Pembuatan Model DEA Supplier Pulp Serat Panjang

Tabel 5.16. Hasil Penentuan Bobot Agregasi Supplier Pulp Serat Panjang Kriteria Supplier Normalisasi Bobot Kinerja Bobot Agregasi Pemenuhan Jumlah Pesanan NBKP Caribo – Canada 0,075604178 55,5556 4,200232111 NBKP Harmac – Canada 0,119638122 72,2222 8,640531033 Fax Pulp – Afrika Selatan 0,133836387 75 10,03772903 Abaca Pulp – Filipina 0,149886676 86,0759 12,90163793 Baycel Eucalyptus Kraft Pulp – Afrika Selatan 0,149886676 80,5556 12,07420446 Eldorado Pulp - Brazil 0,185573980 100 18,557398 Suzano Pulp - Eropa 0,185573980 100 18,557398 Harga NBKP Caribo – Canada 0,142857143 4,1551 0,593592028 NBKP Harmac – Canada 0,142857143 10,8048 1,543540801 Fax Pulp – Afrika Selatan 0,142857143 4,9993 0,71417999 Abaca Pulp – Filipina 0,142857143 14,1596 2,022798425 Baycel Eucalyptus Kraft Pulp – Afrika Selatan 0,142857143 12,0704 1,724339033 Eldorado Pulp - Brazil 0,142857143 26,2526 3,750372752 Suzano Pulp - Eropa 0,142857143 27,5582 3,936891270 Waktu Pemenuhan Due date NBKP Caribo – Canada 0,070412015 33,3333 2,3807996 NBKP Harmac – Canada 0,098221412 41,6667 4,151377792 Fax Pulp – Afrika Selatan 0,131138472 58,3333 7,759687542 Abaca Pulp – Filipina 0,146701561 75 11,1607485 Baycel Eucalyptus Kraft Pulp – Afrika Selatan 0,146701561 75 11,1607485 Eldorado Pulp - Brazil 0,203412489 100 20,6335967 Suzano Pulp - Eropa 0,203412489 100 20,6335967 Sumber: Hasil Pengolahan Data

b. Pembuatan Model DEA Supplier Pulp Serat Panjang

Decision Making Unit DMU merupakan unit pengambilan keputusan yang dianggap sebagai entitas yang bertanggung jawab untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan kinerja yang harus dievaluasi. DMU untuk setiap supplier pulp serat panjang sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. DMU 1 = NBKP Caribo – Canada 2. DMU 2 = NBKP Harmac – Canada 3. DMU 3 = Fax Pulp – Afrika Selatan 4. DMU 3 = Abaca Pulp – Filipina 5. DMU 5 = Baycel Eucalyptus Kraft Pulp – Afrika Selatan 6. DMU 6 = Eldorado Pulp - Brazil 7. DMU 7 = Suzano Pulp - Eropa Bentuk program linear dari model CCR Charnes, Cooper dan Rhodes, 1978. Adapun fungsi tujuan dari model CCR yaitu: ��� � = � 1 � 1 + ⋯ + � � � �� Keterangan: � � : Nilai output pada pengukuran output ke-s r=1,…,s untuk DMU ke-s s=1,….,n � � : Bobot output per-unit pada pengukuran output ke-m m=1,…,m � : Nilai yang dioptimalkan sebagai indikator efisiensi relatif Data yang digunakan untuk pengolahan data DEA adalah data yang ada pada Tabel 5.14. Nilai max diperoleh dari nilai kinerja pemenuhan jumlah pesanan, dan pemenuhan due date pada setiap supplier. Sebagai contoh variabel fungsi tujuan untuk DMU 1 Bobot agregasi pemenuhan jumlah pesanan : 4,2002321 Bobot agregasi pemenuhan waktu due date : 2,3807996 Universitas Sumatera Utara Sehingga fungsi tujuan dinyatakan dalam rasio pada DMU 1 dinyatakan dalam rasio menjadi, Max 4.200232111Y1 + 2.3807996Y2 Software LINDO menggunakan tanda titik sebagai pemisah bilangan desimal sehingga pada input di software LINDO tanda koma diganti menjadi tanda titik. Adapun fungsi kendala pertama dari model charnes, cooper and Rhodes CCR dengan asumsi Constant Return To Scale CRS yaitu: ������� �� � 1 � 1 � + ⋯ + � � � �� = 1 Keterangan V m : Nilai input pada pengukuran input ke i i= 1,….m untuk DMU ke-k k=1,…..m X m : Bobot input per-unit pada pengukuran input ke-m m=1,,,m untuk DMU ke-m m=1,…..m Fungsi kendala yang dihadapi adalah biaya. Pada DMU 1 supplier pulp serat panjang, biaya yang digunakan adalah bobot agregasi biaya pada DMU 1. Model yang digunakan adalah CCR sehingga DMU1 juga akan dibandingkan terhadap DMU1 dan DMU lain dengan fungsi kendala biaya dari DMU 1. Sebagai contoh data yang digunakan untuk fungsi kendala pada DMU 1 supplier pulp serat panjang dapat dilihat pada Tabel 5.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Data yang Digunakan untuk Fungsi Kendala pada DMU 1 Supplier Pulp Serat Panjang DMU Bobot Agregasi Pemenuhan Jumlah Pesanan Bobot Agregasi Pemenuhan Due Date 1 4.200232111 2.380799600 2 8.640531033 4.151377792 3 10.037729025 7.759687542 4 12.901637934 11.160748500 5 12.074204456 11.160748500 6 18.557398000 20.633596700 7 18.557398000 20.633596700 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sehingga fungsi kendala pertama dinyatakan dalam rasio pada DMU 1 dinyatakan dalam rasio menjadi: Bentuk program linear dinyatakan dalam rasio dari DMU1 supplier pulp serat panjang dinyatakan sebagai berikut: Max 4.200232111 Y1 + 2.380799600 Y2 subject to 0.596075925 X1=1 4.200232111 Y1 + 2.380799600 Y2 - 0.596075925 X1 =0 8.640531033 Y1 + 4.151377792 Y2 - 0.596075925 X1 =0 10.037729025 Y1 + 7.759687542 Y2 - 0.596075925 X1 =0 12.901637934 Y1 + 11.160748500 Y2 - 0.596075925 X1 =0 12.074204456 Y1 + 11.160748500 Y2 - 0.596075925 X1 =0 18.557398000 Y1 + 20.633596700 Y2 - 0.596075925 X1 =0 18.557398000 Y1 + 20.633596700 Y2 - 0.596075925 X1 =0 X=0 Y=0 END Hasil formulasi data di atas dihitung berdasarkan masing-masing fungsi tujuan dan fungsi kendalanya dengan menggunakan software LINDO Linier Interactive Discrete Optimizer untuk menentukan supplier yang terbaik. Universitas Sumatera Utara Adapun tahapnya yaitu : 1. Formulasi dari fungsi tujuan dan kendala dimasukkan ke dalam program. Formulasi data input dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3. Input Data pada Software LINDO 2. Kemudian diambil tahap solution atau tanda merah bulat dengan tanda panah, maka akan muncul status optimasi seperti yang terlihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Optimizer Output dalam Software LINDO Universitas Sumatera Utara 3. Setelah itu ditekan tanda close pada Optimizer Status yang menandakan status optimasi telah tercapai. Hasil optimasi yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5. Hasil Akhir dari Software LINDO Universitas Sumatera Utara Hasil penyelesaian dengan DEA dapat dilihat pada output software LINDO untuk DMU 1 supplier pulp serat panjang dapat dilihat pada Lampiran 2. Cara yang sama juga dilakukan untuk menghitung nilai efisiensi relatif DMU. Hasil penghitungan menggunakan software LINDO untuk masing-masing DMU dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai evaluasi relatif DMU1 supplier pulp serat panjang adalah 0.9979104. Hasil kinerja relatif untuk seluruh supplier pulp serat panjang yang diperoleh dari software LINDO dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Relatif Supplier Pulp Serat Panjang DMU Supplier Kinerja Relatif 1 NBKP Caribo – Canada 0.2263373 2 NBKP Harmac – Canada 0.4656111 3 Fax Pulp – Afrika Selatan 0.5409018 4 Abaca Pulp – Filipina 0.6952288 5 Baycel Eucalyptus Kraft Pulp – Afrika Selatan 0.6506410 6 Eldorado Pulp - Brazil 1.000000 7 Suzano Pulp - Eropa 1.000000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 5.16. menunjukkan bahwa ada dua DMU yang efisien, yaitu DMU 6, dan DMU 7. Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian kembali untuk memperoleh supplier yang terbaik. Pengujian dilakukan menggunakan pengembangan model CCR yaitu model Super Efficiency L. M. Seiford dan J. Zhu, 1999 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara ∅ ����� ∗ = max ∅ ����� �. �. � � � � �� ≥ � � =1, � ≠0 ∅ ����� � �0 , r = 1, …, s, � � � � �� ≤ � � =1, � ≠0 � �0 , � = 1, … , �, ∅ ����� , � � � ≠ 0 ≥ 0. Cara penghitungan model ini hampir sama dengan penghitungan model CCR, tetapi pada penggunaan fungsi tujuan DMU yang dihitung tidak dijadikan sebagai batasan. Bentuk linear programming untuk DMU6 sebagai berikut: Max 18.557398000 Y1+ 20.633596700 Y2 subject to 3.706287426 X1=1 18.557398000 Y1+ 19.196380300 Y2 -3.706287426 X1 =0 X=0 Y=0 END Hasil penyelesaian dengan DEA dapat dilihat pada Lampiran 3. Cara yang sama juga dilakukan untuk menghitung nilai kinerja relatif untuk DMU 7. Nilai super efisiensi kedua supplier supplier dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Hasil Perhitungan Super Efisiensi Supplier Pulp serat Panjang dengan Software Lindo DMU Supplier Kinerja Relatif 6 Eldorado Pulp – Brazil 1.000076 7 Suzano Pulp – Eropa 1.000000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.3. Pengolahan Data Supplier Pulp Serat Pendek

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Stabilitas Efisiensi pada Data Envelopment Analysis dangan Variasi Lokal

0 46 52

Peningkatan Kualitas Produk Karet Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Taguchi di Pabrik Industri Karet PTPN III Kebun Sei Silau, Asahan

15 128 201

Evaluasi Kinerja Lingkungan Stokastik Menggunakan Data Envelopment Analisys

0 67 41

Penerapan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Effisiensi Kinerja Perbankan Di Indonesia

1 23 75

Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

5 76 172

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

TUGAS AKHIR PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 1 11

PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT PENGUKURAN EFISIENSI TERHADAP SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus di PT. Macanan Jaya Cemerlang Di Klaten).

0 4 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

0 0 27