Ruang Lingkup Bidang Usaha Utilitas

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT PPM bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas rokok cigarette paper. Kertas rokok tersebut diproduksi dalam dua bentuk yaitu gulungan bobbin dan lembaran ream. Ukuran produk tersebut yaitu : 1. Bobbin Bobbin memiliki lebar 24-29 mm dan panjang 5500-6000 cm. 2. Ream Ream memiliki lebar 51 cm dan panjang 76-83 cm. Ream memiliki jumlah 500 lembar. Produk yang dihasilkan dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara dan Pulau Jawa serta luar negeri.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sistem pembagian kerja, pembatasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang serta menetapkan hubungan antar unsur organisasi. Tujuannya adalah meningkatkan kerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan di PT PPM adalah struktur organisasi garis dan fungsional. Struktur organisasi garis dan fungsional merupakan perpaduan antara organisasi garis dan organisasi fungsional. Gambaran struktur organisasi di PT PPM dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara General Manager Manajer Sumber Daya Manusia Manajer Pembelian Manajer Pemeliharaan Manajer Teknik Manajer Pengendalian Kualitas Manajer Produksi dan Finishing Manajer Keuangan Hubungan Luar Electicity Staf Pembelian Maintenance Perencanaan Teknik Staf Pengendalian Kualitas Finishing Produksi Bagian Proses Administrasi Penjualan dan Pemasaran Bagian Proses Data Dan Komputer Bagian Kontrol Internal dan Budged Bagian Akuntansi Keterangan: Hubungan Garis Hubungan fungsional Sumber : PT PPM Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT PPM Universitas Sumatera Utara II-28 2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan Jumlah tenaga kerja yang ada di PT PPM adalah sebanyak 201 orang yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Tenaga kerja ini dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah pekerja pada tingkat direktur, manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada bagian produksi. Sedangkan golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja pada bagian produksi termasuk satpam. Staf bekerja pada hari Senin sampai dengan Jumat dan jumlah jam kerja adalah tujuh jam kerja dalam satu hari. Jadwal kerja golongan staf dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jam Kerja Regular Hari Waktu Kerja Istirahat Senin - Jumat 08.00 – 17.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Sabtu - Minggu Libur Sumber : PT PPM Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas tiga shift. Waktu kerja shift berjalan setiap hari. Jadwal jam kerja shift dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jam Kerja Shift Shift Waktu Kerja Istirahat I 06.00 – 14.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB II 14.00 – 23.00 WIB 18.00 – 19.00 WIB III 23.00 – 06.00 WIB 02.00 – 03.00 WIB Sumber : PT PPM Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

PT PPM memiliki tiga sistem pengupahan, yaitu: 1. Upah Bulanan Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya upah yang diberikan berdasarkan kebijakan pemerintah. Karyawan tetap yang bekerja pada perusahaan ini berjumlah 186 orang yang terdiri dari manajer, kepala bagian, dan supervisor. 2. Upah Borongan Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu. Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan perjanjian antara perusahaan dengan karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja pada bagian ini ada 8 orang termasuk supir yang bertugas mengirim hasil produksi ke pabrik rokok yang ada di Sumatera maupun Pulau Jawa. 3. Upah Harian Upah harian diberikan kepada karyawan harian lepas dan pembayarannya dilakukan per hari. Karyawan lepas ini berjumlah 7 orang, yang terdiri atas cleaning service atau helper. PT PPM memiliki sistem laporan penilaian karyawan yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau upah terhadap karyawan. Sistem laporan penilaian tersebut antara lain: 1. Kualitas kerja Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja yang ada di perusahaan dan mencapai hasil yang memuaskan. Universitas Sumatera Utara 2. Kuantitas kerja Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata yang biasa dilakukan pekerja lainnya. 3. Pengetahuan kerja Karyawan mampu menguasai detail pekerjaannya dengan baik. 4. Kepatuhan kerja Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai instruksi atasan. 5. Kerjasama Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan rekan kerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif. 6. Inisiatif Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk kebaikan perusahaan. 7. Loyalitas kepada perusahaan Karyawan tersebut mampu menjaga nama baik perusahaan dengan sikap teladan. 8. Kehadiran kerja Karyawan selalu datang teratur sesuai dengan jadwal kerja. 9. Keselamatan kerja Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan keselamatan kerja. PT PPM juga menyediakan sarana kesejahteraan tenaga kerja, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek 2. Jaminan kesehatan 3. Tunjangan hari raya 4. Tunjangan keluarga

