Kerangka Konsepsi Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) Dalam Mengatasi Krisis Perbankan (Studi Perbandingan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI))

mewujudkan kesejahteraan rakyat sehingga tercipta keadilan sosial yang merata. Menstabilkan kinerja bank yang dihadapi kesulitan likuiditas sehingga mendorong bank sehat serta meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk tetap menyimpan uang di bank pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Implementasi ketiga unsur tersebut harus diterapkan dalam kebijakan Pemerintah sehingga dapat menjaga stabilitas pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan.

2. Kerangka Konsepsi

Guna menghindari terjadinya perbedaan dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijabarkan defenisi dari istilah-istilah tersebut, antara lain sebagai berikut : a. Bank Indonesia adalah Bank sentral Republik Indonesia. 77 Bank Sentral adalah lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort; 78 Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan : Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 17 April 2004, hal 10. 77 Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. 78 Penjelasan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak; 79 c. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; 80 d. Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat; sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya. 81 e. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI adalah fasilitas yang disediakan oleh Bank Indonesia bagi bank-bank umum untuk memperlancar pengaturan likuiditas sehari-hari, atau untuk menanggulangi kesulitan likuiditas sementara sebagai akibat timbulnya ketidaksesuain pendanaan mismatch. 82 f. Giro Wajib Minimum statutory reserve selanjutnya disebut GWM adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening 79 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 80 Pasal 1angka 3, ibid. 81 Kamus Ekonomi, http:d.scribd.comdocscdosajogsdr6llzqdxs.pdf, Diakses Jum’at, 20 Maret 2009. 82 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30271KepDir tanggal 6 Maret 1998 tentang Fasilitas Diskonto, Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum dan Sanksi atas Saldo Giro Negatif di Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga; 83 g. Rekening Giro adalah rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penatausahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat; 84 h. Dana Pihak Ketiga selanjutnya disebut DPK adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam Rupiah dan valuta asing; 85 i. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek FPJP adalah fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek yang dialami oleh bank; 86 j. Kesulitan Pendanaan Jangka Pendek adalah keadaan yang dialami bank yang disebabkan oleh terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar mismatch dalam Rupiah sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajiban GWM Rupiah; 87 k. Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek; 88 83 Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia No. 1019PBI2008 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. 84 Pasal 1 angka 4, ibid. 85 Pasal 1 angka 3, ibid. 86 Pasal 1 angka 4 Peraturan Bank Indonesia No. 1026PBI2008 Tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum. 87 Pasal 1 angka 5, ibid. 88 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1039DPM,Perihal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum. Universitas Sumatera Utara l. Surat Utang Negara yang selanjutnya disebut SUN adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dalam mata uang Rupiah yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya; 89 m. Surat Berharga Syariah Negara yang selanjutnya disebut SBSN atau Sukuk Negara adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing; 90 n. Obligasi Korporasi adalah surat utang yang diterbitkan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah oleh badan usaha milik Negara atau badan usaha swasta dan ditatausahakan di Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI; 91 o. Aset Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum; 92

G. Metode Penelitian

Sebagai sebuah penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian mulai dari pengumpulan hingga analisis data dilakukan dengan memperhatikan kaidah- kaidah penelitian ilmiah, sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian