Uji Aktivitas Antibiofilm Secara In Vitro Sandasi et al., 2010;

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Heterotrof HTR cair. Sebagaimana pada uji sebelumnya, kontrol negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan media Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing wuluh, tetapi tidak digunakan kontrol positif sebagai pembanding. Tambahkan media Heterotrof HTR cair sebanyak 60 µL,suspensi bakteri sebanyak 70 µL dan sari buah belimbing wuluh 70 µL pada masing-masing sumur, kecuali sumur kontrol negatif, kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37 o C. Setelah masa inkubasi, microplate dicuci dan dilakukan prosedur seperti pada uji sebelumnya. Pengujian ini dilakukan secara triplo. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sari buah belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan biofilm P.aeruginosa. x 100  Degradasi Biofilm Pengujian ini dilakukan sebagaimana pada uji pencegahan pertumbuhan dan penghambatan pertumbuhan biofilm. Perbedaan dengan uji sebelumnya adalah sari buah buah belimbing wuluh ditambahkan pada saat biofilm telah terbentuk, dan pada uji ini digunakan kontrol negatif dan kontrol positif sebagai pembanding. Pada pengujian ini, kontrol negatif yang digunakan adalah sumur microplate yang berisi suspensi bakteri dan media Heterotrof HTR tanpa penambahan sari buah belimbing wuluh kontrol positif yang digunakan yaitu biorem 1 dan biorem 10. Sebanyak 100 µL suspensi bakteri dan 100 µL media Heterotrof HTR cair dimasukkan kedalam sumur microplate sampel, kontrol negatif dan kontrol posotif. Microplate kemudian diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37 o C. Setelah diinkubasi, suspensi di dalam microplate dibuang kemudian dicuci dengan menggunakan air sebanyak tiga kali, kemudian tambahkan sebanyak 200 µL sari buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, 2, 4 dan 8 bv kecuali kontrol negatif, kemudian sebanyak 200 µL biorem 1 dan biorem 10 ditambahkan pada sumur microplate kontrol posotif. Microplate didiamkan selama 60 menit, setelah itu microplate dicuci dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan prosedur seperti pada uji sebelumnya. Pengujian dilakukan secara triplo. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sari buah belimbing wuluh dapat mendegradasi biofilm P.aeruginosa. x100

3.3.10 Analisis data

Data hasil pengujian aktivitas antibiofilm sari buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L terhadap pencegahan pertumbuhan, penghambatan pertumbuhan dan degradasi biofilm P.aeruginosa dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode One Way Anova analisa varians satu arah dengan program Statistical Product Service Solution SPSS 16. Tujuan dilakukan analisa statistik adalah untuk melihat apakah sari buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L memperlihatkan perbedaan yang signifikan sebagai antibiofilm P.aeruginosa. Setelah dianalisis, dipilih salah satu aktivitas antibiofilm yang paling baik.

3.3.11 Optimasi Aktivitas Terseleksi Bazeera et al., 2008

Pada penelitian ini, optimasi aktivitas terseleksi dilakukan dengan menggunakan metode Response Surface Analysis RSA. Tujuannya adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak air belimbing wuluh, waktu inkubasi dan suhu yang optimal. Optimasi dilakukan pada aktivitas yang telah terseleksi pada uji sebelumnya menggunakan metode Response Surface Analysis RSA. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat desain rancangan pengujian, kemudian dilakukan uji aktivitas antibiofilm ekstrak air belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. Pengujian ini dilakukan sebagaimana pada uji aktivitas antibiofilm yang telah dilakukan sebelumnya, hanya saja konsentrasi ekstrak air belimbing wuluh, waktu inkubasi dan suhu yang digunakan berbeda, yaitu sesuai hasil optimasi sebelumnya. Data yang diperoleh kemudian dioptimasi dengan menggunakan metode Response Surface Analysis RSA. 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Determinasi Berdasarkan hasil determinasi pada tanggal 6 Mei 2015, menunjukkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Averrhoa bilimbi L, suku Oxalidaceae, belimbing wuluhbelimbing sayur Lampiran 2.

4.1.2 Karakterisasi Sampel dan Proses Penyiapan Sampel

Hasil karakterisasi menunjukkan buah belimbing wuluh yang digunakan dalam penelitian ini berwarna hijau dengan panjang sekitar 50-70 mm dan diameter 10-20 mm, rasa asam. Dari hasil proses penyiapan sampel, sebanyak 1 kg buah belimbing wuluh segar dihancurkan dengan menggunakan blender dan sebanyak 50 ml air belimbing wuluh di uapkan menggunakan Freeze dryer selama 27 jam. Didapatkan simplisia berupa serbuk seberat 2 gram.

4.1.3 Uji Penapisan Fitokimia

Kandungan metabolit sekunder pada serbuk belimbing wuluh diidentifikasi dengan cara penapisan fitokimia. Hasil penapisan fitokimia serbuk belimbing wuluh dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil uji penapisan fitokimia serbuk buah belimbing wuluh secara kualitatif Golongan Hasil Keterangan Alkaloid + Noda naik berwarna orange pada plat KLT Flavonoid + Lapisan anilin alkohol berwarna kuning Steroid - Orange Triterpenoid + Orange Fenolik - Kuning Saponin + Berbusa Kuinon - Putih UIN Syarif HIdayatullah Jakarta

4.1.5 Karakterisasi bakteri Pseudomonas aeruginosa

Hasil karakterisasi bakteri P.aeruginosa secara makroskopik dan mikroskopik dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Koloni pada media agar dan pewarnaan Gram bakteri P.aeruginosa Hasil purifikasi pada media Pseudomonas Isolation Agar PIA menunjukkan bentuk koloni yang besar, halus dengan permukaan rata serta berwarna kuning muda. Karakterisasi bakteri yang dilakukan dengan cara pewarnaan Gram menunjukkan bahwa isolat yang digunakan merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak berspora dan menghasilkan warna merah.

4.1.6 Uji Pembentukan dan Pertumbuhan Biofilm P.aeruginosa

Hasil uji pembentukan dan pertumbuhan biofilm bakteri P.aeruginosa yang berupa nilai densitas biofilm OD 595nm pada hari pertama sampai hari keempat dapat dilihat pada gambar 4.2. Dari data grafik, dapat dilihat pada waktu inkubasi hari ke tiga menunjukkan pembentukan dan pertumbuhan biofilm P.aeruginosa yang paling baik.

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

45 235 99

Pengaruh Pemberian Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kadar Kadmium (Cd) Pada Kerang (Bivalvia) Yang Berasal Dari Laut Belawan Tahun 2010

7 59 114

Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet

4 103 73

Pengaruh Perbandingan Sari Belimbing Wuluh dengan Sari aMangga Kweni dan Konsentrasi Gum Arab Terhadap aMutu Sorbet Nira Tebu

1 45 103

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Propionibacterium acnes DAN Pseudomonas aeruginosa SERTA PROFIL KROM

0 2 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Propionibacterium acnes DAN Pseudomonas aeruginosa SERTA PROFIL KROMATOGRAFINYA.

1 6 17

Aktivitas Antijamur Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Malassezia furfur IMG 20151123 0001

0 0 1

UJI POTENSI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO

0 0 5

UJI ANTIFUNGAL EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Aspergillus flavus DAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 0 15