2.4. Proses Produksi

Poses produksi merupakan proses transformasi bahan baku menjadi produk jadi. Proses produksi akan menghasilkan perubahan fisik seperti bentuk dan dimensi, maupun non fisik seperti sifat. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan produktivitas. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan pemahaman proses produksi. Pemahaman proses produksi akan mempermudah perusahaan menganalisis kinerja perusahaan dan dapat melakukan perbaikan sistem kerja. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan proses produksi yaitu bahan dan tahapan proses produksi.

2.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk memproduksi kertas rokok harus memenuhi syarat utama yaitu bersertifikat food grade aman untuk makanan dan tidak mengandung bahan berbahaya non hazardous material. Bahan yang digunakan untuk memproduksi kertas rokok terdiri dari bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan. Universitas Sumatera Utara

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT PPM adalah: 1. Pulp Serat Panjang Needle Bleached Kraft Pulp Pulp serat panjang berfungsi sebagai struktur kerangka dasar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan kertas dalam keadaan basah wet strenght dan membuat kertas tidak mudah robek runability. Serat NBKP masih panjang dan harus dihaluskan melalui proses penggilingan. PT PPM memiliki kerja sama dengan beberapa supplier pulp serat panjang untuk memenuhi kebutuhan pulp serat panjang. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Supplier Pulp Serat Panjang Nama Jenis Negara Asal Dipakai aplikasi NBKP Caribo Serat Panjang Canada Hydra Pulper NBKP Harmac Serat Panjang Canada Hydra Pulper Fax Pulp Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Abaca Pulp Serat Panjang Filipina Hydra Pulper Baycel Eucalyptus Kraft Pulp Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Eldorado Pulp Serat Panjang Brazil Hydra Pulper Suzano Pulp Serat Panjang Eropa Hydra Pulper Sumber: PT PPM 2. Pulp Serat Pendek Leaf Bleached Kraft Pulp Pulp serat pendek digunakan untuk membentuk susunan kertas agar menjadi seragam sheet uniformity dan mengisi rongga-rongga. Serat LBKP tidak perlu dihaluskan lagi karena penghalusan akan menghancurkan serat LBKP. PT PPM memiliki kerja sama dengan beberapa supplier pulp serat pendek untuk Universitas Sumatera Utara memenuhi kebutuhan pulp serat pendek. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Supplier Pulp Serat Pendek Nama Jenis Negara Asal Dipakai aplikasi LBKP Baycell Serat Pendek Chilli Hydra Pulper LBKP Santa Fc Serat Pendek Perancis Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek USA Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek Brazil Hydra Pulper Caribo Softwood Pulp Serat Pendek Canada Hydra Pulper Sodra Softwood Pulp Serat Pendek Swedia Hydra Pulper Sumber: PT PPM 3. Scrap Kertas Broke Broke merupakan kertas hasil produksi paper machine yang tidak layak dijual karena kecacatan, ketidaksesuaian dengan standar yang ditetapkan konsumen, dan sisi kertas yang terbuang ketika dilakukan pemotongan. Broke dapat digunakan kembali untuk mengurangi biaya pembelian bahan baku. Broke yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Wet Broke Wet broke adalah kertas yang belum memasuki proses pengeringan atau berasal dari sisiran pada saat proses penekanan. b. Dry Broke Dry broke adalah broke yang telah kering atau telah memasuki proses pengeringan namun putus dengan sendirinya. Universitas Sumatera Utara

