UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mikroorganisme pada permukaan tersebut. Contohnya yang terjadi pada enamel gigi yang dilapisi oleh proteinaceous
film yang disebut “acquired pellicle
” dimana sel-sel bakteri akan melekat pada enamel dalam beberapa
jam paparan. Hidrodinamik
Semakin cepat aliran cairan yang terjadi maka semakin mempercepat perlekatan sel pada permukaan karena sel-sel akan
bertubulensi dan berputar. Hal ini terbatas sampai kecepatan tidak
melepaskan perlekatan sel-sel dari permukaan. Karakteristik media cairan
Seperti pH, suhu, jumlah zat gizi, kation dan adanya antimikroba
akan mempengaruhi perlekatan. Keadaan permukaan sel bakteri
Permukaan sel yang hidrofobik, adanya fimbriae, flagel dan polisakarida atau protein pada permukaan sel bakteri akan mempermudah
perlekatan, terutama bila terjadi kompetisi dalam suatu kumpulan mikroorganisme.
2.2.5 Transfer Gen
Biofilm ternyata merupakan tempat yang ideal bagi pertukaran DNA ekstrakromosal plasmid. Tingkat konyugasi dalam biofilm lebih
tinggi dibandingkan pada sel-sel yang bebas. Konyugasi ini diperlukan dalam pembentukan biofilm, Pilus konyugatif F dikode oleh operontra
pada plasmid berperan sebagai faktor adesi pada permukaan antar sel, sehingga membentuk biofilm tiga dimensi pada E.coli. Karena plasmid
juga dapat membawa gen yang mengatur resistensi terhadap antibiotika maka biofilm juga berperan dalam penyebaran resistensi bakteri terhadap
antibiotika.
2.2.6 Quorum Sensing
Quorum sensing merupakan suatu proses yang memungkinkan bakteri dapat berkomunikasi dengan mensekresikan molekul sinyal yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
disebut autoinduser atau molekul sinyal seperti bahasa. Proses ini memungkinkan suatu populasi bakteri dapat mengatur ekspresi gen
tertentu. Konsentrasi autoinduser di lingkungan sebanding dengan jumlah bakteri yang ada. Dengan mendeteksi autoinduser, suatu bakteri mampu
mengetahui keberadaan bakteri lain di lingkungannya. Molekul
sinyal juga
memperlihatkan peranannya
dalam pembentukan biofilm. Sebagai contoh adalah homoserin lakton yang
merupakan sinyal utama yang terdapat pada P. aeruginosa Donlan, 2001.
2.2.7 Peran Biofilm terhadap Mikroba
Peran biofilm terhadap mikroba adalah sebagai berikut : Perlindungan
Bakteri mengeluarkan zat ekstra-polimer yang sangat penting yang dikenal sebagai eksopolisakarida. Matriks ini melindungi bakteri dari
lingkungan eksternal seperti radiasi UV, pergeseran pH, suhu, gerakan osmotik, dan pengeringan tanpa mempengaruhi pasokan nutrisinya
Nichols et al.,1988. Nutrisi
Kegiatan metabolisme bakteri dalam biofilm berbeda dengan sel- sel planktonik. Didalam biofilm, bakteri memiliki akses terbatas terhadap
nutrisi dan memiliki pasokan oksigen yang rendah. Mereka berkomunikasi satu sama lain dengan saluran selular dan sinyal lingkungan Decho ,1990;
Flemming ,1993. Variasi genetik
Munculnya bakteri resisten menjadi perhatian besar karena penggunaan yang luas antibiotik rekayasa genetika mikroorganisme dan
sebagainya. Bakteri yang berada di dalam biofilm akan berkonjugasi dan kemungkinan akan terjadi transfer gen di antara populasi Scink B,1997.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.8 Pemeriksaan Biofilm
Pemeriksaan biofilm : Mikroskop elektron dapat memeriksa biofilm pada alat-alat medik dan
pada infeksi manusia. Pada awalnya, mikroskop elektron ini merupakan alat yang penting dalam mempelajari biofilm.
Concofocal Laser Scanning Microscope CLSM dengan fluoresen antisera dan fluoresen in situ hibridisasi, sehingga organisme yang
spesifik dan untuk mengidentifikasi dalam komunitas campuran kuman.
2.2.9 Resistensi Biofilm terhadap Antibiotik Lewis, 2001; Stewart dan Costeron, 2001; Mah dan Toole, 2001
Struktur dan fisiologik dasar dari biofilm membuat biofilm secara alami resisten terhadap agen antimikroba seperti antibiotik, desinfektan,
dan germisida. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan yang besar dalam hal kepekaan terhadap antibiotik pada sel biofilm dan
planktoniknya. Faktor-faktor yang diperkirakan bertanggung jawab terhadap resistensi biofilm adalah :
Penurunan penetrasi dari antimikroba Biofilm terbungkus dalam matriks eksopolimer yang dapat
menghambat difusi dari substansi dan mengikat antibiotik. Penurunan tingkat pertumbuhan organisme dalam biofilm
Antimikroba lebih efektif dalam membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Beberapa antibiotik memerlukan secara mutlak sel-sel yang
tumbuh dalam mekanisme penghambatannya. Ekspresi dari gen resistensi yang spesifik dari biofilm
Hal ini dapat terlihat pada resistensi biofilm bakteri P.aeruginosa, dimana MDR Multi Drug Resistan memainkan peranan penting pada
konsentrasi antibiotik yang rendah. Beta-galaktosidase berperan dalam respon P.aeruginosa terhadap imipenem dan pipeacilin.
Faktor-faktor resistensi diatas dapat berdiri sendiri atau dapat merupakan gabungan dari semua faktor yang ada. Beberapa eksperimen
memperlihatkan adanya fraksi kecil sel persister yang lebih banyak lagi