Manajemen Pembelian Konsep Pembelian

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Pembelian

1 Pembelian merupakan kegiatan menyeluruh yang berfokus pada pengadaan material dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pandangan sempit, pembelian digambarkan sebagai proses membeli, dalam arti luas pembelian didefinisikan sebagai proses pembelian yang diawali dengan pengenalan kebutuhan, mencari dan menyeleksi supplier, negosiasi harga dan kesepakatan penting lainnya, serta menindaklanjuti kepastian pengiriman. Saat ini aktivitas pembelian semakin berkembang dan memerlukan keahlian khusus. Sedikitnya diperlukan 3 macam keahlian untuk dapat melakukan fungsi pembelian, yaitu business skill keahlian dalam mengelola sebuah badan usaha agar mendapat keuntungan, interpersonal skill keahlian melakukan pendekatan pribadi dengan pihak lain dalam upaya menciptakan kesamaan pandangan dan kesepakatan suatu diskusi kerja dan technical skill keahlian dalam memahami proses manufaktur serta spesifikasi material yang diperlukan.

3.1.1. Manajemen Pembelian

Rantai pasokan menerima perhatian yang besar karena di sebagian besar perusahaan, pembelian merupakan kegiatan yang paling menghabiskan biaya. Pembelian berarti perolehan barang atau jasa. Kegiatan pembelian adalah salah 1 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2005, Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain, Jakarta: Grasindo. Universitas Sumatera Utara satu tugas bagian pengadaan barang yang paling rutin dilakukan. Pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan margin kontribusi. Tujuan utama dari pembelian material dan komponen menurut Gasperz, 2004 adalah : 1. Mempertahankan kontinuitas dari supplier agar sesuai dengan jadwal. 2. Memberikan material dan komponen yang memenuhi atau tingkat kualitas yang ditetapkan kepada bagian produksi untuk diproses menjadi produk akhir guna memenuhi permintaan dari pelanggan. 3. Memperoleh item-item yang dibutuhkan pada ongkos yang serendah mungkin tetapi masih tetap konsisten dengan kubutuhan kualitas, waktu penyerahan, dan performansi lainnya. Sedangkan tujuan dari kegiatan pembelian menurut Render dan Heizer, 2001 adalah : 1. Membantu mengidentifikasi produk atau jasa yang dapat diperoleh secara eksternal. 2. Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi barang atau jasa tersebut. Strategi juga sangat dibutuhkan dalam melakukan pembelian. Strategi pembelian sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan untuk mengendalikan dan mengatur hubungan dengan suppliernya. Berikut ini beberapa strategi pembelian yang mungkin dikembangkan oleh perusahaan Render dan Heizer, 2001. Universitas Sumatera Utara 1. Banyak Supplier Dengan strategi banyak supplier, supplier menanggapi permintaan dan spesifikasi dari “permintaan untuk kutipan”, pesanan biasanya jatuh ke penawar yang paling murah. Strategi ini memainkan antara supplier satu dengan yang lainnya dan membebankan supplier untuk memenuhi permintaan pembeli. Supplier secara agresif bersaing satu sama lainnya. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang dapat digunakan dengan strategi ini, hubungan jangka panjang bukan merupakan tujuan. Pendekatan ini membebankan tanggung jawab pada supplier agar mempertahankan teknologi, keahlian, dan kemampuan ramalan yang diperlukan ditambah dengan biaya, kualitas, dan kemampuan pengiriman. 2. Beberapa Supplier Strategi dimana terdapat beberapa supplier yang mengimplikasikan bahwa bukannya mencari atribut-atribut jangka pendek, pembeli lebih baik membentuk hubungan jangka panjang yang baik dengan supplier. Penggunaan hanya beberapa supplier dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan supplier mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. 3. Integrasi Vertikal Pembelian dapat diperluas menjadi bentuk integrasi vertikal. Integrasi vertikal, artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli supplier atau Universitas Sumatera Utara distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi ke belakang atau ke depan. Integrasi vertikal dapat menawarkan peluang-peluang strategis bagi para manajer operasi. Untuk perusahaan-perusahaan yang analisis internalnya menampakkan bahwa mereka mempunyai modal, kemampuan manajemen, dan permintaan yang ada, integrasi vertikal dapat memberikan kesempatan- kesempatan substansial dalam mengurangi biaya. Keuntungan-keuntungan lainnya dalam pengurangan persediaan dan penjadwalan persediaan dapat diperoleh perusahaan yang mengelola integrasi vertikal atau hubungan yang erat dan saling menguntungkan dengan supplier. Integrasi vertikal dapat menghasilkan pengurangan biaya, peningkatan kualitas, dan pengiriman yang tepat waktu. Tambahan pula, integrasi vertikal terlihat baik bila pangsa pasar organisasi besar atau bila keahlian menajemennya dapat mengoperasikan penjual yang diakuisisi. 4. Jaringan Keiretsu Banyak perusahaan manufaktur yang menemukan jalan tengah antara membeli dari sedikit supplier dan integrasi vertikal. Perusahaan-perusahaan manufaktur seringkali mendukung supplier secara finansial lewat kepemilikan atau pinjaman. Supplier kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang dikenal dengan sebutan keiretsu. Anggota keiretsu dipastikan akan mempunyai hubungan jangka panjang dan oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian teknis, dan mutu produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota Universitas Sumatera Utara keiretsu dapat juga beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari supplier- supplier yang lebih kecil. 5. Perusahaan Maya Virtual Perusahaan maya mengandalkan berbagai hubungan supplier untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya batasan organisasinya tidak tetap dan bergerak sehingga mereka bisa menciptakan perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang berubah- ubah. Hubungan yang ada dapat berjangka pendek ataupun berjangka panjang, mitra sejati atau hanya pemberi kolaborasi, dan supplier atau subkontraktor yang mampu. Keuntungan bentuk perusahaannya mencakup keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang rendah, fleksibilitas, dan kecepatan yang tujuannya adalah adalah keefisiensian.

3.1.2. Manajemen Hubungan dengan Supplier

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Stabilitas Efisiensi pada Data Envelopment Analysis dangan Variasi Lokal

0 46 52

Peningkatan Kualitas Produk Karet Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Taguchi di Pabrik Industri Karet PTPN III Kebun Sei Silau, Asahan

15 128 201

Evaluasi Kinerja Lingkungan Stokastik Menggunakan Data Envelopment Analisys

0 67 41

Penerapan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Effisiensi Kinerja Perbankan Di Indonesia

1 23 75

Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

5 76 172

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

TUGAS AKHIR PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 1 11

PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 4 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

0 0 27