2.4.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan untuk membantu proses produksi. Bahan penolong berfungsi membantu proses produksi agar dapat berjalan dengan semestinya. Jumlah bahan penolong lebih kecil dibandingkan bahan baku. Bahan penolong yang digunakan di PT PPM adalah sebagai berikut: 1. Precipitated Calcium Carbonate Precipitated calcium carbonate memiliki struktur calcite dan partikelnya berukuran 1,0 ± 0,2 µm. Bahan ini berfungsi: a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik. b. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan konsentrasinya lebih seragam. c. Meningkatkan daya tahan terhadap sinar pada kertas. d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik. Jenis-jenis calcium carbonate yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Jenis Calcium Carbonate Nama Jenis Negara Daerah Asal Aplikasi PC 700 Tepung CaCO 3 Jepang Dissolving Tank Precarb 100 Tepung CaCO 3 Malaysia Dissolving Tank LA 100 Tepung CaCO 3 Yogyakarta Dissolving Tank Sumber: PT PPM 2. Cationic Retention Aid CRA Cationic Retention Aid CRA berfungsi mengikat partikel buburan sehingga meminimalisasi bubuhan yang terbuang pada proses penyaringan, Universitas Sumatera Utara menambah kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada wire. Jenis-jenis CRA yang dipakai adapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Jenis-jenis Cationic Retention Aid Nama Jenis NegaraDaerah Asal Dipakai Aplikasi Meyproid Gum Arabicum Perancis Hydra Pulper 4200 Gum Arabicum Perancis, Korea Hydra Pulper Polygal Redibond Modifikasi Kanji Jakarta Forming Raysamil T150 Modifikasi Kanji Lampung Forming Sumber: PT PPM 3. Anti foam Deformer Anti foam merupakan polimer berbahan dasar water base yang digunakan untuk mencegah buih-buih masuk kedalam kertas. Jenis-jenis anti foam yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Jenis-jenis Anti foam Nama Jenis NegaraDaerah Asal Dipakai aplikasi Bevaloid 5631 Anti Busa Perancis Mixing Nopco ENA-475 Anti Busa Tanggerang Mixing Afranil Anti Busa Tanggerang Mixing Sumber: PT PPM 4. Pencegah Bakteri Biocide Biocide digunakan sebagai pembunuh bakteri penggumpalan slim pot. Bakteri ini dapat menyebabkan penggumpalan pada proses pembuatan kertas. Jenis-jenis biocide yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.8. Jenis Biocide Nama Jenis NegaraDaerah Asal Dipakai aplikasi Natrium Hypochlorite Biocide, Anti Bakteri Medan Forming Sumber: PT PPM 5. Citric Acid Anhydrous C 6 H 8 O 7 Citric acid anhydrous atau asam sitrat tanpa senyawa air digunakan sebagai zat pembakar pada kertas yang akan dinetralkan dengan Potassium Hidoxide KOH. Jenis citric acid anhydrous yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Jenis Citric Acid Nama Jenis Daerah Asal Dipakai aplikasi Citric Acid C 6 H 8 O 7 Zat pembakar Lampung Size Press Sumber: PT PPM 6. Potassium Hydroxide KOH Digunakan untuk menetralisir citric acid sebelum masuk ke proses selanjutnya. Jenisnya KOH yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.10 Tabel 2.10. Jenis Potassium Hydroxide Nama Jenis Negara Asal Dipakai aplikasi Potassium Hydroxide KOH Penetralisir Citric Acid Anhidrous India, Korea Cooking Tank Sumber: PT PPM Universitas Sumatera Utara 7. Bahan Penggumpal Coagulant Bahan penggumpal digunakan untuk meningkatkan ikatan kotoran berpartikel kecil. Jenis-jenis coagulant yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11. Jenis-jenis Coagulant Nama Jenis NegaraDaerah Asal Dipakai aplikasi Poly Aluminium Chloride PAC Penggumpal coagulant Air sungai Korea, India, Jepang Water treatment PAC Kymene Penggumpal white water Korea Clarifier Nalco 1452 Penggumpal white water Jakarta Clarifier Sumber: PT PPM 8. Air Air di dalam proses produksi digunakan sebagai media dan pelarut.

