UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
waktu Hari
su h
u C
3.0 2.5
2.0 1.5
1.0 50
45 40
35 30
25
k onsentrasi 4.25
Hold Values –
– –
– –
20 20
30 30
40 40
50 50
60 60
70 70
Contour Plot of vs suhu C, waktu Hari
Gambar 4.4. Grafik Contour Plot antara presentase penghambatan vs suhu,
waktu
konsentrasi
w a
kt u
H a
ri
8 7
6 5
4 3
2 1
3.0 2.5
2.0 1.5
1.0
suhu C 37.5
Hold Values –
– –
40 40
50 50
60 60
70 70
Contour Plot of vs waktu Hari, konsentrasi
Gambar 4.5
. Grafik Contour Plot antara presentase penghambatan vs waktu, konsentrasi
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Gambar 4.6. Hasil analisis Optimized Plot
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini, uji antibiofilm didasarkan pada pengaruh sari buah belimbing wuluh terhadap pencegahan pertumbuhan, penghambatan pertumbuhan
dan degradasi biofilm P.aeruginosa secara in vitro. Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah belimbing wuluh jenis Averrhoa bilimbi L, suku
oxalidaceae yang telah dideterminasi. Buah belimbing wuluh segar yang digunakan dikeringkan dengan menggunakan metode freezedryer. Tujuan
dilakukan proses freezedry adalah untuk mendapatkan sampel yang stabil, tidak mudah rusak akibat mikroba dan kegiatan enzim yang mengakibatkan
pembusukan pada sari buah belimbing wuluh. Sebanyak 50 ml air buah belimbing wuluh yang dikeringkan, menghasilkan serbuk simplisia belimbing wuluh
sebanyak 2 gram. Pengujian aktivitas antibiofilm belimbing wuluh terhadap biofilm P.aeruginosa dilakukan terhadap berbagai seri konsentrasi dengan
menggunakan pelarut aquades yaitu 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv. Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia terhadap serbuk belimbing
wuluh pada tabel 4.1 menunjukan bahwa buah belimbing wuluh positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan triterpenoid. Adanya
senyawa alkaloid ditandai dengan adanya noda naik berwarna orange pada plat KLT saat diteteskan dengan menggunakan pereaksi Dragendroff. Sedangkan