahap ini sel-sel bakteri telah menempel secara permanen akibat
terbentuknya material eksopolimer yang merupakan suatu senyawa perekat yang lebih kuat.
Pada tahap ketiga yang disebut maturasi I ditandai dengan terbentuknya mikrokoloni dan biofilm mulai terbentuk. Sementara pada
tahap keempat atau maturasi II, biofilm yang terbentuk semakin banyak dan membentuk struktur tiga dimensi yang mengandung sel-sel
terselubung dalam beberapa kelompok yang saling terhubung satu sama