2.4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan PT PPM adalah: 1. Kertas Pembungkus Kegunaan kertas pembungkus adalah untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream. Universitas Sumatera Utara 2. Core Core adalah inti dari gulungan kertas yang digunakan sebagai inti gulungan kertas selama proses penggulungan di paper machine maupun di bagian finishing. 3. Kotak Karton Kotak karton digunakan untuk mengepak hasil produksi. 4. Label Label digunakan sebagai pengenal perusahaan yang ditempel pada pembungkus produk.

2.4.2. Pengendalian Mutu Produk

Ada tiga kriteria mutu produk yang harus diperhatian, yaitu: 1. Kertas tidak mudah putus pada proses pembuatan dengan kecepatan tinggi. 2. Kertas berwarna putih dan bebas dari kotoran. 3. Pembakarannya, seperti asap, abu dan rasa. Mutu bahan baku yang masuk akan diuji oleh oleh departemen quality control yang dibagi pada 2 kategori penting, yaitu eksternal dan internal. Kontrol eksternal berfungsi: 1. Sebagai pertimbangan kebutuhan konsumen, yaitu pemenuhan spesifikasi yang diberikan oleh konsumen. 2. Membina hubungan baik dengan konsumen dengan cara menerima keluhan konsumen tentang kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara memenuhi secara tepat segala kualifikasi yang ditargetkan oleh konsumen. Proses kontrol eksternal biasanya dilakukan dengan mendatangi konsumen secara langsung, mendengarkan saran atau keluhan dari pelanggan. Kegiatan kontrol eksternal biasanya dilakukan 2 kali dalam sebulan. Masalah yang biasa dikeluhkan konsumen adalah packaging pengepakan, dan basis weight berat kertas. Kontrol internal dilakukan untuk mengontrol mutu produk yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan kontrol internal dapat dibagi ke dalam 2 jenis tindakan, yaitu : 1. Dynamic control yang meliputi departemen slitter bobbin. Pada departemen ini akan diadakan pengambilan sampel, petunjuk dan analisis. Dynamic control selalu memberikan petunjuk apakah kecepatan pada slitting machines sama atau tidak. 2. Static control yang meliputi pengujian sifat-sifat kertas saat sampel diambil. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam kontrol internal adalah: 1. Basic weight adalah berat kertas yang merupakan satu unsur kertas rokok yang terpenting. Bila basic weight berubah maka semua parameter yang lain akan berubah. Basic weight ditentukan dalam satuan grm 3 . 2. Tensile strenght adalah ukuran daya tahan tarikan maksimum pada kertas. Bagian quality control memeriksa kesesuaian produk dengan range yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan akan dilakukan pengujian kembali dengan lebih mempertahankan arah serat satuan KgF. Universitas Sumatera Utara 3. Porosity adalah pengukuran aliran udara melalui kertas sample 20 cm 2 dengan perbedaan tekanan 10 cmH 2 O. Sangat penting untuk membedakan antara penembusan udara pada pori-porinya dengan penembusan udara pada lubang- lubang besar akibat kesalahan proses satuan cm 2 H 2 O. 4. Filler berfungsi untuk mengukur banyaknya CaCO 3 yang perlu ditambahkan pada kertas untuk meningkatkan nilai opacity atau porosity satuan .In Paper. 5. Opacity berfungsi untuk mengukur daya tembus cahaya pada satuan . 6. Brightness adalah pengukuran keputihan kertas satuan . 7. Formation adalah pemeriksaan susunan serat kertas secara visual. Formation yang jelek bukan berarti kertas memiliki kualitas yang jelek, tetapi yang diperhatikan mudah atau tidaknya kertas putus saat dipotong di mesin slitter. Ada beberapa perbedaan antara kertas biasa dengan kertas rokok. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.12. Tabel 2.12. Perbedaan Kertas Biasa dengan Kertas Rokok Kertas Biasa Kertas Rokok Basis weight +- 70 grm 2 Basis weight +- 25 grm 2 Porosity +- 5-10 cm Porosity +- 2-2,5cm Tensile 5 KgF Tensile 3 KgF TiO 2 sebagai filler CaCO 3 sebagai filler Sumber: PT PPM

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi di PT PPM dapat diuraikan atas beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap proses pembuatan kertas di Paper Machine, dan tahap finishing. Universitas Sumatera Utara Blok diagram proses pembuatan kertas rokok dapat dilihat pada Gambar 2.3.

2.4.3.1. Tahap Persiapan

Bahan baku yang akan diolah harus melalui tahap persiapan yang disebut dengan stock preparation. Bahan yang digunakan ada tiga yaitu NBKP, LBKP, dan kalsium karbonat CaCO 3 . 1. Pengolahan NBKP Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hydra pulper dengan menggunakan conveyor. Hydra pulper merupakan tangki pengurai serat-serat pulp yang kemudian dicampur dengan white water sebagai pengencer. Hydra pulper memiliki pisau yang berfungsi memotong lembaran pulp untuk memperoleh konsentrasi 38-40 grltr. Proses berlangsung secara batch setiap 10-20 menit. Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal untuk satu kali pelarutan. Buburan NBKP hasil pengolahan dikirim ke wood dump chest sebagai tempat penampungan sementara. Wood dump chest memiliki agiator pengaduk yang berfungsi mencegah pengendapan. Buburan NBKP kemudian dipompakan ke refiner. Refiner merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga serat- serat menjadi lebih halus. Buburan yang telah halus kemudian dikirim ke refiner chest, dan dijaga agar tidak mengendap sebelum di mixing. Universitas Sumatera Utara Penghancuran Bahan Baku Pelarutan Bahan Baku Penghalusan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku Pembersihan Bubur Kertas Fourdriner Pressing Embossing Pengeringan I Pemberian Zat Kimia Pengeringan II Penggulungan Kertas Pencetakan Logo Pemotongan Kertas Bentuk Ream Bentuk Bobbin Packing Sumber: PT PPM Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Blok Diagram Pembuatan Kertas Rokok 2. Pengolahan LBKP LBKP sekitar 1,5 bal dilarutkan dengan white water selama 10-20 menit. Tujuannya adalah mendapatkan konsentrasi 38-40 grliter. Proses ini berlangsung secara batch. Pelarutan LBKP dilakukan di hydra pulper dan bergantian dengan NBKP. Setelah selesai, maka LBKP dipompa ke dalam storage chest, sebagai tempat penampungan sementara. Larutan terus diaduk agar tidak mengendap. 3. Pengolahan Broke Buburan broke yang diproses di stock preparation ini berasal dari dry broke dan wet broke. Sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest, dry broke harus dihancurkan terlebih dahulu di shydra pulper. Tujuannya adalah membuat konsentrasi sesuai dengan kebutuhan. Buburan broke kemudian dialirkan ke super vibrator yang fungsinya hampir sama dengan refiner yaitu memecah gumpalan serat. Wet Broke memiliki aliran proses yang hampir sama dengan dry broke tetapi tidak melalui super fiberator karena wet broke memiliki serat yang halus, sehingga dapat langsung dialirkan ke broke chest. 4. Pengolahan Kalsium Karbonat Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan. Konsentrasi perbandingan dengan pelarut adalah 125 kg kalsium karbonat dicampur dengan 2000 liter air. Larutan diaduk selama 15 menit agar Universitas Sumatera Utara konsentrasinya terjaga. Hasil larutan kalsium karbonat disaring dengan vibrating screen dengan ukuran mesh 100. 5. Pencampuran NBKP, LBKP, Broke dan Kalsium Karbonat Di mixing chest seluruh bahan baku NBKP, LBKP dan broke dicampur. Konsentrasi pencampuran di mixing chest berbeda sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan konsumen. Contoh salah satu komponen grade adalah low porosity dengan konsentrasi NBKP 25, LBKP 35 dan broke 40. Konsistensi yang diinginkan adalah sekitar 60 grliter. Pada saat pemompaan dalam proses mixing akan timbul buih-buih, sehingga diperlukan bahan tambahan seperti deformer untuk menghilangkan buih. Campuran ini dibuat sekitar 1:6 dengan air untuk kemudian dicampur terlebih dahulu di machine chest dan siap dipakai pada paper machine. Buburan dipompakan ke stock master yang digunakan untuk menjaga laju buburan pada machine tank. Buburan yang keluar kemudian dialirkan ke centi cleaner. Tujuannya adalah mengeluarkan kotoran yang memiliki berat jenis lebih besar. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan gaya sentrifugal melalui tiga cleaner yaitu : a. Buburan yang telah diencerkan kembali dengan white water yang berasal dari penyaringan dipompakan ke primary cleaner. Kemudian buburan yang baik masuk ke constant level tank sedangkan reject masuk ke secondary cleaner. Pada secondary cleaner akan dilakukan proses pengolahan. Buburan yang baik masuk ke primary cleaner sedangkan reject masuk ke tertiary cleaner dan kotorannya dibuang ke tempat pembuangan limbah. Universitas Sumatera Utara b. Buburan yang baik dari primary cleaner diencerkan dalam constant level tank dengan white water dari pembuangan di wire. Buburan yang baik langsung dialirkan ke headbox, sedangkan yang reject masuk ke rotary screen. c. Pada rotary screen dilakukan penyaringan, buburan yang baik masuk ke constant level tank dan reject mengalir ke wet broke chest.

2.4.3.2. Tahap Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine

Setelah melalui approach flow system, tahap selanjutnya adalah pembuatan lembaran kertas yang berawal dari head box. Sistem yang dipakai adalah sistem close head box yang merupakan head box bertekanan. Fungsinya adalah menjaga kestabilan turbulensi di dalam head box. Tujuan utama head box adalah : a. Mengeluarkan aliran yang seragam dari slice opening ke wire dengan sudut dan kecepatan yang seharusnya. b. Mengalirkan stock secara merata pada wire sesuai arah dan lebar mesin. c. Menghasilkan turbulensi terkontrol untuk menghilangkan gumpalan fiber. d. Mengatur grammatur kertas yang diproduksi. Pengaturan slice, akan menghasilkan aliran stock yang konstan dan hampir sama dengan kecepatan wire sehingga akan diperoleh kertas yang memiliki formasi dan grammatur yang sama di tiap bagian. Wire ini merupakan wire bersambung yang bergetar diantara dua roll besar. Salah satu roll terletak di dekat headbox dan di ujung lainnya. Wire merupakan lembaran berbahan dasar plastik yang telah dirancang sedemikian Universitas Sumatera Utara rupa. Pada wire dilakukan pengurangan kadar air dengan memberikan tekanan vakum 4-5 bar secara terkontrol sehingga tidak merusak bentuk lembaran kertas basah wet paper. Wire juga dibersihkan secara kontinu dengan sistem penyemprotan sehingga wire tidak kotor dan selalu bersih. Buburan di atas wire diayak dengan ukuran mesh 100 dan diatur agar berat dasar kertas yang diperoleh sesuai. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok ini merupakan elemen yang terpenting. Air yang keluar dari wire selama pembentukan wet paper disebut white water dan biasanya ditampung di white water pit atau silo. White water ini didaur ulang secara terus menerus dan dipakai pada proses yang menggunakan air. Hal itu dilakukan karena dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan fresh water. Buburan kemudian digiling lagi dengan dandy roll untuk menyeragamkan ukuran partikel. Setelah proses tersebut selesai, maka buburan dibentuk menjadi lembaran. Hasil dari dandy roll berupa lembaran di-press dengan tekanan 4-5 bar untuk mengeluarkan air yang masih terkandung. Walaupun masih basah, lembaran tersebut sudah kuat dan kemudian ditarik hingga kadar airnya menjadi 60 – 65. Lembaran yang masih basah dihisap oleh contact wirevacum rube menuju proses press utama. Lembaran tersebut ditarik lagi ke embossing dengan pemberian garis horizontal verge making yang berada bagian bawah embossing. Penekanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Setelah pemberian verge making, air residu dari kertas dibuang lagi dengan cara evaporasi. Proses evaporasi ini berlangsung di main dryer. Proses evaporasi dilakukan menggunakan uap kering. Universitas Sumatera Utara Tekanan yang diberikan bervariasi tergantung dari jenis kertas rokok yang akan diproduksi. Selanjutnya lembaran kertas yang kadar airnya telah berkurang dikirim ke unit size press yang berfungsi untuk melapisi permukaan kertas dengan chemical yang diberikan diantara dryer 10 dan dryer 11. Setelah melewati size press, kadar air yang ada pada kertas akan meningkat karena penambahan penambahan chemical sehingga harus dikeringkan lagi di after dryer. Pengeringan ini melalui lima buah roll dengan peningkatan suhu secara bertahap dari 50 o C sampai dengan 100 o C. Selanjutnya lembaran kertas ini dikirim ke bagian on reel untuk digulung sesuai dengan permintaan konsumen. Kertas kering kemudian digulung hingga membentuk gulungan besar dan disebut dengan gulungan jumbo. Panjang gulungan jumbo itu tidak sama tergantung pada bentuk pada proses finishing. Gulungan jumbo yang digunakan untuk repping machine memiliki panjang sekitar 27000m. Pada proses penggulungan kertas menjadi gulungan jumbo, kualitas dari tiap hasil gulungan diperiksa oleh bagian quality control. Gulungan jumbo dari on reel kemudian dicetak polanya berupa logo sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini terjadi karena tidak semua roll dari paper machine yang melalui proses repping. Setelah gulungan selesai di repping, maka gulungan dibawa lagi ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara

2.4.3.3. Tahap Finishing

Pada tahap ini, gulungan-gulungan kertas rokok dibagi menurut bentuk kertas yang akan diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain : 1. Ream Cutter Gulungan-gulungan kecil dari roll slitter dipotong menjadi lembaran- lembaran. Lembaran memiliki panjang 76-83 cm dan lebar 51 cm. Pada tahap ini kertas masih diperiksa untuk yang terakhir kalinya. Pemeriksaan dilakukan pada a. Proses Pemotongan Pemeriksaan ini dilakukan pada proses pemotongan. Apabila hasil pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang dan menjadi broke. b. Penampilan fisik Penampilan fisik yang diperiksa adalah kebersihan, jika kertas kotor maka kertas juga akan di buang dan menjadi broke. c. Rectangular Pemeriksaan ini dilakukan khusus pada ream, kertas dilipat dan diperiksa kesimetrisannya. Apabila ketidaksimetrisan kertas melampaui batas yang ditentukan, maka kertas menjadi broke. 2. Bobbin Slitter Gulungan-gulungan dari slitter dipotong lagi pada bagian ini menjadi bobbin-bobbin. Setiap bobbin mempunyai lebar 24-29 mm dan panjang 5500- 6000 m. Pada tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk terakhir kalinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah : Universitas Sumatera Utara a. Pemotongan Pemeriksaan ini dilakukan pada hasil pemotongan oleh mesin. Apabila hasil pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke. b. Penampilan fisik Termasuk disini adalah kebersihan, jika ada bagian bobbin kotor maka kertas juga akan di buang dan dijadikan broke. c. Hasil penggulungan Pemeriksaan ini khusus dilakukan pada bobbin. Bobbin yang sudah dipotong, diperiksa gulungannya apakah rapi atau tidak. Jika ada bobbin yang kurang rapi akan dikirim ke bagian bobbin reclaimer untuk digulung kembali.

2.4.3.4. Peralatan Equipment

Peralatan material handling digunakan untuk memindahkan material dari suatu tempat ke tempat lain. Mesin dan peralatan material handling yang digunakan adalah: 1. Forklift Forklift ini digunakan untuk mengangkut gulungan jumbo ke daerah finishing untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Forklift juga digunakan untuk mengangkut barang jadi ke gudang barang jadi. 2. Hoist Crane Crane ini digunakan untuk mengangkat gulungan jumbo ke daerah repping machine. Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari lantai. Universitas Sumatera Utara

2.5. Utilitas

Sarana pendukung merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kelancaran proses produksi. Sarana pendukung yang ada di PT PPM terdiri dari kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan tenaga air, dan steam. 1. Kebutuhan tenaga listrik Tenaga listrik dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik, pompa compressor, mesin bubut, bor las, pendingin udara, lampu penerangan, dan keperluan lainnya. Pemenuhan kebutuhan listrik ini diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara PLN. Pemakaian listrik yang dipergunakan pada PT PPM adalah 20 KV 1550 Kwhmetrik ton paper dengan keperluan untuk boiler 900 ltmetrik ton paper dan kebutuhan air 1200 m 3 . 2. Kebutuhan Air Air dibutuhkan untuk membantu proses produksi serta kebutuhan para pegawai PT PPM. Air yang dipakai berasal dari air permukaan umum dan PDAM Tirtanadi. 3. Boiler Boiler berfungsi untuk menghasilkan energi panas yang diperlukan pada proses produksi untuk mengeringkan lembaran-lembaran kertas dan memberikan energi uap. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Pembelian

1 Pembelian merupakan kegiatan menyeluruh yang berfokus pada pengadaan material dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pandangan sempit, pembelian digambarkan sebagai proses membeli, dalam arti luas pembelian didefinisikan sebagai proses pembelian yang diawali dengan pengenalan kebutuhan, mencari dan menyeleksi supplier, negosiasi harga dan kesepakatan penting lainnya, serta menindaklanjuti kepastian pengiriman. Saat ini aktivitas pembelian semakin berkembang dan memerlukan keahlian khusus. Sedikitnya diperlukan 3 macam keahlian untuk dapat melakukan fungsi pembelian, yaitu business skill keahlian dalam mengelola sebuah badan usaha agar mendapat keuntungan, interpersonal skill keahlian melakukan pendekatan pribadi dengan pihak lain dalam upaya menciptakan kesamaan pandangan dan kesepakatan suatu diskusi kerja dan technical skill keahlian dalam memahami proses manufaktur serta spesifikasi material yang diperlukan.

3.1.1. Manajemen Pembelian

Rantai pasokan menerima perhatian yang besar karena di sebagian besar perusahaan, pembelian merupakan kegiatan yang paling menghabiskan biaya. Pembelian berarti perolehan barang atau jasa. Kegiatan pembelian adalah salah 1 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2005, Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain, Jakarta: Grasindo. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Stabilitas Efisiensi pada Data Envelopment Analysis dangan Variasi Lokal

0 46 52

Peningkatan Kualitas Produk Karet Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Taguchi di Pabrik Industri Karet PTPN III Kebun Sei Silau, Asahan

15 128 201

Evaluasi Kinerja Lingkungan Stokastik Menggunakan Data Envelopment Analisys

0 67 41

Penerapan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Effisiensi Kinerja Perbankan Di Indonesia

1 23 75

Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

5 76 172

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

TUGAS AKHIR PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 1 11

PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 4 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

0 0 27